"Semua orang pasti mempunyai kesalahan, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna kecuali Allah."
.
.
.❄️❄️❄️
"Na!" panggil Binar, teman sekelas Naziya. Gadis itu duduk di samping Naziya, yaitu di kursi sahabatnya Naziya, Saza.
"Iya Bi?" sahut Naziya menolehkan kepalanya menatap Binar.
"Saza masih belum sadar ya?" tanyanya.
Naziya menganggukkan kepalanya. Saza adalah sahabat karibnya dan gadis itu kini tengah terbaring lemah di rumah sakit karena mengalami kecelakaan beberapa hari yang lalu. Naziya sebagai sahabat sangat sedih ketika Saza mengalami kecelakaan dan sekarang koma.
Binar dan yang lainnya pun juga merasa prihatin dengan teman sekelas mereka.
"Kasihan dia, semoga Allah cepat menyembuhkan dia dan dia cepat sadar kembali. Aamiin." ucap Binar.
Naziya mengangguk."Aamiin."
"Kamu udah ada jenguk dia?" tanya Binar.
"Udah, hari ahad kemaren, tapi nanti Insya Allah aku akan jenguk dia lagi. Insya Allah hari Ahad nanti." ujar Naziya.
"Aku juga mau ikut jenguk, tapi hari itu aku ada acara keluarga." kata Binar.
"Enggak papa, kan bisa kapan-kapan," ujar Naziya tersenyum seraya mengusap bahu sahabatnya itu.
Binar mengangguk membenarkan."Kamu sama Fariz sudah mengerjakan tugas presentasi video belum, Na?" tanya Binar. Mengingat ada tugas presentasi.
Naziya mengangguk."Udah kemarin lusa, kalau kamu sama Raihan sudah?" tanyanya balik.
Naziya melihat perubahan di wajah temannya itu."Belum, rencananya sih sore nanti ngerjainnya. Tapi, aku enggak enak masa harus ke rumahnya. Kalau dia yang ke rumahku yang ada nanti Kakakku marah." katanya lesu.
Naziya paham dengan keadaan Binar yang juga sama sepertinya. Bedanya, dia sudah akrab dengan Umi Fariz dan rumah mereka pun berdampingan. Jadi, Naziya tidak merasa takut kepada Fariz
"Ajak aja dia ke tempat yang rame, kayak cafe gitu," usul Naziya.
"Kamu kan tau Na aku enggak pernah ke cafe-cafe," kata Binar. Lagi-lagi dia lesu memikirkannya. Dia juga sama seperti Naziya yang tidak suka ke mana-mana.
"Kalau gitu kamu bicarain aja dulu sama Raihan baiknya gimana." usul Naziya lagi.
Binar tampak memikirkan usulan dari sahabatnya itu, lalu dia pun mengangguk setuju."Baiklah, nanti aku coba bicarain sama dia." ujarnya.
Naziya menganggukkan kepalanya. Tidak lama kemudian, guru pengajar mereka pun memasuki kelas. Binar kembali ke kursinya.
...
Tepat jam 11 siang, kelas Naziya sudah selesai berolahraga yang dipimpin oleh pak Kemal, guru olahraga mereka. Jam pelajaran olahraga memang belum selesai karena waktu habisnya tepat jam sholat Dzuhur. Naziya pun kini sudah berganti pakaian, dan dia sedang duduk di kursi panjang yang menghadap ke lapangan. Di sana teman-temannya sedang berolahraga, dan yang lainnya ada yang di kantin maupun di kelas. Di memilih menonton teman-teman yang sedang bermain voli karena dia bosan di kelas.
"Boleh aku duduk di sini?" tanya seseorang menginstrupsi.
Naziya lantas menolehkan kepalanya, dan ternyata orang yang mengajaknya bicara adalah Fariz.
"A ... Silahkan," kata Naziya gugup. Fariz pun duduk di sampingnya dengan berjarak satu meter.
Naziya hanya diam menatap ke lapangan, karena dia tidak tahu harus bagaimana. Fariz pun merasa canggung dengan keadaan sekarang, tapi ada hal yang harus dia selesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dari Masa Lalu (END)
Teen Fiction[Sequel Assalamu'alaikum Imamku!] Proses Revisi! "Aku minta maaf." Ucap Fariz."Sebenarnya waktu itu itu aku tidak bermaksud untuk melakukannya, tapi entah tiba-tiba aku melakukannya. Aku benar-benar menyesal, Naziya. Sungguh, aku minta maaf. Apakah...