2. Satu Kelompok

893 80 7
                                    

.
.
.

Happy Reading gaes...

❄️❄️❄️

"Dek, ayuk cepat!" teriak Dhafin di lantai bawah. Dia geleng-geleng kepala melihat adiknya yang santai menuruni anak tangga.

"Bentar Kak!" sahut Naziya.

Naziya turun dengan khimar yang miring."Khimarnya miring, Dek." kata Dhafin sambil membenarkan khimar adiknya.

"Kakak sih, kan jadi miring khimar Adek." kata Naziya cemberut.

Dhafin mengusap kepala adiknya dengan sayang."Maaf deh. Yaudah yuk," ajaknya.

"Abi, Umi kita berangkat ya?" ucap Naziya dan Dhafin kepada kedua orang tua mereka. Lalu menyalami tangan keduanya.

"Iya Sayang. Hati-hati ya di jalan," pesan Said, Abi mereka.

Dhafin dan adiknya itu mengangguk."Iya Bi, Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumussalam wr wb." balas Said dan Zahra.

"Kenapa sih Dek, kok melamun aja?" tanya Dhafin ketika matanya menangkap adiknya yang hanya diam sambil menatap ke jendela.

Naziya menolehkan kepalanya menatap Dhafin. Namun, dia hanya menjawab dengan gelengan kepala. Melihat adiknya yang terlihat galau, Dhafin mengusap kepala Naziya dengan lembut.

"Kenapa, Dek?" tanyanya memastikan.

"Enggak apa-apa Kak, Adek cuman ngantuk aja." jawab Naziya tersenyum tipis. Padahal dia memikirkan laki-laki yang tinggal di samping rumahnya, yaitu Fariz.

"Beneran?" tanya Dhafin lagi.

Naziya mengangguk. Dhafin hanya menghela nafas pasrah saat adiknya itu tidak mau berkata jujur. Dia tahu betul tingkah Naziya.

Tiba di depan gerbang sekolah, Naziya mencium punggung tangan Kakaknya.

"Belajar yang rajin ya? Nanti Kakak jemput." kata Dhafin.

Naziya mengangguk."Iya Kak. Adek ke sekolah dulu, Assalamu'alaikum,"

Setelah mendengar jawaban salam dari Kakaknya, Naziya pun keluar dari mobil dan langsung memasuki area sekolah.

"Naziya!" panggil seseorang menghampiri Naziya yang sudah lebih dulu darinya.

Naziya pun menghentikan langkah kakinya dan membalikkan badannya.

"Eh, ada apa ya?" tanya Naziya kepada sosok perempuan di depannya sekarang.

Perempuan itu menyodorkan sebuah buku."Ini buku kemaren hari Jum'at aku pinjam. Makasih ya Na," ucapnya dan tersenyum.

Naziya mengangguk dan tersenyum."Iya Fia, sama-sama." balasnya kepada perempuan yang bernama Fia itu.

"Yaudah aku ke kelas lagi ya, dah." Fia melambaikan tangannya seraya menjauh.

Naziya mengangguk menatap kepergian teman beda kelasnya. Dia pun kembali melanjutkan berjalan ke kelasnya.

"Assalamu'alaikum," ucap Naziya memasuki kelasnya. Di dalam kelas hanya beberapa orang yang baru datang pun menjawab salam Naziya.

Dia berjalan ke arah kursinya yang terletak di barisan pinggir.

"Lemas banget, Mbak?" sapa Rara, teman sekelas Naziya.

Naziya hanya tersenyum tipis."Lagi ngantuk aja, Ra." alibinya.

"Begadang, ya?" tanya Rara lagi.

Naziya menggelengkan kepalanya."Enggak, cuman telat tidur aja kok." jawabnya.

Cinta Dari Masa Lalu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang