11. [END] A New Job

159 21 1
                                    

Hari yang biasa, aku hanya menghabiskan waktuku di depan laptop dan tetap mengerjakan tugas sebagai translator bayaran. Mengingat beberapa bulan kemarin perusahaan yang aku datangi untuk wawancara pekerjaan, ternyata tidak memilihku.

Punggungku terasa sakit setelah duduk selama semalaman demi mengejar deadline hari ini.

Aku putuskan untuk berjalan jalan di kamar untuk meregangkan otot. Dan aku teringat sesuatu.

"oh iya mau bersihin kamar Xiao Zhai dulu"

Aku membuka pintu kamarnya dan mengemas semua barang barang yang tersisa di sana. Karena dia dipastikan akan pindah apartment untuk mempermudah pekerjaannya. Ya, dia sekarang sedang fokus terhadap pekerjaannya apalagi setelah dia memenangkan audisi itu.

Aku mengirimkan pesan melalui wechat ke Xiao Zhai.

me : barang barang lo di apart, udah gue kemas semua. bakal gue bawa ke waji, gue bakal titipin ke satpamnya ya

Aku menarik koper hitam besar itu dan memindahkannya ke kamarku terlebih dahulu. Karena sepertinya aku mau ke waji saat malam hari.

Sepertinya dia sangat sibuk, tidak ada balasan dari pesanku tadi. Aku memakluminya, karena menjadi artis bukanlah hal yang mudah.

---

Pukul 7 malam, aku membawa koper hitam besar ini keluar kamar. Karena merasa sangat kesusahan membawanya jadi aku memilih untuk memanggil taksi untuk menuju waji yang jaraknya lumayan jauh dari apartmentku.

Aku membuka kembali wechat untuk melihat apakah Xiao Zhai membalas pesanku, ternyata tidak.

kringgg kringgg

Panggilan Masuk

Zhai Xiaowen

Aku menekan tombol hijau dan meletakkan hp di telingaku agar suaranya jelas.

"halo?"

"halo, lo dimana?"

"di jalan, napa?"

"lo udah bawa barang gue enggak?"

"ini gue lagi dijalan ke waji"

"oh pas banget, nanti lo masuk bilang ada janji sama gue ya"

"gak ah, gak mau deket deket artis entar dikira dating"

"udah lo masuk aja sih"

"galak amat, yaudah bentar lagi gue sampe kok"

"oke"

Aku mematikan panggilan itu dan meletakkan hp ke dalam saku.

Sesampainya di waji, aku menemui resepsionis.

"Selamat malam ada yang bisa kami bantu?"

"umm ini, saya ada janji sama Zhai Xiaowen"

"baik. dengan atas nama siapa?"

"(y/n)"

"sebentar ya, saya panggilkan dulu"

Setelah pemanggilan via telepon, Xiao Zhai muncul dari suatu ruangan dengan keringat yang memenuhi wajahnya. Bisa kutebak dia sedang latihan.

"nih" aku memberikan kopernya

"oh iya ikut gue dulu"

"kemana?"

Dia tak menjawab, tapi aku tetap mengikutinya. Sampai akhirnya aku sampai di ruang yang tampak besar dan mewah.

Kami memasuki ruangan itu dan terdapat dua orang wanita yang melihatku ketika aku dan Xiao Zhai masuk.

"bos, ini orang yang aku maksud" Zhai Xiaowen menunjuk diriku

Wanita berambut sebahu ini memperhatikanku dengan teliti.

"kamu pernah ngurus Xiaowen?"

"iya pernah"

"mampus jangan jangan ada jejak kamera nangkep gue sama Xiao Zhai dulu ya trus di buat rumor aneh aneh, makanya dia bawa gue ke bosnya" aku bergelut dengan diriku sendiri di dalam hati

"oh iya sebelumnya kenalin, saya bos dari waji dan ini direktur utama atas artis kami. kebetulan kami sedang membahas hal yang sedang terjadi ini"

"mohon maaf, apa saya ada salah yang memperlibatkan Zhai Xiaowen?" tanyaku dengan gugup

"enggak. Jadi gini, kemarin asisten Zhai Xiaowen mengundurkan diri dengan alasan tidak mampu menjadi asistennya dia. Saya sebenarnya sudah bingung juga, ini sudah ketiga kalinya asisten dia mengundurkan diri. Jadi saya menyuruh dia untuk memberikan saran atas asistennya. Kebetulan dia tadi usul kalau dia punya tetangga apartmentnya yang beberapa tahun ini sering bareng dan sering ngebantu dia dalam urusan apapun. Makanya saya menyuruh kamu untuk kesini"

"asisten?" aku memastikan

"iya, jadi saya akan coba dulu selama satu bulan asal kamu bisa profesional dan tekun maka kamu saya tetapkan jadi asistennya"

---

Setelah perbincangan malam itu, aku menerima tawaran tersebut dan menjalankan pekerjaan sebagai asisten artis yang dulunya tetangga apartmentku. Walau begitu aku tetap bersikap profesional atas segala tugas dan kadang juga bisa membuat mood dia tetap senang walaupun lelah menjalani syuting ini itu.

 Walau begitu aku tetap bersikap profesional atas segala tugas dan kadang juga bisa membuat mood dia tetap senang walaupun lelah menjalani syuting ini itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku juga merangkap sebagai make up artist dia, karena terkadang ada sebagian make up artist yang hasilnya tidak sesuai dengan karakter Xiao Zhai.

Aku juga merangkap sebagai make up artist dia, karena terkadang ada sebagian make up artist yang hasilnya tidak sesuai dengan karakter Xiao Zhai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau ditanya, apakah dia tetap seperti dulu? Iya. Dia tetap saja nakal, tetap pemalas. Dia tetaplah dia yang dulu tak pernah berubah. Dan dia tetap menganggapku sebagai teman walaupun derajat dia lebih tinggi daripadaku. Aku sangat senang bisa bekerja sama dengan dia. Karena sudah saling mengerti satu sama lain.

The Boy Next Door (Zhai Xiaowen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang