-REZA- 10

0 2 1
                                    

Apa kabar kalian?

Sebelumnya aku mau tanya dulu ya, gimana sih tanggapan kalian tentang cerita ini?

Ah ya, seperti yang kalian tau. Aku sayang readers seperti kalian❤

Apalagi yang rajin vote atau spam comment di setiap chapter :*

(Miss u)


Sudah beberapa kali aku terjatuh tapi baru kali ini aku merasakan jatuh dengan rasa bahagia.

*

|| REZA ||


Tubuh Reza terasa hangat setelah badan kecil Prita menubruknya dengan pelukan. Jika dalam situasi normal mungkin Reza bisa menahan keseimbangan tubuhnya, tapi siapa yang tidak terjatuh ketika mendapat tubrukan yang tiba-tiba saat dalam bahaya?

Keduanya terjatuh menepi menjauhkan diri dari belakang mobil yang terus mundur, dengan mata sama-sama memejam erat tatkala suara decitan ban mobil terdengar keras.

Reza terdiam karena tidak merasakan sesuatu lagi. Matanya terbuka kembali besamaan dengan gemuruh nafas Prita yang berada di atas tubuhnya. Detak Jantung Reza hingga sekarang masih berdegup kencang tapi kali ini wajahnya ikut memanas.

Reza pun tidak tahu kenapa reaksi tubuhnya terlalu berlebihan seperti ini hanya dengan berdekatan bersama Prita. Tapi jika di fikir ulang itu bisa menjadi hal wajar karena ini baru pertama kali tubuhnya terlalu dekat dengan ciptaan Tuhan berjenis Perempuan.

"Astagfirallah. Kalian gak apa-apa?" Lelaki paruh baya yang baru turun dari mobil membuat Prita dan Reza tersadar dari posisi mereka.
"Aduh.. ma-maaf atuh ya bapa teh tadi teu ningali sarang teu ati-ati,"

Prita terdorong kasar sampai ia tersungkur menjauh dari atas tubuh Reza. Prita menatap Reza yang juga menatap dirinya dengan pandangan---kesal?

"Aih kok pacarnya di dorong?" Si bapak supir yang hampir menabrak Prita dan Reza membantu keduanya berdiri.

"Saya Ralat. Dia bukan pacar saya." Ujar Reza memberi tahu.

Si bapak supir menggeleng-gelengkan kepalanya "Tapikan si neng ini tos bageur pisan menolong kamu dari bahaya, jangan di kasarin atuh eh."

"Nah!" Prita menyahut "ck ck ck. Emang enggak tau budi dia mah Pak."

"Sekali lagi Bapak minta maaf ya, Bapak teledor tadi."

"Ah gapapa Pak! Lumayan juga, uji nyali!"

Si Bapak tertawa kecil, tidak habis pikir dengan Prita yang sangat royal. Berbanding terbalik sekali dengan Reza yang hanya diam bersama wajah yang tanpa ekspresi.

"Yasudah kalo begitu Bapak permisi mau ngelanjutin kerja Bapak lagi ya."

"Oh Sokin pak! Ati-ati atuh ya pak,"

Si Bapak supir mengangguk kecil dengan senyumnya.

Reza terus memperhatikan Prita tanpa sadar. Tawa Prita yang renyah, tingkah laku Prita yang selalu di luar dugaan, dan sifat Prita yang berbeda dari orang lain serta Prita yang bisa membangun suasana hangat juga meriah di saat bersamaan membuat Reza semakin...Membenci Prita.

Reza sangat benci ketika ada orang yang terlalu merepotkannya. Seperti Prita.

Reza tidak suka dengan orang baru yang sok dekat dengannya apalagi kedekatanya dengan orang itu hanya bisa menyusahkannya. Dan contohnya itu Prita.

REZA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang