Bagian 06

920 168 6
                                    

BUBBLEGUM 06

Sore itu, dengan terpaksa Xiao Zhan mengikuti ekstra kulikuler yang Wang Yibo pilih, bermain basket. Sebenarnya ekstra kulikuler seni sudah lebih dulu ditekuni Xiao Zhan sejak kelas satu di sekolah ini, tapi untuk basket sendiri, Wang Yibo memaksanya. Kata pemuda itu, tubuh Xiao Zhan terlalu lembek dan lemah. Karena memang Xiao Zhan tidak pernah menyukai kegiatan berat seperti olahraga, dari dulu ia selalu menghindar atau hanya melakukan seperlunya. Wang Yibo juga menuturkan jika salah satu penyebab Xiao Zhan susah tidur karena tubuhnya tidak pernah melakukan pekerjaan berat, sehingga tidak merasa lelah dan ingin segera istirahat.

Tenaga Xiao Zhan yang sedikit benar-benar menyusahkannya juga rekan tim. Habis-habisan dia mendapatkan omelan dari pemain tetap lainnya, hingga akhirnya dia menyerah. Berlari mengejar dan berusaha merebut bola dari tangan lawan main jauh lebih sulit dilakukan dalam kehidupan nyata daripada di dunia gaming.

Dengan lesu Xiao Zhan membawa langkahnya ke luar lapangan dan mengangkat tangan. "Aku menyerah!" serunya nyaring. Mendudukkan diri di lantai. Wajahnya memerah sempurna dengan napas tersengal-sengal. Ini merupakan pengalaman pertamanya bermain basket hingga seperti ini dan entah mengapa tidak bisa baginya untuk menolak ajakan Wang Yibo.

Dalam keadaan yang mengkhawatirkan itu, Ayunga tampil dengan dua botol air mineral di tangannya. Sebotol dia asongkan pada Xiao Zhan, yang langsung menerima tanpa pikir panjang, sebotol lainnya ia teguk kasar. Mereka pun terlibat percakapan ringan, sudah biasa terjadi di antara mereka, selayaknya teman sekelas. Selain itu Ayunga juga merupakan mantan ketua tim basket di sekolah mereka, setelah menduduki kelas tiga terpaksa dia harus menyerahkan jabatan itu pada pemain junior.

"Kau terlihat begitu memaksakan diri, Zhan," papar Ayunga. Melihat keringat bercucuran di pelipis Xiao Zhan. Mengambil sebuah sapu tangan dari saku dan memberikannya pada pemuda itu.

"Terima kasih," kata Xiao Zhan. Menerima uluran sapu tangan tersebut. Dengan kasar dia mengusap pelipisnya. "Kau tahu, si murid baru itu memaksaku ikut bermain. Katanya main di dunia nyata jauh lebih menyenangkan dari pada di dunia games."

Ayunga mengangguk setuju. "Bukankah itu kenyataanya? Kau terlihat cukup menikmati permainan tadi."

Xiao Zhan tersenyum kecut menyadari kenyataan itu. Tatapannya terarah pada lapangan yang masih beroperasi dengan para pemain yang berlarian mejejak kasar. Tidak disangkal olehnya jika permainan di dunia nyata memang jauh lebih seru, tapi tetap saja tubuhnya tidak terbiasa.

"Aku tidak akan berbohong, tapi itu sangat melelahkan. Kakiku rasanya mau patah," imbuh Xiao Zhan dengan nada pura-pura terluka. Membuat Ayunga tertawa terpingkal.

Tangan Ayunga meraih pergelangan Xiao Zhan dan mengangkatnya sebatas wajah. "Lihat tangan kurus ini, seperti tangan seorang gadis."

Mereka tertawa bersama lalu kembali saling melempar canda dan bercakap-cakap tidak peduli sekitar. Namun, bukan itu yang menarik. Ada satu bagian besar yang terlewati sejak awal. Seseorang yang bermain di tengah lapangan itu kehilangan fokus hanya karena menyaksikan keakraban yang terjalin di pinggir lapangan. Seperti matahari sore itu mendadak terasa tepar betrada di atas kepala dan membuat rasa panas menjalar hingga ke kaki. Wang Yibo berulang kali mendengkus kesal dan berniat keluar lapangan untuk mengundurkan diri. Namun, kapten tim basket melarangya karena dia adalah anggota baru berbeda dengan Xiao Zhan yang hanya pemain tidak diundang.

Setelah kesabaran Wang Yibo yang diuji sedemikian rupa, akhirnya kebebasan menghampiri. Dengan berlari dia mendekati Xiao Zhan dan menyerobot botol air mineral milik pemuda itu. Tanpa permisi meneguk hingga tandas. Ayunga menatap datar ke arah Wang Yibo yang juga membalas dengan senyum tipis sarat akan ejekan.

Bubble Gum ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang