-REZA- 2

1 2 0
                                    

REZA beserta ke empat sahabatnya masih kumpul - kumpul santai di koridor kelas mereka yang berada di lantai dua sekolah.

"Ecih, piwwiitt!" Cecep besiul saat teman wanita sekelasnya bernama Ecih lewat di depan Cecep.

Ecih yang merupakan wanita pendiam dengan penampilan sederhana itu berhenti berjalan saat Cecep memanggil namanya. Dengan menunduk, Ecih berbalik pada orang yang memanggilnya.

"Tiap hari tambah cantik aja, makin sukaaa deh liatnyaa..." goda Cecep mendekati Ecih satu langkah sambil tersenyum simpul.

Ecih semakin menunduk karena malu, dan mungkin saja rona merah di pipi Ecih sudah muncul saat setiap Cecep menggombalinya.

"Udah Cep, yang ada si Ecih takut sama lo." Ujar Temon yang mengunyah peremen karet dengan gaya tengil khas dirinya.

"Iya! Kasian anak orang, takut ketempelan jin tomang yang lo pelihara tuh Cep!." Fikri yang selalu ikut - ikutan dengan aksi jahil Temon, bersuara. Dirinya melihat Cecep yang mendekati Ecih dengan duduk di kursi kayu single sembari merunduk agar bisa melihat dengan jelas aksi Cecep.

Fikri, Temon, Ilham tertawa sedangkan Reza hanya tersenyum miring melihat aksi Cecep di depan nya.

Cecep memiringkan kepalanya untuk melihat ekspresi Ecih yang sedang memegang tali ransel dengan erat.

"Kamu takut sama aku?" TanyaCecep lembut. "Jangan takut, aku enggak punya jin tomang kok. Mereka bohong!" Kata Cecep lagi, berusaha menjelaskan.

"Aciah! Aku - kamu, Aciahhh!! Cecep sosweet eyy!" Kali ini sorakan terdengar dari mulut Ilham yang di barengi cekikikan geli dari orang yang mendengarnya.

Tapi Ecih semakin merunduk, tangan nya sudah terasa dingin dan sedikit bergetar. Sedangkan Cecep mengacuhkan semua gangguan dari sahabat - sahabatnya.

"E-enggak kok Cep" Ecih akhirnya memberanikan diri untuk mengeluarkan suara, walaupun terdengar gugup tapi membuat Cecep tersenyum.

"Mau ke kelas kan?"

Ecih mengangguk pelan.

"Yaudah aku temenin yah, mau?" Tawar Cecep yang kembali melancarkan aksinya.

Ecih langsung mendongak menatap Cecep yang lebih tinggi dari dirinya.
Lalu ia menggeleng cepat.

"Udah Cep, Ecih kagak mau sama lo. Mau nya sama gue kan, Cih?" Temon maju beberapa langkah untuk mendekat pada Ecih.

"H-hah? E-enggak juga kok."

"YAAAAHH!! Jin tomang aja di tolak apalagi genderewo kayak lo Mon, Mon!!." Ledek Fikri di akhiri tawa yang meledak.

Cecep yang melihat Temon ikut - ikutan menggoda Ecih kini mendelik tajam pada Temon.

"Awas lo! Jauh - jauh, Ecih alergi sama tukang kentut kayak lo!."

Temon menjitak kepala Cecep pelan tapi dengan cengengesan.
"Yuk balik ke tempat semula Cep, kasian udah gemeteran gitu si Ecih."

"Ah! Lo aja, balik ke alam barka sana. Temen lo udah nunggin!"

"Lah, temen gue kan elo"

"Masa?" Cecep melengos dari wajah Temon yang terlihat menggerutu kesal.

"Kamu emang gemeteran ya deket aku?" Tanya Cecep kembali pada Ecih yang sudah terlihat menunduk lagi.

Cecep meraih tangan Ecih pelan, dan benar kata Temon. Tangan Ecih sedikit gemetar.
"Oohh, ini sih getaran cinta namanya. Wajar, kan lagi deket aku.."

Cecep tersenyum bangga pada dirinya sendiri saat melihat Ecih yang terlihat salah tingkah.

"Yaudah sana masuk, kalo butuh apa - apa panggil aku aja." Lanjut Cecep yang pada akhirnya mengusap rambut lembut Ecih yang terkepang satu kebelakang dan tidak lupa, rambut poni kesamping khas Ecih.

REZA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang