kringgg kringgg
Suara alarm yang amat keras membuat aku terbangun dari tidur. Aku segera mengambil hpku dan mematikan alarm tersebut dan kembali menarik selimut.
"sekarang hari...ohh kamis" gumamku dalam hati
"HUAAA KAMISS" aku langsung terbangun dan melompat dari kasur menuju kamar mandi.
Hari ini adalah hari aku wawancara atas lamaran pekerjaan di suatu perusahaan televisi sebagai translator. Semoga dewi fortuna berpihak padaku.
Setelah berpakaian rapi dan mengoles sedikit make up di wajahku, aku turun dari kamar memanggil taksi untuk menuju ke sana.
Aku menggosokkan kedua tanganku untuk menghilangkan rasa dingin akibat terlalu gugup, ditambah lagi dengan ruangan AC disini yang dingin. Sampai akhirnya namaku dipanggil dan masuk ke ruangan yang bahkan lebih dingin dari ruang tunggu tadi.
Setelah keluar dari wawancara, aku bernafas lega sambil mengelus dada untuk menenangkan detak jantung yang masih berdetak cukup cepat.
Karena masih harus menunggu kabar sekitar tiga hari melalui email, aku kembali menuju apartment dengan jalan kaki, sekaligus penghematan uang.
Aku tidak melihat adanya tanda tanda kamar sebelahku terbuka, pertanda sepertinya dia masih tidur. Dan aku masuk ke kamar mengambil novel random untuk dibaca.
Suara pintu kamar terbuka menandakan ada seseorang masuk, tidak lain tidak bukan Zhai Xiaowen.
"ASTAGA" aku sedikit terkejut ketika dia berbalik
Dengan wajahnya yang masih terlihat ngantuk dia berjalan menuju sofa.
"lo udah kayak hibernasi aja berapa jam ampe lo tidur"
Dia hanya menggeleng kepalanya dengan masih setengah sadar. Seperti itu lah dia, kadang dia insomnia banget kalau ada pikiran yang menjanggal di kepalanya, tapi kadang juga bisa berhibernasi kalau dia benar benar lelah. Bisa bisa dia tidur 17 - 23 jam.
Dia membuka matanya "lo ada makanan gak?"
"ada tuh roti sisa tadi gue sarapan di meja makan"
Dia berjalan mengambil roti itu dan memakannya.
"lo ngapain pake sheetmask jam sekarang?" tanyaku, karena waktu paling bagus untuk pakai sheetmask itu malam hari
"tadi gue bangun kulit kering banget"
"oiya lo juga harus jaga kulit, kan lo mau audisi"
"AH IYA, tadi gue kan pas bangun nyari sheetmask di meja..gak sengaja nyenggol skincare"
"jatoh?" tanyaku
Dia mengangguk
"pecah"
Dia kembali mengangguk
"wen.. itu kan ada skincare gue"
"iya makanya itu gue bilang"
"udah lo beresin?"
Dia menggeleng
Mendengar itu aku bangun dan menuju kamarnya diikuti dengan dia di belakangku.
"ASTAGAA SK II GUAAA" aku mengumpulkan pecahan itu dan meletakkannya ke dalam plastik untuk dibuang
"mana masih sisa banyak lagi"
"yaudah beli lagi" jawabnya santai
"lancar banget lo ngomong""ya mo gimana lagi, lo mau pake yang di lantai ini?"
"ckk sayang banget" aku berdecak kesal
"gak cuma gue yang cakep, lantai kamar gue glow up juga nih kena skincare"
"diem lo ah" aku kembali ke kamar
"ehh lo kalo beli gue nitip dong" dia memegangi pundakku sambil membujukku
"iyaa iyaa" aku menyetujuinya dengan paksa
"yeayyy sekalian sama sheetmask se box"
Aku menatapnya sinis.
Dia tetap memohon dengan membentuk muka yang imut. Dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Next Door (Zhai Xiaowen)
FanficR1SE Halu Series #6 Zhai Xiaowen as Zhai Xiaowen / Xiao Zhai (y/n) as you . Banyak dari temanku, bahkan orang lain mengira kalau aku adalah pacar tetanggaku yang tampan ini. TIDAK. Aku tekankan sekali lagi; dia mencintai dirinya sendiri, tidak ada...