BUBBLEGUM 10
Selama perjalanan pulang, tidak sedtik pun pikiran Xiao Zhan tidak dipenuhi oleh pembicaraannya dengan Song Zu Er. Pun kejadian-kejadian yang dialami dengan Wang Yibo. Bagaimana awalnya dia menghindar dari pemuda itu, akan tetapi berakhir dengan dia yanag dihindari seperti seorang kriminal. Di satu sisi Xiao Zhan pun merasa sangat kekanakan karena begitu saja membenci pemuda yang menyatakan perasaan padanya. Tidak, Xiao Zhan tidak benar-benar membenci hal tersebut, hanya saja ada sedikit rasa geli dan aneh yang bercampur di hatinya mengetahui seorang laki-lakilah yang jatuh cinta padanya. Sedang yang dia harapkan adalah menjadi idola dikalangan gadis-gadis.
"Huft ...."
Untuk kesekian kalinya dia menghela napas kasar. Menatap sekilas pada rumah di sebelah rumahnya sebelum membuka pagar dan masuk. Beberapa hari sejak Xiao Zhan tidak lagi berangkat dan pulang dengan Wang Yibo, kakak laki-lakinya tidak begitu protektif lagi dengan menunggu kepulangannya di depan gerbang.
"Ma, Zhan Zhan pulang!" seru Xiao Zhan. Memutar hendel pintu lalu masuk meski tanpa jawaban dari orang-orang rumah.
Keadaan di dalam sangat hening. Ayahnya belum pulang kerja dan kakaknya mungkin sedang di kamar, tapi perihal menghilangnya sang ibu, Xiao Zhan tidak tahu. Dia menyusuri setapak demi setapak mencari keberadaan wanita itu dan mendapatinya duduk di depan televisi yang mati dengan sebuah album foto.
"Ma, Zhan Zhan pulang, kenapa tidak disambut?" rengeknya terdengar manja.
Nyonya Xiao menatap sekilas pada putra bungsunya lalu tersenyum lembut. "Maaf, mama terlalu serius melihat foto lama," jelasnya. Kembali memperhatikan album foto dan membalik halamannya.
Xiao Zhan yang penasaran pun ikut mendudukkan diri di samping sang mama. Memperhatikan foto demi foto yang tampil, sesekali mereka bertukar cerita dan tertawa geli bersama. Nyonya Xiao pun membalik halaman terakhir dan menatapnya cukup lama, lalu berkata, "Tian Tian berubah drastis, ya. Sekarang dia sangat macho, bahkan lebih tampan darimu." Dia tergelak mengingat hal itu. Ketika kecil Xiao Zhan yang menggendong bocah yang dipanggil Tian Tian, kini sebaliknya.
"Mama bertemu dengannya? Di mana? Kapan? Kenapa Zhan Zhan tidak, padahal kan aku juga merindukan gadis bar-barku?" tanya Xiao Zhan membombardir sang ibu. Tidak tahu-menahu tentang kemunculan teman kecilnya itu.
Sedang Nyonya Xiao memberikan tatapan tak percaya, kemudian tergelak lagi. Kali ini sampai tidak ada hentinya. Sukses besar membuat Xiao Zhan merasa jengkel dan memukul pelan bahu sang mama.
"Zhan Zhan serius, Ma,"desak Xiao Zhan. Memberikan tatapan yang tampak sangat berharap akan sebuah jawaban.
"Setiap hari kau bertemu dengannya, Zhan Zhan. Wang Yibo bahkan sering datang ke sini," jelas wanita paruh baya tersebut dan mulai menutup album di tangannya, meraih album baru.
Terkejut. Xiao Zhan sangat tertampar dengan kenyataan yang baru diketahuinya hari ini. Bagaimana bisa sosok Wang Tian yang seperti seorang gadis itu berubah drastis menjadi sosok Wang Yibo? Sungguh mustahil, tapi itulah kenyataanya. Percakapan lawas di antara mereka kembali terngiang dalam benak Xiao Zhan. Wang Tian kecil yang berjanji akan kembali, lalu menjadikan Xiao Zhan sebagai kekasihnya. Apa Wang Yibo masih tinggal dalam ilusi kanak-kanak? Itulah yang terus dipikirkan oleh Xiao Zhan.
Hingga malam tiba, kegelisahan masih betah berlama-lama dalam hati Xiao Zhan. Dia melirik jam yang berada di dinding, masih menunjukkan angka 9. Semakin malam bukannya merasa tenang, hatinya justru kian diliputi perasaan aneh. Bahkan komputer dan game saja tidak bisa membantu, mencoba tidur pun sia-sia. Akhirnya dengan tekad bulat, Xiao Zhan membuka jendela kamarnya dan mengintip kamar sebelah yang sudah gelap. Xiao Zhan tidak peduli jika pemiliknya telah memasuki dunia mimpi, dia mulai melempar penghapus satu per satu. Penuh kesabaran seperti biasa Wang Yibo lakukan ketika membangunkannya dulu. Kini Xiao Zhan tahu rasanya melakukan hal ini, dia pun mulai merasa simpati terhadap pemuda itu.
Sungguh merasa kesal karena tidak mendapat respon sedikit pun. Xiao Zhan menaiki tembok penyangga jendela dan kembali melempar dengan kekuatan maksimal, bahkan semakin sering dan banyak. Bukan hanya penghapus, juga semua pulpen dan pensil. Tidak peduli jika benda-benda itu habis dan tidak bisa diambil keesokannya. Dia hanya ingin bertemu dengan Wang Yibo malam ini.
"Yibo," panggil Xiao Zhan pelan. Cukup waras untuk tidak berteriak di malam hari.
"Yibo, Wang Yibo."
"Wang Tian."
Jendela diseberang sana terbuka dan menampilkan wajah bantal sang empunya. Tanpa pikir panjang Xiao Zhan melompat ke seberang dengan tenaganya yang hanya sedikit itu. Wang Yibo terlalu terkejut dan segera meraih tubuh Xiao Zhan, lalu menariknya ke dalam kamar hingga mereka berdua terjatuh din lantai yang dingin.
"Bodoh, apa yang kau lakukan?!" seru Wang Yibo marah. Tentu saja, bagaimana jika dia tidak menarik tubuh Xiao Zhan? Mungkin pemuda itu akan mendarat di tembok perbatasan kedua rumah tersebut dan menimbulkan kekacauan.
"Bagaimana jika aku masih tidak sadar dan kau jatuh ke bawah, hah? Kenapa kau sangat ceroboh? Tubuhmu itu lemah karena kau jarang olahraga. Apa yang akan kulakukan jika terjadi sesuatu padamu?"
Mendengar kalimat panjang yang dikatakan Wang Yibo padanya membuat hati Xiao Zhan menghangat. Dalam posisi yang berada di atas,dengan mudah Xiao Zhan mengulurkan tangan dan memeluk pemuda yang mulai kehilangan nyawanya karena terlalu terkejut.
"Aku percaya kau akan berhasil menangkapku," ujar Xiao Zhan tak tahu malu. "Wang Tian, aku menyukaimu."
Mata Wang Yibo membelalak tak percaya dengan pendengarannya. Apa yang dikatakan Xiao Zhan bagai khayalan yang menjadi kenyataan dan itu membuatnya semakin merasa tersudut oleh pemikiran logisnya. Tidak mungkin khayalan bisa menjadi nyata. Dia pasti bermimpi.
Melihat kebingungan di wajah Wang Yibo, membuat Xiao Zhan mengembangkan senyum lebih lebar lagi. "Wang Tian, aku menyukaimu. Maukah kau menjadi pacarku?"
Kali ini bukan hanya mata Wang Yibo yang melebar, juga hatinya yang berdesir. Pompaan jantungnya seperti kian menggila, seakan siap melompat kapan saja. Namun, wajahnya menekuk. Memikirkan kembali kalimat Xiao Zhan.
"Kau menyukai Wang Tian, dia sudah tidak ada. Aku Wang Yibo," tegasnya.
"Ya, ya, aku tahu. Aku menyukai Wang Tian dan juga Wang Yibo. Aku menyukai keduanya," seloroh Xiao Zhan dan kembali memeluk Wang Yibo.
"Kau adalah kekasihku."
"Hmmm."
"Aku tidak butuh jawaban. Itu pernyataan bukan pernyataan."
"Cih, menyebalkan."
END
12 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum ✓
FanfictionLENGKAP Apa yang kamu pikirkan tentang Xiao Zhan? "Pemuda permen karet." _____