ARK-SETTE

111 15 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAU YAKIN DENGAN dia, Jay?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAU YAKIN DENGAN dia, Jay?"

Jaymes tersenyum di balik cerutu, melupakan fakta bahwa sekarang bukan waktunya untuk cengengesan. "Aku tahu apa yang kulakukan, Soren. Jangan khawatir."

Aku bukannya mengkhawatirkan diri Jaymes. Aku percaya pada Jaymes, tapi akankah Clearesta mampu mengemban tanggung jawab yang kami berikan tanpa ada masalah yang menyertai? Aku menggigit bibir, tak sanggup memikirkan kekacauan yang bisa disebabkan oleh pilihan yang salah. "Aku tak ingin menyingkirkan satu lagi anak buangan yang rekan-rekannya akan menggigit balik diriku."

"Aku takkan keberatan menyingkirkan sisanya kalau kau mau, Soren," kekeh Midas dari balik kemudi. Berleyeh-leyeh menikmati keleluasaan untuk menyetir. Sebelum aku sempat menyemburkan balasan yang cerdas, Midas melanjutkan dengan serius. "Tapi gadis ini sesuatu, aku hampir mempercayainya. Dia lumayan menarik juga, maksudku lihat bagaimana cara dia menatap kita bertiga. Dan," Midas nyengir, "dengan sedikit perubahan di sana-sini dia akan terlihat jauh lebih menawan dibanding kau, Soren."

Jari-jariku berkedut, merasa dongkol karena dibanding-bandingkan dengan Engine busuk itu.

Midas mengabaikan pelototanku--selalu begitu--dia malah mengembuskan napas keras-keras, suaranya gemetar oleh keinginan terpendam. "Aku sendiri sudah bosan dengan pekerjaan tanpa aksi. Bagaimana menurutmu, Jay?"

Jaymes tidak langsung menjawab, dia seakan-akan sengaja membiarkan jeda berkepanjangan menghantui seisi Detraon. Memunculkan sensasi tidak mengenakkan pada perut serta jantungku. Salah satu kebiasaan Jaymes yang menjengkelkan. Aku selalu tidak menyukai cara berpikir Jaymes, tapi terkadang, aku mengakui, dengan pikirannya yang tidak beres itulah yang membuat kami bisa bertahan sampai sejauh ini.

Setelah mengembuskan asap cerutu untuk kali kedua, mengaburkan jarang pandang, walau hanya sesaat karena ventiler sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, baru Jaymes membuka mulut. Bergumam pelan entah ragu atau tak ingin terlalu terbawa suasana. "Pasti menarik."

The Path of Shadows [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang