Bagian 02

1.4K 221 15
                                    

BUBBLE GUM 02

Rasa lelah yang sempat didera tubuh Xiao Zhan perlahan memudar ketika netranya menangkap panorama jingga yang mulai melebur di langit. Langkahnya ringan melewati gerbang sekolah. Jam menunjukkan pukul 5 ketika dia selesai dengan hukumannya di hari pertama,kebanyakan siswa sudah pulang sejak 2 jam yang lalu. Beberapa ada yang baru pulang 1 jam lebih lambat karena alasan kegiatan ekstra kulikuler dan lebih lambat lagi karena harus menyelesaikan hukuman, seperti dirinya. Xiao Zhan tidak tahu bagaimana dengan Wang Yibo, baginya pemuda itu bukan urusannya.

Ketika sudah di tengah jalan, Xiao Zhan tiba-tiba merasakan jika seseorang mengikuti langkahnya. Dia membalikkan tubuh dan menemukan sosok yang dalam pikirannya sedang bertatap muka dengan guru paling kaku dan tak kalah kuno dengan guru BK mereka, Guru Lie. Decihan meluncur mulus dari mulut Xiao Zhan dan wajahnya mendadak datar. "Penguntit," gumamnya pelan. Persepsi itu muncul karena Wang Yibo berjalan mengikutinya dari jarak sekitar 50 meter di belakang. Xiao Zhan mempercepat langkahnya di pertigaan, berharap Wang Yibo kehilangan jejaknya dan memilih pulang. Namun, ekspektasi itu tidak sejalan dengan realita yang harus dihadapi. Wang Yibo masih tampak berjalan di belakangnya, juga dengan langkah yang cepat menyamainya. Bahkan semakin cepat. Ketika Xiao Zhan sudah berada di depan gerbang depan rumahnya, dengan terburu-buru ditekan bel. Berharap ibunya datang sebelum Wang Yibo semakin dekat. Namun, lagi-lagi harapan itu hanya sebuah kesia-siaan.

Wang Yibo menyusulnya dan saat Xiao Zhan heandak memanjat gerbang rumah, pemuda itu melewatinya dan dengan santai menekan bel rumah sebelah. Seorang wanita yang seusia ibunya segera datang dan membukaan gerbang untuk Wang Yibo.Senyuman miring, kentara dengan ejekan, tersemat di bibir Wang Yibo menyaksikan kekonyolan Xiao Zhan.

"Ah, Zhan Zhan dan Yibo pulang bersama!" pekik wanita yang sepertinya ibu Wang Yibo.

Xiao Zhan hanya menanggapinya dengan senyum kikuk, sembari menekan kembali bel rumahnya. Wang Yibo pun menimpali perkataan sang ibu dengan melirik pada Xiao Zhan. "Kami memang teman baik. Iyakan, Zhan?" ujarnya seraya mengerling ke arah Xiao Zhan.

Dalam kondisi canggung itu, seseorang keluar dari rumah Xiao Zhan dan membukakan gerbang agar Xiao Zhan bisa masuk. "Kenapa lama?" tanya orang itu, Xiao Chen, kakak laki-lakinya.

Sebelum menjawab pertanyaan sang kakak, Xiao Zhan lebih dulu pamit pada ibu Wang Yibo dan bergegas masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Xiao Chen yang juga menyapa ibu Wang Yibo .

Dalam kamarnya Xiao Zhan tak henti mengutuki pikiran negatifnya yang begitu berlebihan mengenai Wang Yibo. Seharusnya dia mencarI tahu kebenarannya sebelum menjudge pemuda itu sebagai penguntit,tapi nasi sudah menjadi bubur. Meskipun merasa malu, kenyataan tentang dia tidak bisa mengubah sesuatu yang telah berlalu sudah cukup menghantam telak radar harga dirinya. Tidak ada yang bisa dilakukan Xiao Zhan selain berusaha melupakan kejadian tersebut, lagipula sejak kapan pemuda menyebalkan itu menjadi tetangganya?

Usai dengan gerutuan tak jelasnya, Xiao Zhan memutuskan untuk membuka jendela kamar dan membiarkan angin sore berembus masuk ke dalam. Sedangkan dia beranjak menuju kamar mandi dan membersihkan diri untuk menghilangkan penat yang melanda tubuh. Tak sampai setengah jam, dia kembali dengan keadaan yang lebih baik sembari mengusap rambut basah dengan handuk.

"Kau sudah mandi?!" teriak seseorang mengagetkan Xiao Zhan. Handuk yang dikenakan untuk mengusap kepalanya nyaris dilempar karena terkejut. Mata Xiao Zhan menatap sinis pada entitas yang berada di seberang jendela kamarnya.

Wang Yibo dengan santai menopang dagu dan tersenyum manis usai mengejutkan Xiao Zhan."Wajah pas-pasanmu semakin jelek dengan ekspresi galak seperti itu!" seru Wang Yibo lagi. Kali ini jauh lebih keras dari sebelumnya, berniat menggoda Xiao Zhan dan berharap pemuda di seberang kamarnya akan menjawab, lalu mereka terlibat pertengkaran mulut. Namun, tidak seperti yang diinginkannya. Xiao Zhan justru berjalan cepat dan menutup jendela kamar berserta tirainya. Benar-benar mengabaikan keberadaan Wang Yibo.

Bubble Gum ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang