VI

4.1K 438 12
                                    

Americano

"WeirdEverything is good when just you are hereYou're not going to stop me, you're like continuous damage to meI'm gonna be hurt childishly"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Weird
Everything is good when just you are here
You're not going to stop me, you're like continuous damage to me
I'm gonna be hurt childishly"

-Good to Me (SEVENTEEN)


•α•


Seungkwan melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung perusahaan tempat ia bekerja. selama perjalanannya menuju ruang kerja, orang-orang terus menatap sinis kepadanya. Di lift, lorong, bahkan saat sampai di meja kerjanya pun mereka terus menatap ke arah Seungkwan. Mungkin alasannya adalah karena dia  seorang Omega.

Dino pernah mengatakan kepada Seungkwan bahwa jarang sekali ada omega yang bekerja di perusahaan HVC Corporation, bahkan hampir tidak ada. Terakhir kali ada omega yang bekerja di perusahaan ini, dia tidak bertahan lama, hanya sekitar satu bulan dan kejadian itu pun sudah bertahun-tahun yang lalu. Oleh karena itu, wajar saja orang-orang menatap Seungkwan seperti sekarang ini.

Seungkwan berdiri sejenak, ia menatap ke arah secangkir kopi hangat yang berbeda di atas meja kerjanya. Tertempel di cangkir itu sebuah sticker bertuliskan
"maaf"

Sudah seminggu cangkir kopi itu terus saja berdatangan entah dari mana. Tidak ada yang tau siapa yang menaruhnya diatas meja kerja Seungkwan, tau-tau setiap pagi sudah ada di sana.

Seungkwan menghela nafasnya panjang, lalu menggeser kopi itu ke ujung meja, menjauhkannya dari pandangan Seungkwan. Tak ada sedikitpun niat untuk mencicipi kopi tersebut, bahkan mencium aromanya pun tidak.

Dari jauh Vernon memperhatikan Seungkwan dengan tatapan kecewa. Lagi-lagi kopi pemberiannya ditolak. Padahal ia sudah susah-susah berangkat pagi dan pergi ke salah satu kafe hanya untuk memberikan sang pujaan hati secangkir kopi.

Setelah kejadian yang lalu, Vernon tidak berani berbicara kepada Seungkwan. Ia merasa bersalah dengan apa yang telah ia lakukan sebelumnya. Sejujurnya, Vernon inging sekali mengatakan kata maaf secara langsung, tapi rasa takutnya mengalahkan niatnya itu. 'Pengecut' memang sebutan yang cocok untuk Vernon, statusnya sebagai alpha bukanlah apa-apa jika harus berurusan dengan cinta.

-•-

Jam makan siang sudah tiba, para pegawai berhamburan menuju kantin dan tidak sedikit juga yang pergi ke restoran tak jauh dari kantor.

Ini kesempatan Vernon untuk mendekati sang pujaan hati. Ia berniat untuk mengajak Seungkwan makan siang bersama di restoran langganannya.

Pria blasteran itu berusaha memberikan diri. Ia menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang karena gugup. Sang alpha melangkahkan kakinya mendekati sang omega yang masih saja sibuk dengan pekerjaan. Baru juga Vernon akan sampai, ia sudah keduluan oleh seorang yang sudah terlebih dahulu menghampiri Seungkwan.

"Kamu ga istirahat Kwan? Udah waktunya makan siang loh." Tanya Dino seraya menepuk pundak Seungkwan pelan.

"Eh Hyung. Engga nih kerjaan Kwanie masih banyak, jadi ga bisa" jawab Seungkwan dengan senyuman yang nampak lemas.

"Pasti mereka ngelimpahin kerjaan lagi ya ke kamu?"

"Ga apa-apa ko, ka. Kwanie ga keberatan"

"Lain kali kamu tolak aja kalo itu bukan tugasmu"

"Kwanie ga bisa, ka, mereka senior Kwanie. Lagian Kwanie beneran ga keberatan ko"

"Ya sudah deh kalau begitu" balas Dino seraya mengelus pucuk kepala sang junior lembut.

"Kamu mau pesan apa? Nanti kaka belikan"

"Kwanie nitip burger aja, ka, minumnya ga usah, Kwanie bisa ambil dari dapur kantor"

"Ok kalo gitu"

"Makasih , ka. maaf Kwanie ngerepotin"

"Apaan sih, kaya ke siapa aja. Dah lah aku pergi dulu, kalo kebanyakan ngobrol nanti jam makan siangnya habis"

"Hehehe dadah, ka" Seungkwan melambai bahagian mengiringi kepergian seniornya tersebut.

***

Dino melangkah masuk ke dalam salah satu restoran cepat saji tak jauh dari kantor. Ia segera menghampiri stan pelayanan untuk memesan. Saat hendak mebayar, tiba-tiba saja seorang dari belakang mengasongkan sebuah kartu hitam ke hadapan sang kasir.

"Biar aku yang bayar" ujar Vernon mengejutkan Dino.

Sebelumnya Vernon sempat menguping pembicaraan Dino dengan Seungkwan, dan dia pun diam-diam mengikuti Dino dari belakang.

"Eh pak wakil direktur?! Tidak usah repot-repot"

"Ga apa-apa. Anggap saja ini bonus buat kamu" ucap Vernon dengan nada dingin.

"Makasih pa" Dino membungkuk hormat. Ia senang juga tak menyangka akan di traktir oleh bosnya yang dingin itu.

Dino mengambil pesanannya tersebut lalu beranjak pergi dari sana. Namun, tiba-tiba saja Vernon menghentikan langkah Dino dengan menarik pundaknya.

"Ehem anu... Itu...
Kalo Seungkwan suka minuman apa ya?" Tanya vernon malu-malu.

-•-

"Nih pesananmu" ucap Dino datang mengantarkan pesanan Seungkwan.

"Makasih, ka" balas Seungkwan senang, lalu mengambil plastik berisi hamburger itu dari tangan Dino.

"Loh! ka, aku kan ga pesen americano?"

"Tenang saja, itu gratis. Burgernya juga ga usah kamu bayar"

"Kaka yang traktir?"

"Bukan"

"Terus siapa?"

"Pak Vernon yang traktir"

"Eh?!"

-tbc-

Fallin' Alpha [REVISI] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang