REZA- 11

0 1 0
                                    

Hai Apakabar?

Semoga sehat selalu di dalam lindungan-NYA ya, jangan kayak aku yang fisiknya lemah :(

Kalian HARUS SEHAT di Masa Pandemi seperti ini! Kalo kalian sehat kan aku juga ikut bahagia hehe.

Btw kalian hari ini bacanya sambil ngapain? Jangan jawab 'sambil nafas' karena aing juga nyaho kalian nafas, kalo ga nafas enggak mungkin bisa baca part kali ini!

Yaudah lah jangan kebanyakan pembukaan, nanti kelamaan dan kaliannya kan kasian soalnya ketunda untuk membaca kembali kelanjutan dari Kisah REZA ini cuma gara gara author yang gabut nya pake banget kebanyakan omong muehewhew😁

Relax dan nikmati ya jalan ceritanya. Happy Reading sayang (Apalagi ke yang nge vote sama comment, sayangnya ya bertambah seabrek-abrek😙❤)

|| REZA ||

Ayra menunduk takut di ruang tengah rumahnya. Mata Ayra berair dan juga pipi yang memanas di sebabkan bekas tamparan oleh Mamahnya sendiri.

Semenjak satu tahun terakhir ini Ayra  tidak betah untuk berlama-lama di dalam rumah, alasannya adalah kejadian yang persis seperti sekarang sering terulang.

Mamahnya yang marah dengan tangan yang beberapa kali melayang di pipi kanan maupun pipi kirinya. Dia takut. Ayra tidak ingin pulang tapi jika ia tidak pulang tepat pada waktu yang di bataskan oleh Mamahnya maka seperti inilah jadinya. Ayra kembali menangis di hadapan wanita yang dulu sangat memanjakannya.

"Mamah bilang kita itu harus menghemat! Kenapa kamu susah di bilangin?!" Tias yang merupakan Mamahnya itu selalu membentaknya hanya karena permasalahan uang.

Ayra tetap diam menunduk di temani oleh isakan kecil menandakan dia memang benar-benar sudah menangis.

"Keadaan kita itu sudah berbeda Ayra! Jangan terbiasa mentraktir teman-teman kamu itu! Keuangan kita sudah menipis, pikirkan keluarga kamu juga!" Suara Tias meluruh ikut terbawa meneteskan air matanya karena melihat anaknya yang menangis lagi di hadapannya.
"Keadaan sudah berbeda,situasinya tidak lagi sama... Mamah harap kamu cepat mengerti dan merubah kebiasaan kamu itu!"

Ayra tertawa dalam hati. Siapa yang salah disini? Dari dulu dia hanya mengikuti gaya hidup Mamahnya, tapi kenapa sekarang seolah dia yang selalu di salahkan ketika susah merubah dirinya padahal semua kebiasaan yang Ayra dapatkan adalah hasil didikan Mamahnya sendiri.

"Maaf, Ayra salah lagi." Setelah mengucapkan sepenggal kalimat tersebut Ayra beranjak dari duduknya dan pergi kedalam kamar meninggalkan Tias-sang Mamah di ruang tengah sendirian.

Perasaan Tias hancur melebur bersamaan dengan suara tutupan pintu yang keras berasal dari kamar anak perempuan dan satu satunya itu. Tubuh Tias melemas hingga menjatuhkan diri di lantai, pandangannya mengedar ke seluruh ruangan rumahnya.

Kosong.

Rumah yang tadinya di penuhi oleh barang-barang mewah serta mahal kini berangsut menghilang satu persatu. Kebanyakan dari barang-barangnya di gantikan dengan uang untuk membayar hutang dan untuk bertahan hidup.

Tias memegangi kepalanya yang terus berdengung karena tubuh dan energinya terkuras setelah menasehati Ayra agar bisa berubah dari kebiasaanya, atau mungkin dia tadi lebih ke memarahi anaknya itu sampai tenaganya terkuras karena berteriak serta menampar pipi Ayra, anak yang paling ia sayangi itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REZA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang