"whoaaaammm"
Aku sudah bangun dari tidur nyenyakku semalam. Segera aku langsung mandi dengan air yang sangat dingin. Dan aku sudah terbiasa dengan itu.
Setelah selesai mandi aku menuju dapur dan mengoleskan selai coklat ke roti tawar untuk untuk aku makan sebagai sarapan. Tak lupa aku juga membuatkan untuk mama dan Xiao Zhai.
"ehhh mo taruh dimana" aku menghentikan tangan Xiao Zhai yang meletakkan baju cuciannya di mesin cuci
"kan bener taruh disini buat cuci"
"tuh taruh di ember disana"
"ini yang merah?" tanyanya
Aku mengangguk dan dia meletakkan baju cuciannya di dalam ember itu. Aku melanjutkan makan dua lembar roti sambil menunggu Xiao Zhai selesai mandi.
"gila airnya dingin banget" seru dia saat keluar dari kamar mandi
"enak tapi kan seger"
Xiao Zhai menghampiri meja makan dan mengambil satu lembar roti selai coklat itu.
"eh hari ini di rumah aja?" tanyanya
"ya tentu tidak dong...gue tunggu diluar mau ngambil sepeda dulu"
"sepeda?? wah seru nih"
"eh iya ember merah tadi bawain sekalian"
---
"woohh ganteng bangett"
"liat liat tu cowo ganteng bangett"
"ehh warga baru ya apa pindahan"
"wanginya bahkan kecium sampe sini"
Begitulah respon warga disekitar desaku saat melihat Xiao Zhai. Begitu ramai orang orang keluar hanya untuk melihat dia yang bersepeda. Dan hal itu juga membuat Xiao Zhai semakin meningkat tingkat percaya dirinya.
"gue gak salah gue emang ganteng sih, semua orang mengakuinya" dia berbicara pada dirinya sendiri
"eh ini mau kemana?"
"ikut aja" jawabku sambil terus mengayuh sepeda
Sesampainya di sungai aku langsung menurunkan ember merah tadi dari keranjang
"mau renang disini?"
"ya enggak lah"
"terus?"
"nyuci baju"
Dia terdiam menganga dan hanya memperhatikan aku yang mulai mencuci baju.
"sini turun ngapain bengong"
Dia akhirnya turun dan dengan membawa tongkat kayu kecil yang dia ambil dari jalan.
"ngapain lo bawa kayu?" tanyaku
"takut ada ular atau buaya yang macem macem kan gue bisa pukul"
"yah gakira mempan kali"
Wajahnya semakin mengerut.
"dah gak kira ada apa apa sih, gue yang bakal lawan kalo ada ular"
"awas ya janji"
"iyaaa yaudah nih cuci baju lo sendiri"
Dengan raut muka yang tampak terpaksa dia mengambil baju dan mulai membasahi dengan air sungai.
"ini gimana?" tanyanya
"kucek kucek gini nih" aku memperagakan caranya
"terus?"
"kok gak lo kasih sabun?"
"oh pake sabun ya"
"gak, pake tanah"
Dia menoleh ke belakang "tanah yang ini?"
"gak wen, itu lo kan ada sabun di embernya"
Perlahan tapi pasti, dia sudah bisa mencuci bajunya sendiri apalagi di sungai. Walau sangat kaku setidaknya dia mau belajar rajin.
"ini udah gimana?"
"ini cuci dulu embernya trus kalo udah, diperes taruh sini"
Xiao Zhai melakukan apa yang aku suruh.
"aduhh" dia berdiri dan memegang punggungnya yang sepertinya sakit karena tidak biasa jongkok.
"eh ini kok cuciannya cuma dikit, eh punya gue semua punya lo mana?"
"kurang banyak nyucinya?"
"enggak enggak"
"iya kan gue sengaja biar lo nyuci disini, biar gak males"
"terus cucian lo?"
"lo gak liat tadi di rumah ada mesin cuci?"
"lo...lo.. kurang ajar emang yaa sini lo" dengan cepat aku langsung melarikan diri dan tertangkap juga, pada akhirnya dia hanya menggelitikiku.
Setelah bercanda dan saling menggelitiki, kami memutuskan untuk kembali ke rumah karena masih harus menjemur baju Xiao Zhai ini.
"pengen gue bawa pulang sepedanya" ujarnya
"eh jangan lah bukan punya gue"
"yahh padahal kan enak kalo ada sepeda bisa jalan jalan terus"
"ntar sore jalan jalan lagi gimana?" tawarku
"asal gak nyuci baju lagi"
"enggak enggak bukan nyuci baju"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Next Door (Zhai Xiaowen)
FanficR1SE Halu Series #6 Zhai Xiaowen as Zhai Xiaowen / Xiao Zhai (y/n) as you . Banyak dari temanku, bahkan orang lain mengira kalau aku adalah pacar tetanggaku yang tampan ini. TIDAK. Aku tekankan sekali lagi; dia mencintai dirinya sendiri, tidak ada...