Chapter 5

86 49 101
                                    

"Semakin gelap langit, semakin terang cahaya yang terpancar. "

~~~

Kaira meninggalkan Hanif di ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaira meninggalkan Hanif di ruangannya. Kaira sungguh tidak menyangka, Hanif memiliki masa lalu seperti itu. Tetapi setiap manusia pernah bersalah bukan? Kita tidaklah seperti Nabi yang terjaga dari dosa.

Kaira membiarkan Hanif terhanyut dalam pikirannya. Ia sudah memberi saran, tetapi ia tidak memerintahnya. Kaira membiarkan Hanif mengambil keputusannya sendiri. Bukankah seperti itu baiknya?

Setidaknya, Kaira merasa sedikit senang karena Hanif sudah mau bercerita padanya. Menceritakan masa lalu dan masalah bukanlah hal yang mudah. Tidak semua orang memiliki keberanian untuk itu. Mungkin karena memang kepribadiannya atau juga berasal dari lingkungan.

Tak jauh berbeda dari Kaira. Kaira lebih sering memendam masalahnya sendiri. Entahlah, Kaira justru merasa tak nyaman ketika menceritakannya. Ketika ia bercerita kepada orang terdekat, ia takut akan membebani mereka. Ketika Kaira bercerita kepada teman atau orang lain, pada akhirnya malah akan saling adu nasib.

"Lu mah masih mending, lah gue..." begitu yang sering Kaira dengar. Salahkah jika Kaira ingin bercerita. Kaira tau mungkin banyak di luar sana yang masalahmya lebih rumit dari Kaira. Tapi Kaira hanya ingin bercerita. Apakah itu salah?

Ah, sudahlah. Mari kembali ke topik!

Kaira sekarang sedang duduk sambil menikmati ice americano yang dipesannya. Ia tidak langsung pulang karena harus menunggu Nara. Semula, ia dan Nara ke sini karena ingin membahas video tugas kemarin.

Mereka meminta tolong Hanif untuk mengedit video mereka. Bukan berarti mereka malas ya. Hanya saja waktu itu Hanif menawarkan jasa. Kalau ada rezeki edit gratis, kenapa tidak?

Kaira mengedarkan pandangan ke sudut-sudut ruangan. Cafe ini didesain klasik, tapi asik. Paduan warna pale lemon, ungu pastel, peach, light seafoam green, dan abu-abu sangat pas.

Kombinasi berbagai macam warna, sehingga memunculkan kesan ramai dan ceria, tetapi tidak menghilangkan nuansa kalem dan kasik. Penambahan ornamen-ornamen sederhana seperti lampu gantung, tanaman gantung dan frame tidak menyebabkan kesan 'keramean' dalam cafe.

Di depan tersedia tempat kasir dan dipajang menu cafe di bagian atasnya. Tentu saja, karena ini cafe, pastinya menjual berbagai jenis kopi atau latte. Tapi, selain itu, di sini juga menjual donat, ayam geprek, dan ayam kremes. Ups, maaf ya ... Bukan bermaksud promosi!

Pandangan Kaira tertuju pada gadis berkerudung pink salmon yang baru saja memasuki cafe. Ya, itu Nara! Gadis pemilik senyum indah itu melambaikan tangan ke arah Kaira.

"Kai, maap lama. Tadi anu itu-" Nara tidak melanjutkan kalimatnya. Nara kemudian duduk di kursi yang mengahadap berlawanan dari kursi Kaira.

Kaira melihat luka di pipi bagian bawah Nara. Ah, apakah itu ulah Akbar lagi? Dasar tidak berperikemanusiaan!

Kaira memegang lengan bawah Nara dan ingin menanyakan hal tersebut. Tetapi, Nara mengaduh.

"Di sini juga?" tanya Kaira.

Nara hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Arg, dasar Akbar! Nggak berperikemanusiaan banget. Lagipula ngapain sih kamu masih mau sama dia, dahlah tinggalin aja." ujar Kaira geram.

" Ya, gimana Ra? Aku masih sayang. Gimana bisa aku ninggalin, dia selalu pulang ke rumah. Dia itu lucu tauk, setiap dia ngeong, matanya tuh jadi gemes," sahut Nara.

"Wah, KDRT yang sesungguhnya. Tapi, aku juga sih, hehe."

Mereka pun terlarut dalam gelak tawa. Kaira lalu menyodorkan daftar menu dan menanyakan apa yang akan dipesan Nara. Hhh, lagi-lagi Nara hanya memesan donat dan jus sirsak. Pesanan yang sama setiap kali mereka ke sini. Jika begitu seharusnya, tadi ia tak perlu menawarkannya ada Nara.

"Ra, Hanif lagi sibuk. Tapi ... Tadi udah aku bahas sebentar kok. Gapapa kan? Kita malmingan sebentar di sini," ajak Kaira penuh antusias.

"Oh, iya gapapa, kok. Aku malah Seneng, hehe, " balas Nara yang tak kalas semangat.

Terkadang, setiap malam minggu, di cafe ini akan ada pertunjukan grup band atau penyanyi solo. Karena Kaira sudah sering ke sini, Kaira pun sudah hafal dengan band atau penyanyinya. Kali ini adalah Rangga Alvin. Panggil saja, Kak Rangga.

"... Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk' hapuskan semua sepi di hati

Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawa

Teringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita

Ada cerita tentang aku dan dia... "

Suaranya begitu lembut menyusup ke gendang telinga. Tak dapat dipungkiri jika suaranya memanglah bagus.

"Aduhhh, dianya siapa tu!" seru Nara tidak terlalu pelan, tetapi juga tidak terlalu keras.

"Kan cuma lagu, Nar. Nggak usah baper kalik, gini nih nggak ngerti jokes nggak ngerti juga serius enggaknya sesuatu," sahut Kaira tiba-tiba.

Sebentar, apa hubungannya dan ini sebenarnya yang tidak tau jokes siapa? Kaira yang terlalu polos atau memang Nara yang tidak tau jokes?

Nara hanya bersikap acuh dan mengedikkan bahu. Ia kembali memasukkan donat dengan toping karamel yang dipegangnya ke dalam mulut.

~~~

30 menit berlalu...

Kaira melirik jam tangan yang menunjukkan pukul 08.45. Kaira baru saja membayar apa yang mereka pesan. Memang ini malam Minggu, tetapi Kaira tidak boleh lebih dari jam sembilan. Uhh, kalau tidak ... Di rumah akan ada ceramah akbar sehabis ia pulang.

Tadi, Kaira diantar oleh Kaifa, katanya sih, sekalian beli obat karena obat di rumah habis. Jadi, sekarang Kaira pulang bersama Nara. Untung saja Nata bersedia dan tidak sedang terburu-buru.

Kaira sekarang sedang menunggu Nara yang mengambil motornya. Sembari itu, Kaira mengirimkan pesan untuk Hanif. Sebelumnya, ia ingin berpamitan secara langsung, tetapi ia tak ingin menganggu Hanif.

"Hanif, aku harap kamu baik-baik saja." ucap Kaira dalam hati.

•••

Assalamualaikum, readers!!! Gimana ceritanya? Bagus nggak? Seru nggak? Kasih tau dong, biar kalau kurang bisa aku perbaiki lagi🙌🙌

Makasii yang udah bacaaa... Jangan lupa vote, komen, follow, and sharee ya!!
Oh ya, masukin juga ke perpus dan jangan bosan baca ceritanya :))

I hope u like guys! Monggo yang mau krisarr sangat diterimaa dan diharapkan.

Jangan lupa belajar, sholat, lakukan kewajiban dan tugasnya ya!!
Thankss all😍😍😍

HAPPY MALMING

One WeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang