.
.
....
Malam harinya...
Fariz merasakan tubuhnya terasa panas dengan hidung yang berair. Naziya kalang kabut mengetahui kalau suaminya sedang tidak enak badan. Dia segera menyuruh suaminya itu untuk istirahat.
"Abang istirahat ya, ini pasti gara-gara kehujanan tadi. Maafin Ziya ya Bang udah bikin Abang sakit gini," ucap Naziya merasa bersalah dengan sesegukan. Dia sangat merasa bersalah telah membuat Fariz sakit. Andai saja dia tadi tidak menyuruh Fariz ke Supermarket, pasti suaminya sekarang tidak akan jatuh sakit. Namun, apalah dayanya, ini sudah menjadi kadar-Nya.
Fariz mengusap rambut Naziya dengan sayang. Pria itu menunjukkan senyumannya."Sstt gak papa. Udah jangan nangis, sayang. Nanti juga sembuh kok,"
"Ziya buatin bubur ya, Abang makan dulu baru minum obat." kata Naziya.
"Sisa yang tadi aja Yang, dipanasin dulu." ujar Fariz.
"Emang masih ada?" tanya Naziya.
"Ada kok. Abang masaknya banyak," kata Fariz.
"Yaudah, Abang istirahat aja dulu ya," ujar Naziya sambil mengusap rambut suaminya.
"Pelan-pelan ya sayang," kata Fariz.
Naziya mengangguk patuh."Iya Abang."
Dia pun pergi ke dapur dan memanaskan sisa Bubur yang telah dibuat oleh suaminya siang tadi. Namun, setelah dia cek, ternyata buburnya sudah mulai basi. Dia pun membuatkan kembali Bubur yang baru untuk suaminya.
Beberapa menit kemudian, Naziya sudah selesai memasak Bubur yang dia buat. Dia menuangkan Bubur itu ke dalam mangkok dan memberikan toping seperti Ayam, daun sup dan dll. Kemudian, dia beranjak pergi ke kamar dengan membawa nampan.
Setelah kandungan Naziya mulai membesar, Fariz mengajaknya pindah ke kamar bawah, karena dia takut Naziya kenapa-kenapa saat naik turun tangga. Dan Naziya pun menyetujuinya. Jadi, dia tidak perlu capek naik tangga lagi untuk sementara.
Ceklek
"Abang, ini Buburnya udah siap. Makan dulu ya Bang," ucap Naziya memasuki kamar.
Fariz bangun dan bersandar di kepala kasur. Naziya duduk di depannya lalu mulai menyuapi suaminya itu.
"Bubur sisa tadi udah basi, jadi Ziya buatin yang baru aja. Maaf lama ya Abang," ucap Naziya.
Fariz menganggukkan kepalanya mengerti."Iya gak papa sayang."
Naziya kembali menyuapi Fariz Bubur Ayam tadi. Fariz menatap istrinya itu."Kamu udah makan Yang?" tanyanya.
"Udah kok tadi sambil nungguin Buburnya jadi." ujar Naziya.
Fariz mengusap rambut istrinya."Maaf ya Abang ngerepotin kamu," ucapnya.
"Abang bicara apa? Ziya gak merasa direpotkan kok. Udah tugas Ziya sebagai istri ngerawat Abang yang lagi sakit. Ziya gak mau Abang kenapa-kenapa, ini pun juga gara-gara Ziya tadi," kata Naziya.
"Ssstt jangan gitu ah, Abang gak papa kok." kata Fariz. Naziya menatap kasihan kepada suaminya, bagaimanapun dia sudah membuat suaminya sakit.
"Habisin ya Abang," kata Naziya kembali ingin menyuapi suaminya itu.
Fariz mengangguk hingga beberapa menit kemudian, Bubur itu pun habis tidak tersisa. Naziya tersenyum tipis melihatnya.
"Sekarang minum obat ya Bang," kata Naziya lalu membukakan obat pracetamol dan obat flu untuk suaminya. Fariz menerimanya dan meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dari Masa Lalu (END)
Teen Fiction[Sequel Assalamu'alaikum Imamku!] Proses Revisi! "Aku minta maaf." Ucap Fariz."Sebenarnya waktu itu itu aku tidak bermaksud untuk melakukannya, tapi entah tiba-tiba aku melakukannya. Aku benar-benar menyesal, Naziya. Sungguh, aku minta maaf. Apakah...