INP 4

1.6K 199 2
                                    


Rachel kembali ke kelasnya dengan
Senyum mengembang, tapi senyumnya luntur saat memasuki kelasnya dan tidak ada raut senyum
Yang menyambutnya. Di meja hp nya tergeletak dengan note Bertuliskan

Batre nya habis! Mksh.

Gadis itu tersenyum getir dan mengambil Sample kerajinan. Rachel menenteng itu ke meja Cindy dan mina. Berniat untuk meminta saran atau pendapat mengenai penampilan nya.

" jangan disini lah, Basah meja gue!"
Larang Cindy juga mina.

" disini aja hel, sini" tawar Yuga
Sambil merapikan bukunya dan mempersilahkan mejanya.

" have fun bikinnya guys "
Kalau boleh jujur Rachel mencoba menahan tangisnya, dia capek dan sudah tidak kuat, Sejak pagi kegiatan belajarnya terganggu ditambah suasana kelas yang membuatnya tidak nyaman.

Setelah selesai menilai ulangan kelas
10 dia juga harus mengajar mereka
Masalahnya mengajar kelas 10 berbeda dengan mengajar anak kelas 6.
Mereka sudah dewasa tapi juga lebih bandel dibandingkan anak kecil.

" ada yang ga ngerti?" tanya Rachel sebelum ia pergi ke kelas bawah.

" Lo kira kita anak kecil?" ucap Jihan, Rachel mengangguk lalu kembali ke mejanya.

" ada yang bawa cas an ga? Pinjem dong"

" Gak " ucap mereka serempak, sementara dengan terpaksa ia melenggang dari kelas sambil menenteng buku Seni, mungkin kali
Ini materi nya hanya yang mudah mudah saja.

" hallo, Gimana udah istirahatnya?"
Semua siswa mengangguk dan siap
Membuka buku seni, namun pandangan mereka teralihkan oleh
Dua orang yang masuk dengan seragam kumel, dan dikeluarkan dari celana, dasi longgar dan sebotol minuman di tangan nya.

Mungkin sekolah ini didominasi oleh
Keseniannya, karena memang banyak sekali siswa yang masuk ekstrakurikuler seni dan memang berbakat, begitu juga Rachel. Cukup aneh jika di sekolah ini siswa dan siswi nya tidak tertarik di bidang seni.

" Kalian Harza sama Daffa kan?" tanya Rachel sambil memutari kedua bocah itu, memang Bukan hal aneh lagi kalau Daffa dan Harza dikenal dengan ketampanan yang nyaris sempurna, namun justru Rachel paling tidak suka kepada dua bocah tengil ini.

" apa? Lo ga suka? Pergi aja kalo lo gak suka!" Harza meringis dan memalingkan wajahnya, menatap keluar jendela tanpa memperdulikan Kakak kelas nya yang berdiri di samping mejanya.

" Jangan mentang-mentang kalian kaya jadi belagu kaya gitu ." Rachel
Menghela nafas dalam sebelum melanjutkan perkataan nya.

"Ga semua orang bisa hidup kaya kalian," imbuhnya, Daffa lalu mendekat ke arahnya dan menggebrak meja sekeras mungkin.

" lo mendingan pergi! Atau gw lapor ke kakek?"

Rachel mendelik dan menaikkan alisnya, dan itu semakin membuat Daffa marah

" Daffa Lo tuh kurang apa sih? Keluarga? Dukung, uang? Banyak, temen? Banyak. Apapun yang kalian mau pasti ada cuman satu yang kurang, akhlak Lo kayanya jatoh deh pas bayi"

" Tau apa sih Lo tentang gue? "

" Orang bodo aja juga tau kalau Lo gak suka sekolah disini, dipikir gue buta? Udah cepet duduk."

Kring.

" Loh? Udah bel aja, yaudah terimakasih ya adik-adik, dah!"

" Makasih kak!" Teriak salah satu siswa

Harza juga menjadi melamun memikirkan perkataan Rachel tadi yang seolah terngiang ngiang di pikirannya.

" CK! " geram Harza sambil melemparkan handphone nya ke lantai hingga benda pipih itu hancur
Lebur, kepingan kepingan kecilnya
Berserakan ke seluruh isi kelas.

I'm Not Princess ROSE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang