Bagian 05

972 165 4
                                    

BUBBLEGUM 05

Sama seperti pagi-pagi sebelumnya, selama satu minggu ini, Wang Yibo susah payah membangunkan Xiao Zhan dengan melemparkan penghapus yang sebelumnya sudah kembali dikutip Wang Yibo dari pekarangan samping rumah Xiao Zhan setiap sore. Mereka pun berangkat lebih pagi lagi,agar sampai sesuai dengan titah Guru Lie. Ketika sudah berada di depan gerbang, terlihat jika Guru Luo dan Guru Lie tengah berbincang-bincang. Tak urung membuat Xiao Zhan bergerak cepat mendekati dua guru itu, sekedar untuk melayangkan protes. Bagaimanapun, dia tidak setuju dengan hukuman yang harus dijalani setiap pagi. Xiao Zhan masihlah seorang remaja yang membutuhkan lebih banyak jam tidur.

"Pagi, Guru Lie, Guru Luo!" sapanya ramah.

Wang Yibo pun melakukan hal yang sama karena pikirnya Xiao Zhan hanya akan menyapa seperti kebanyakan siswa lain.

Kedua guru itu pun membalas tak kalah ramah disertai sedikit pujian karena kedatangan dua muridnya yang sesuai kesepakatan. Guru Lie bahkan menyanjung Wang Yibo yang katanya berhasil membawa Xiao Zhan berangkat lebih awal. Hal itu membuat Xiao Zhan merasa keberatan dan mendengkus sebal. Namun, bukan itu yang ingin diprotesnya. Ada hal lain yang lebih penting daripada sekedar sanjungan sesaat terhadap pemuda bernama Wang Yibo tersebut.

"Guru Lie, aku ingin mengajukan permohonan," ucap Xiao Zhan tegas. Tentu saja dia tidak boleh terlihat meragukan untuk sesuatu yang diinginkannya.

"Permohonan? Apa itu?" tanya Guru Lie, mulai memasang tampang menyelidik. Tidak ada keraguannya terhadap Xiao Zhan, karena hal itulah dia harus waspada kepada muridnya yang satu ini.

Merasa mendapat izin dari guru yang bersangkutan tersebut, membuat Xiao Zhan dengan cepat mengeluarkan argumennya. "Guru Lie, aku ingin hukuman pagiku diubah atau mungkin dihapus," kata Xiao Zhan santai. Tentu saja dia tidak boleh tergesa-gesa atau terdengar memaksa.

"Itu tidak mungkin, Zhan. Lagipula tidak ada alasan untuk mengubahnya, ini baru hari ke-tujuh." Tak mau kalah dari muridnya. Guru Lie pun sama tenangnya. Tidak ingin kehilangan wibawa yang selama ini melekat dalam dirinya.

Kali ini Xiao Zhan menghela napas terlebih dulu sebelum menjawab dengan sebuah alasan, yang pastinya telah dipikir matang-matang oleh otaknya yang tidak bodoh. "Jika Guru Lie tidak memiliki alasan, maka aku yang akan memberikannya."

Mendengar pernyataan Xiao Zhan barusan,Wang Yibo yang sedari awal diam saja mulai merasakan debaran gila di jantungnya. Pun demikian dengan Guru Luo. Mereka memikirkan tentang keberanian Xiao Zhan yang datang dari mana dan sebesar apa sehingga begitu berani mengatakan hal demikian kepada guru yang bahkan cukup dihormati dan disegani para guru lainnya, juga kepala sekolah.

"Baiklah. Jika alasanmu cukup untuk meyakinkan, akan dipertimbangkan dengan adil." Guru Lie mulai tertarik untuk mendengarkan pemuda di hadapannya itu. jarang-jarang ada yang berani mengatakan protesan terhadap keputusannya secara langsung seperti yang dilakukan Xiao Zhan saat ini.

Xiao Zhan menghela napas panjang sebelum memulai protesnya yang berkedok alasan super bagus, menurutnya. Dia mulai mengeluarkan kata-kata yang sejak semalam sudah disusun dalam otak. "Guru Lie, remaja umumnya tidur sekitar delapan sampai sembilan jam permalam. Dan pelepasan hormon pada remaja terjadi dua jam lebih lambat dari orang dewasa, sekitar jam sebelas malam. Sehingga jam bangun tidur yang ideal bagi remaja adalah pukul tujuh hingga delapan. Jika jam tidur remaja tidak sesuai dengan yang tadi saya paparkan, maka akan terjadi beberapa hal buruk seperti berkurangnya konsentrasi, terpicunya masalah serius dan lainnya." Setelah panjang lebar memaparkan alasannya, Xiao Zhan tersenyum tipis untuk melengkapi kepercayaandirinya.

Guru Lie menatap takjub sekaligus geli pada Xiao Zhan. Sangat ingin rasanya menambah hukuman kepada muridnya itu, tapi dia bukanlah guru yang hanya tahu menghukum tanpa memberikan pencerahan bagi muridnya. "Xiao Zhan," panggil Guru Lie lembut.

Bubble Gum ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang