Bagian 09

888 157 0
                                    

BUBBLEGUM 09

Wang Yibo berjalan lunglai menyusuri koridor sekolah, hari ini dia sengaja datang agak siang, hampir ketika bel masuk berbunyi. Semangat belajarnya tiba-tiba menurun dan rasa ingin berbaring nyaman di rumah begitu besar menderanya. Tatapan hampa itu dia arahkan sembarang, tak sengaja melihat pada bayangan yang tak asing bagi matanya. Xiao Zhan yang terlihat kesusahan membawa tumpukan buku pelajaran dari perpustakaan. Hal itu membuat jiwa sosial Wang Yibo bangkit dan hendak membantu pemuda itu.

"Biar kubantu," tawarnya dengan senyum kecil. Kedua tangan sudah bergerak mengambil buku dari tangan Xiao Zhan.

Menyadari niat Wang Yibo, Xiao Zhan segera memalingkan tangannya dan menjauh dari Wang Yibo serta berkata, "Tidak perlu, aku bisa sendiri." Meskipun ada senyum yang mengiringi kalimat itu, tapi nada suara yang terkesan dingin tidak bisa semudah itu tersembunyi.

"Baiklah." Wang Yibo pergi. Menghela napas kasar ketika sudah jauh dari Xiao Zhan. Memilih mengalah untuk sementara, tapi bisa dipastikan ada saatnya dia akan meledak. Seperti bom waktu yang siap tempur kapan saja.

Xiao Zhan dan segala kelakuannya kahir-akhir ini memang sedikit menyebalkan di mata Wang Yibo, tapi sebisa mungkin tidak menghiraukan hal tersebut.Wang Yibo tidak ingin memiliki hubungan yang kian buruk dengan tetangganya itu.

Jam olahraga tiba. Seluruh murid diberi waktu untuk berganti pakaian dan segera menuju lapangan. Berbondong-bondong para siswa memasuki lapangan dan melakukan pemanasan dengan baik dan benar sesuai arahan sang guru olahraga.

Diam-diam Wang Yibo terus memperhatikan Xiao Zhan. Dia tahu jika pemuda itu memiliki tubuh yang sedikit lebih lemah dari laki-laki pada umumnya. Tentu saja, Xiao Zhan yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar komputer sekadar memainkan games, tidak akan begitu baik dalam dunia olahraga. Sehingga membuat wang yibpo mau tidak mau merasa khawatir dan berusaha yang terbaik untuk melindungi pemuda itu tanpa sepengetahuannya.

"Baiklah, anak-anak, hari ini para siswa laki-laki akan bermain basket sedang siswi perempuan bermain bola voli," ujar sang guru dari depan. Setelah mengatakan itu, sang guru menyuruh muridnya membuat kelompok dan memisahkan lapangan laki-laki dan perempuan.

Entah bagaimana ceritanya, Wang Yibo berada di kelompok yang berlawanan dengan Xiao Zhan. Semua murid sudah bersiap di tempatnya masing-masing, peluit ditiup dan permainan dimulai. Saling mengejar satu sama lain, menghalangi dan merebut bola. Terlihat menyenangkan untuk ditonton. Bola berada di tangan Xiao Zhan, dia melompat untuk memasukkannya ke ring. Namun, sayangnya lompatan itu dalam posisi yang tepat sehingga Xiao Zhan mendarat tidak stabil menyebabkan salah satu kakinya terkilir. Untung saja Wang Yibo berada di sekitar pemuda itu, menyempatkan diri menolong Xiao Zhan sebelum tubuhnya ambruk ke lantai. Semua terlihat panik, untuk sesaat permainan dihentikan.

Wang Yibo mengajukan diri untuk mengantar Xiao Zhan ke ruang kesehatan yang disetujui oleh guru olahraga tersebut. Dia menggendong pemuda itu di punggung dan melangkah dengan tenang. Lain halnya terhadap Xiao Zhan, marasa tegang dan agak tidak enak. Namun tidak bisa berbuat apa-apa, kakinya sangat sakit dan ini pertama kalinya Xiao Zhan merasakan hal tersebut setelah sekian lama. Biasanya dia akan izin tidak mengikuti jenis olahraga seperti tadi, memilih menyalin materi sebanyak mungkin. Kalaupun terpaksa mengikuti, hanya sekadar, tidak sampai terlarut dalam pernainan sampai begitu semangat untuk mencetak poin.

Tubuh Xiao Zhan didudukkan di ranjang ruang rawat, sementara Wang Yibo berniat memanggil pekerja kesehatan.

"Terima kasih," ucap Xiao Zhan melihat Wang Yibo yang akan meninggalkannya seorang diri.

Beberapa saat kemudian terdengar langkah kaki yang berjalan ke arah ruang kesehatan. Xiao Zhan menebak itu adalah petugas kesehatan, namun perkiraannya meleset. Pemuda yang tadi mengantarnyalah yang berada di depan pintu.

Bubble Gum ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang