7. Perjodohan

743 68 0
                                    

Happy Reading...

.
.
.

❄️❄️❄️


Kini jam pulang sudah berlalu beberapa menit yang lalu. Semua murid sudah ada yang pulang dan tersisa beberapa orang saja, termasuk Fariz. Laki-laki itu baru saja keluar dari kantor untuk membayar uang SPP dikarenakan tidak sempat. Saat berjalan menuju kelas untuk mengambil tasnya, dia melihat Naziya bersama Saza duduk dikursi panjang yang ada didepan kelas. Ya Saza kini sudah mulai masuk sekolah setelah sepekan lalu dia sadar dari koma.

Ternyata mereka belum pulang dan pembicaraan mereka tampak serius dan itu membuat Fariz penasaran, terlebih wajah Naziya yang tampak sedih. Dia pun berdiri di samping tembok.

Semenjak hubungan mereka membaik, Fariz dan Naziya kini sudah berteman, bukan sahabat lagi maupun mantan sahabat. Kenapa mereka hanya berteman? Dikarenakan ini adalah permintaan Fariz sendiri yang ingin membatasi dirinya dengan gadis itu. Dia takut kalau persahabatan mereka hancur jika terjadi lagi dan juga membuat mereka semakin berdosa.

Fariz kini sudah menyadari kalau hubungan mereka dulu memang tidak bagus. Sebab, yang namanya laki-laki dan perempuan itu tidak ada persahabatan.

Dari Ummu Salamah rodhiallahu ‘anha. Beliau mengatakan, “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah selesai mengucapkan salam maka para wanita pun berdiri seketika sesudah selesai membaca salam. Adapun Nabi tetap diam dalam posisinya selama beberapa saat sebelum berdiri.” (HR. Bukhari no. 870). Ummu Salamah mengatakan, “Menurut kami, wallahu a’lam, beliau melakukan hal itu adalah dalam rangka agar kaum wanita segera beranjak pergi sebelum ada lelaki yang berpapasan dengan mereka.” (lihat Nashihati lin Nisaa’, hal. 119)

Rasul bersabda, “Sebaik-baik shaf bagi kaum lelaki adalah yang terdepan dan shaf terjelek bagi mereka adalah yang paling belakang. Sedangkan sebaik-baik shaf bagi perempuan adalah yang paling belakang dan yang terjelek adalah yang terdepan.” (HR. Muslim)

Pertemanan pria dan wanita hendaknya tidak dengan berdua-duaan atau bercampur baur. Sebagaimana Rasul bersabda, “Tidaklah aku tinggalkan sesudahku sebuah cobaan yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki dibandingkan (cobaan yang berasal dari) kaum perempuan.” (HR. Bukhari no. 5096 dari Usamah bin Zaid rodhiallahu ‘anhu).

Naziya pun menyetujui ajakan laki-laki itu.

"Emangnya kamu ada masalah?" tanya Saza.

Naziya menggelengkan kepalanya."Aku dijodohin, Saza..." katanya.

Deg

Fariz sangat terkejut mendengar kalau Naziya tiba-tiba dijodohkan. Bagaimana pun, dirinya menyukai gadis itu.

"Yang bener Na?" tanya Saza juga sama kagetnya.

Naziya menganggukkan kepalanya."Iya Za, aku dijodohin sama abi dan umi... Dengan orang yang sama sekali aku nggak tau siapa dia..." kata Naziya sambil menunduk. Berusaha untuk menahan airmatanya.

"Kamu tenang Na," kata Saza sambil mengusap bahu sahabatnya itu."Terus kamu terima?" tanyanya lagi.

"Awalnya aku nolak, tapi bujukan abi sama umi membuatku gak tega sama mereka. Aku gak mau Saza, aku gak mau... Sebenarnya bukan masalah siap atau enggaknya. Tapi, aku udah terlanjur suka sama seseorang."

"Siapa dia?" tanya Saza penasaran. Namun, Naziya terdiam karena bingung untuk mengatakan dengan jujur. Fariz pun juga penasaran dibuatnya.

"Siapa Na?" pinta Saza.

Cinta Dari Masa Lalu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang