ARK-WAN

299 36 36
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AKU MASIH INGAT jelas apa yang dikatakan ibuku sebelum dia pergi untuk selama-lamanya dari kehidupanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AKU MASIH INGAT jelas apa yang dikatakan ibuku sebelum dia pergi untuk selama-lamanya dari kehidupanku.

"Kau membuatku sakit."

Itu saja.

Namun aku sudah mampu membaca arti di balik kata yang singkat itu, menerjemahkannya menjadi; kau mengecewakan, kau anak yang tidak tahu terima kasih, kau tak layak untuk tinggal di dekatku lagi.

Aku tak ingat apakah saat itu aku menangis atau marah, aku hanya ingat membongkar isi lemari, mengambil uang simpanan yang tak seberapa kemudian tanpa memikirkan ke mana dan bagaimana aku memutuskan untuk pergi. Tidak ada semacam penanda aku pergi ke mana. Tidak ada obrolan dengan siapapun.

Aku hanya pergi. Menghilang dari kehidupan orang-orang yang mengenal atau, barangkali pura-pura kukenal selama ini.

Jadi, sesungguhnya bisa dibilang akulah yang menyingkirkan setiap kenangan yang ibuku pernah berikan padaku. Dan kupikir setelah itu aku akan terbebas dari wajah palsu dan kasih sayang palsu untuk selama-lamanya.

Atau, pada awalnya, kukira seperti itulah adanya. Sampai tiga tahun setelah aku menghilang tanpa jejak seorang gadis yang luar biasa rupawan muncul di depan pintu apartemenku yang kalah cemerlang dibanding penampilan serta rupanya yang cantik menyilaukan.

Kedatangannya tidak aku duga-duga, tanpa peringatan.

Aku jarang menerima tamu. Jadi saat HoloScan pintu depan apartemen berbunyi, aku tersentak bangun dari tidur ayamku, mengira yang melakukannya pasti anak-anak nakal dari pasangan suami istri yang tinggal di lantai bawah. Mereka, anak-anak kurang perhatian itu, selalu melakukannya. Selalu membuatku kesal.

Jadi tanpa pikir panjang aku membuka pintu, memelotot, siap untuk membentak. Namun aku terpaksa menelan umpatanku sendiri cepat-cepat.

Sama sekali bukan anak-anak. Sudah tentu begitu. Justru aku mesti menegakkan leher untuk melihat sosok yang ada di depanku saat ini.

"Clearesta?" Dia berkata dengan suara berat nan tegas. Aku merespon dengan mengangkat satu alis. Yang langsung dia anggap sebagai jawaban ya atas pertanyaannya sendiri. Sebab sesaat kemudian dia memberi aku senyum yang tak kalah cantik daripada wajahnya. "Bisa kita bicara sebentar?"

The Path of Shadows [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang