12. Outbond

2.1K 157 1
                                    

Hari ketiga gathering sama seperti sebelumnya. Ada satu tempat outdoor di hotel ini yang cukup luas untuk outbond, tapi terbatas dan tidak bisa menampung semua. Sehingga kegiatan yang diadakan mirip seperti acara peringatan tujuh belasan, misalnya lomba makan kerupuk, tarik tambang, dan lomba balap karung.

Tim hotel yang cukup kreatif, ditambah tim dari pihak perusahaan, membuat acara ini menjadi seru, menegangkan dan penuh dengan teriakan kegembiraan. Tidak semua peserta gathering ikut perlombaan, kebanyakan dari mereka hanya menonton sambil menikmati snack yang disajikan di sebuah booth di pinggir lokasi.

Tiga hari ini memang diisi dengan kegiatan refreshing bagi karyawan setelah setahun mereka bekerja keras untuk perusahaan.

"Pak Adam! Pak Adam!"

Teriakan itu membuat Adam terpaksa ikut ambil bagian karena beberapa orang menunjuknya menjadi peserta lomba, setelah aksi heroiknya menolong Alena kemarin di kolam renang. Jadi dia memilih salah satu perlombaan, yaitu balap karung. Lawannya cukup tangguh, tiga orang peserta gathering dan satu dari pihak hotel yang sengaja diminta olrh panitia untuk ikut meramaikan.

Pak direktur juga ikut menonton, sekaligus memantau kelakuan calon menantunya. Sejak tadi matanya berkeliaran mencari sosok Alena, tapi belum tampak. Melihat Adam turun, dia jadi penasaran ingin ikut bertanding. Namun, niatnya urung karena setelah ini masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.

"Papa! Papa!" Terdengar suara teriakan anak dan istrinya dari kejauhan.

"Loh, katanya besok baru ke sini."

"Itu anakmu udah kangen sama Adam, makanya dia mau cepat-cepat datang," jawab mamanya Cintia.

"Mas Adam sibuk banget. Di telepon gak angkat," kata Cintia malu.

"Tuh, lagi ikutan lomba." Papa menunjuk Adam yang sedang berusaha melompat dengan karung di tubuhnya.

Cintia langsung berlari meninggalkan kedua orang tuanya dan mendekat ke arah tempat lomba.

"Mas Adam! Mas Adam!" Dia ikut berteriak dan memberikan semangat agar calon suaminya bisa menang.

Mata Adam berbinar sekaligus kaget saat melihat calon istrinya datang. Dengan semangat dia melompat agar jika memang nanti, Cintia bisa bangga.

Hingga sedikit lagi mencapai garis finish, muncullah Alena dari pintu masuk dan langsung duduk melihat acara. Jantung Adam berdebar karena seharian kemarin hingga pagi ini, mantan istrinya tak memberi kabar sama sekali.

Adam yang tadinya fokus malah teralihkan dengan kedatangan wanita itu. Konsentrasinya menjadi buyar, dengan tubuh yang limbung dan akhirnya ... dia jatuh bergulingan di tanah.

"Dis!"

Begitulah teriakan dari juri saat melihatnya terjatuh. Adam kalah sebelum tiba di garis finish. Dia berjalan pincang menuju pinggir lapangan, setelah mengembalikan karung yang tadi dipakai lomba di meja panitia.

Melihat itu, dua wanita segera berlari mendatanginya, tapi Cintia lebih cepat sampai karena posisinya dekat. Sementara itu Alena berhenti di tengah jalan, urung melihat kedekatan mereka berdua.

"Sakit?" tanya Cintia

"Ga apa-apa. Luka kecil."

"Mana?" Wanita itu menarik celana training yang dipakai calon suaminya. Nampak m luka memerah di bagian lutut. Sepertinya tadi terhantam batu.

"Ya ampun berdarah. Bentar, aku ambilin betadine." Cintia berjalan menuju meja panitia dan meminta obat. Ada satu tim medis yang perusahaan bawa untuk berjaga-jaga jika ada yang sakit. Seorang dokter umum, dokternya perusahaan.

Me & My Ex [Tamat/Cetak Buku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang