Target⚔_3

1K 181 50
                                    

'Tiinnnn!! Tiinnn!!!....

"JISOO!! CEPATLAH! Aishhh.. Akan ku botaki kepalanya jika aku sampai terlambat". Tak henti - hentinya wanita berambut panjang itu membunyikan klakson mobil sambil berteriak - teriak kesal, pasalnya sudah hampir setengah jam ia menunggu Jisoo bersiap - siap.

Jisoo berlari kecil dan memasuki mobil dengan tergesa - gesa, takut amukan kakaknya akan meruntuhkan rumah.

"Sampai aku terlambat ke kantor, ku kuliti wajah jelek mu itu!" Baru saja kakinya menapaki alas mobil, teling Jisoo ditusuk teriakan oleh kakak nya, sedangkan Jisoo hanya cengar cengir kuda dengan sandwich yang masih di apit mulutnya.

"Eonnie seperti nenek-nenek kau tau?! " Park Jieun, kakak tiri Jisoo itu bahkan terus saja mengomel saat menginjak pedal gas mobilnya.

"Sudahlah eonnie..lubang telingaku ini kecil suaramu cuma 40% yang bisa kudengar, jadi percuma saja marah - marah"  Park Jieun hanya memutar bola matanya malas sambil menirukan ucapan Jisoo dengan di buat - buat.

"Aku akan di pecat jika terlambat 5 detik saja! Bahkan tanpa pesangon! Kau tau! " Jisoo hanya acuh dan lebih memilih menikmati sarapannya sampai habis sambil sesekali merapikan rambutnya.
Jisoo ingin terlihat rapi dan cantik  kali ini karena hari ini ia akan melamar pekerjaan di kantor tempat Jieun bekerja, dan itulah akar dari kekesalan kakaknya itu. Bayangkan saja, Jisoo menghabiskan 20 menit hanya untuk memilih baju yang akan di pakaiannya.

Di tengah - tengah curahan emosinya, Jieun menyipitkan matanya meneliti mobil Bugatti LVN yang ada di belakangnya dari kaca spion, lalu ia membelalakkan mata bulatnya.

"SHIT! MATI AKU!" Jisoo tersentak kaget oleh umpatan keras sang kakak yang tiba - tiba. Belum sempat ia bertanya tapi kekagetannya semakin menjadi kala Jieun menancapkan pedal gasnya dan melewati mobil lain dengan ugal - ugalan. Sesekali klaksonnya di tekan keras saat ada kendaraan yang menghalangi. Bolak - balik matanya melirik kaca spion untuk memastikan mobil Bugatti tadi tertinggal jauh di belakangnya.

"Eonnie! Ada apa denganmu! Semarah itukah kau denganku?! Aku masih belum menikah eonnie! Hentikan tolong, aku mual" Jieun sama sekali tak mengindahkan teriakan adiknya , bahkan ia semakin memperdalam gasnya.

'Ciiiitttt...

"YAK! EONNIE! APA KAU GILA! AISSHHH" Jisoo menggeram kesal sambil mengelus - ngelus dadanya yang naik turun menahan takut. Jika tidak ada seftbelt yang menahan tubuhnya mungkin kepala Jisoo sudah berdarah saat ini. Pasalnya mobilnya berhenti mendadak dan hampir menabrak mobil mahal di depannya yang sudah terpakir rapi kalau Jieun tidak cepat - cepat membanting setirnya. Entah kerasukan apa kakaknya ini, pikirnya.

"Diamlah dan cepat turun kalau kau tak mau kakakmu ini miskin! " Buru - buru Jisoo turun dari mobil dan menyusul Jieun yang berjalan mendahuluinya tanpa peduli adiknya yang terus memanggilnya.

"Apa - apa in sih orang ini" Gerutu Jisoo yang masih dengan langkah terburu - buru sambil merapikan baju dan rambutnya. Inilah yang membuat Jisoo lebih baik mencari kerja sendiri daripada meminta bantuan pada kakaknya ini. Kalau tidak karena kemarin gagal mendapatkan pekerjaan, sudah pasti sekarang Jisoo dengan nyaman menikmati hari menenangkan tanpa kekesalan.

"Tunggu disini, aku akan bicara dengan manager Yon" Titah Jieun sambil menunjuk sebuah ruangan yang bertuliskan 'Ruang Tunggu diatas pintu kaca dengan dagunya lalu meninggalkan Jisoo yang masih cengoh.

Jisoo langsung duduk di atas sofa empuk yang luas setelah masuk kedalam ruangan ber AC itu. Ia mengedarkan pandangannya menyapu setiap sudut ruangan. Mewah, yang ada di benaknya. Bagaimana mewahnya ruangan bossnya jika ruang tunggu saja sudah seperti ini?.

TARGET ⚔ - KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang