-REZA- 1

8 5 4
                                    

Selamat datang di cerita aku.
Semoga kalian suka ya & maaf kalo ada typo.

Marhaban ya Ramadhan bagi umat yang menjalankan💙

🗣Jangan lupa klik bintang + komen ya kalean semuaa!!

INGAT: KARYA INI DI TULIS REAL OLEH AKU, JADI JIKA ADA KESAMAAN NAMA, LATAR BELAKANG ATAU KEJADIAN ITU HANYA KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN!!☡☡


WARNING :
Bagi yang sudah membaca part pertama ini di sarankan agar mem-follow akun SAYA!
Agar bisa membaca kelanjutan ceritanya,karena kelanjutan nya akan di protect sebab sedang maraknya PLAGIAT! Jadi untuk menghindari nya saya akan memprotect cerita saya Karena cerita ini MURNI KARYA SAYA!

Jika ada yang melihat cerita lain yang sama persis seperti cerita ini, tolong beritahu saya:) Thank you.

Happy reading')

REZA sedang berdiri di tembok depan kamar nya yang langsung menghadap ke ruang tamu. Bersedekap dada sambil bersandar pada tembok ber-cat putih tersebut. Mulutnya sedikit berdecih kala melihat wanita paruh baya yang masih berpenampilan layaknya anak muda, memang wajahnya terlihat awet muda walaupun dengan cara merawat wajah yang agak berlebihan.

Ia menghela nafas jengah. "Kapan anda mau merubah gaya hidup anda?" Tanya Reza.

Wanita paruh baya yang merasa dirinya di tanyapun menoleh ke asal suara yang sudah ia kenali. Ia tersenyum meremehkan. "Kenapa? Memang apa peduli kamu?"

Wanita paruh baya itu menghentikan beberapa detik dengan kegiatan nya yang sedang melihat - lihat isi dari beberapa paperbag yang ada di meja depan nya hanya untuk meladeni Reza.

Reza tertawa hambar. "Peduli? Tidak. Saya tidak peduli dengan anda tapi dengan Ayah saya!" Reza berjalan mendekat beberapa langkah ke arah wanita paruh baya tersebut.

Sungguh, Reza sudah muak dengan kelakuan wanita paruh baya yang sedang duduk di sofa single ini. Yang sayang nya ia dan wanita paruh baya tersebut mempunyai ikatan kekeluargaan sebagai Ibu dan Anak.

Reza, benci mengakui ini. Reza benci karena sudah di lahirkan dari rahim seorang wanita tidak tahu diri seperti Ibu nya.

Tapi wanita paruh baya yang berstatus Ibu nya tersebut hanya melirik sekilas dengan di sempatkan memutar bola mata malas karena harus terus berdebat dengan anak kandungnya.

"Pergi dari kehidupan saya dan Ayah saya, bisa?" Nada bicara Reza mendingin. Matanya menatap sinis pada seorang Ibu yang nyatanya bersifat layak nya iblis ini.

Ibu Reza kembali berhenti dengan kegiatan yang sedang berbinar saat melihat belanjaan - belanjaan ber-merek mahal yang baru saja ia beli di mall besar Kota Bandung.

Ia berdiri dan menghadap Reza.
"Buat apa saya pergi selagi saya masih senang di sini? Seharusnya kamu jangan salahin saya! Tapi Ayah kamu!" Ia menjeda ucapan nya beberapa detik untuk mengambil nafas.

"Kenapa dia terlalu bodoh untuk saya tipu?! Dia masih mempertahan kan saya. Dan kamu, jangan ikut campur! Ayah kamu masih mencintai saya,dan saya masih membutuhkan uang Ayah kamu!" Lanjutnya dengan semirik picik yang ia punya.

Reza menatap tajam orang di hadapan nya. Kedua tangan nya mengepal menahan amarah.

Tapi, apa alasan untuk ia berkilah dari ucapan wanita yang menurutnya iblis ini? Semua yang di ucapkan Ibu nya itu benar adanya. Ayahnya terlalu naif karena sorang wanita dengan alasan cinta.

REZA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang