Target ⚔_8

1.1K 177 73
                                    

Mentari memang tak pernah mengecewakan di saat pagi. Melenyapkan embun dengan cahayanya. Siapapun akan terpesona dan sibuk menikmati karya Tuhan yang singkat itu.

Kecuali manusia satu ini. Taehyung selalu mengawali pagi dengan sunyi dikamar gelap. Hanya nafas dan suara jarum jam yang terdengar. Ia suka pagi seperti ini, dimana fikirkannya tenang saat memejamkan mata dan memutar kembali kenangan indah yang ia punya bersama kedua orang tuanya. Keluarga yang masih bahagia dan utuh. Di kamar ini, semua nampak jelas disini. Tempat Taehyung kecil bermain dengan sang ayah, dan ibunya yang menggendong Jungkook. Bingar bahagia tak pernah luntur diwajahnya yang menawan sejak kecil. Ia dan Jungkook dikaruniai wajah tampan yang menurun dari ayah dan ibunya. Bisa dikatakan orangtua mereka adalah pasangan sempurna.

Senyum Taehyung merekah. Bukan smirk, tapi benar-benar tulus. Senyum bahagia, rindu, sedih menjadi satu. Hanya moment seperti inilah senyum itu muncul. Yang sayangnya hanya dapat disaksikan oleh dirinya sendiri.

Waktu telah menunjukkan pukul enam pagi dan Taehyung masih merenung. Hari ini memang libur kerja di kantornya. Tapi Taehyung bukanlah tipe orang yang akan bermalas-malasan saat hari libur bekerja. Bahkan dia akan lebih produktif dan aktif membentuk ototnya bersama Jungkook. Aktivitas selama bertahun-tahun itu terbukti dengan tubuh mereka yang kekar dan berotot.

-

Banyak pohon besar dan medan yang sulit dengan bebatuan licin tidak menyurutkan tiga wanita itu untuk berlari menyusuri hutan lebat di dekat tempat tinggal mereka. Dengan lincah mereka melewati batang pohon disana sini dan melompat melewati batu-batu yang telah berlumut.

"Wolfy! Goofy! Pelan-pelan saja! ".  Dua anjing itu masih asik berlari dengan riang dan tidak mengindahkan ucapan Mina. Dua makhluk kecil itu seakan tidak memiliki rasa lelah sama sekali, sedangkan Mina dan kedua kakaknya sudah mandi keringat.

" Hahh.. Aku lelah. Kita istirahat dulu disini". Sontak mereka menghentikan langkahnya dan mengambil kesempatan untuk mengatur nafas. Jisoo menyeka keringat dikepalanya.

"Tapi wolfy goofy ku sudah jauh".
Mina menajamkan matanya tapi masih tidak bisa menemukan kedua anjing itu.

" Tenang saja, mereka sering kesini, jadi pasti ingat jalan pulang. Kita istirahat dulu sampai mereka kembali ". Akhirnya Mina mengangguk setuju. Mereka duduk diatas batu besar dibawah naungan pohon lebat. Mereka menenggak air minumnya rakus.

Ketiga saudara tiri itu memang selalu melakukan lari pagi didalam hutan jika Jisoo dan Jieun menginap. Terlebih lagi dengan adanya dua anjing Mina yang menambah semangat mereka. Tak jarang mereka juga melakukan latian bela diri bersama setelahnya. Memang sejak kecil mereka selalu berambisi untuk menjadi wanita tangguh dan mandiri. Tanpa orangtua dan tidak bergantung dengan orang lain.

"Kenapa mereka lama sekali? ". Mina menggerutu. Ia tampak sangat khawatir . Jisoo dan Jieun saling memandang dan tersenyum penuh arti.

"Mina, mereka akan kembali. Kita tunggu saja". Jieun menggenggam tangan Mina berusaha menenangkan kegelisahannya.

Seperti itulah Mina, dia akan selalu merasa khawatir berlebihan terhadap hal yang ia sayangi. Jika dia merasa kehilangan atau ditinggalkan, maka emosi akan sepenuhnya menguasai gadis itu. Apapun dia lakukan untuk bisa menemukannya lagi, atau bahkan bisa saja bunuh diri.

Mina langsung berdiri saat mendengar gonggongan lirih dari balik semak. Ia berlari mencari suara itu, takut jika terjadi sesuatu dengan anjingnya. Jisoo sontak ingin mengejar Mina, tapi tangannya lebih dulu ditarik oleh Jieun.

"Biarkan dia merasakan yang ingin dia rasakan ". Jisoo menghela nafas pasrah.

Mina tersenyum gembira saat kedua anjing itu menubruk tubuhnya sampai terduduk. Mereka melepas rindu seakan tidak bertemu selama bertahun-tahun.

TARGET ⚔ - KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang