Bagian 03

1.1K 184 1
                                    

BUBBLE GUM 03

Selama dalam perjalanan berangkat ke sekolah, Wang Yibo dan Xiao Zhan tidak saling berbicara. Mereka merasa enggan untuk berbincang-bincang, terlebih Xiao Zhan yang memang mengabaikan tetangga barunya itu sejak awal. Beberapa kali Wang Yibo membuat bahasan yang memungkinkan untuk dibalas oleh Xiao Zhan, tapi nihil. Hati Xiao Zhan terlanjur kesal karena ulah Wang Yibo pagi ini. Sungguh menguji kesabarannya.

Mereka tiba di komplek sekitar sekolah, di depan gerbang sudah berdiri Guru Luo yang menunggu kedatangan Xiao Zhan sesuai perkataan Guru Lie kemarin. Xiao Zhan menghela napas kasar dan menyapa malas, "Selamat pagi, Guru Luo!" Membungkukkan badan sebentar, lalu bergegas meninggalkan guru tersebut diikuti oleh Wang Yibo.

"Xiao Zhan," panggil Guru Luo menghentikan langkah muridnya tersebut. "Kau terlambat lima belas menit dari perjanjian kemarin dengan Guru Lie."

Tatapan mata Xiao Zhan berubah datar, tapi dia berusaha menyunggingkan senyum yang tampak ramah dan sopan. "Tapi aku datang tiga puluh menit lebih awal dari jam masuk kelas, bukankah itu sebuah kemajuan, Guru Luo?"

"Ya, benar, tapi tetap saja kau terlambat dari perjanjian." Guru Luo menghela napas kasar. Dia melupakan fakta jika murid yang sedang ditegurnya adalah pendebat ulung. Bukan otak matematikanya yang harus dipakai dalam menghadapi Xiao Zhan.

"Hmm ... biar kuperjelas satu hal, Guru Luo. Seorang guru pernah memberi nasihat kepada murid-muridnya, perubahan kecil yang disertai tindakan jauh lebih berarti daripada omongan besar mengenai perubahan. Dan aku sedang dalam tahap berubah, sebuah tahap harus dilakukan sedikit demi sedikit tidak bisa instan." Xiao Zhan tersenyum kecil melihat diamnya Guru Luo. Tentu saja, semua perkataan bijak yang dikatakannya adalah jiplakan dari kalimat guru itu."Sama halnya dengan soal matematika, bukankah kita harus mengerjakannya tahap demi tahap?"

"Baiklah, baiklah. Aku paham, besok kau harus datang lebih awal lagi dari hari ini atau-"

"Oke! Aku permisi masuk ke kelas, Guru Luo."

Wang Yibo yang menyaksikan perdebatan itu hanya meringis kecil dengan sikap Xiao Zhan yang meninggalkan guru mereka sebelum menyelesaikan ucapan. "Tidak sopan," celetuknya begitu saja.

Ketajaman pendengaran Xiao Zhan tidak bisa dianggap remeh, bahkan perkataan Wang Yibo dengan suara kecil saja berhasil didengarnya. Dengan sinis dia melirik ke arah pemuda yang masih setia mengikuti langkahnya di belakang. "Apa katamu? Bukankah lebih tidak sopan mengganggu orang di pagi buta, lalu menumpang sarapan di rumah tetangga yang baru dikenalnya sebentar? Tidak tahu diri!"

Sudut bibir Wang Yibo menjadi bergetar mendengar untaian kalimat sarkas dari bibir kecil padat yang terlihat lembut itu. Siapa sangka ada ribuan rasa pedas yang menyangkut di setiap kata-katanya. Wang Yibo jadi tahu jika pemuda itu marah padanya karena kejadian pagi tadi atau mungkin karena kemarin juga.

"Maaf," ucap Wang Yibo pelan.

Xiao Zhan melirik lagi dengan tatapan tak terbaca lalu berdecih dan berjalan lebih cepat, meninggalkan Wang Yibo yang menatap pasrah.

Jarum jam bergulir dengan cepat. Setelah berjam-jam larut dalam pembelajaran, akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu sudah datang. Setiap siswa dan siswi bergerombol keluar kelas untuk memanfaatkan istirahat mereka. Jika kebanyakan dari para murid bergegas menuju kantin, maka lain halnya dengan Xiao Zhan. Dia berjalan cepat menaiki tangga menuju atap, hendak memanfaatkan jam istirahatnya untuk sekedar memejamkan mata barang 20 menit.

Ketika dia baru tiba di tempat biasa untuk tidur, matanya menangkap seseorang yang juga tengah merebahkan diri di salah satu kursi panjang. Xiao Zhan menghela napas panjang mengetahui siapa yang ada di sana. "Penguntit," ucapnya menyadarkan orang itu. Meski merasa terganggu, tapi dia enggan untuk kembali. Rasa kantuk dan lelah sudah sangat mendominasinya, sehingga dia lebih memutuskan untuk abai terhadap lingkungan.

Bubble Gum ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang