Selamat datang peserta gathering PT. Langit Jaya, 10-14 Februari 2021.
Begitulah kata-kata yang tertulis di banner The Ritz, sebuah hotel berbintang di pusat kota. Seluruh staf dan karyawan pagi-pagi diberangkatkan karena acara akan diadakan full di tempat itu.
Ada bagian dari hotel yang bisa digunakan untuk kegiatan outbond selain pool tentunya. Semua peserta begitu semangat saat keberangkatan, kecuali Alena.
Pendekatannya dengan Aldo gagal karena ulah Adam. Sehingga setelah hari itu, dia merasa malas setiap kali bertemu dengan laki-laki.
Aldo mungkin bisa menerima statusnya jika dijelaskan secara baik-baik, tetapi bukan dengan cara seperti itu.
Malam itu mereka makan dalam diam hingga perjalanan pulang. Aldo juga bertanya secara detail siapa Yoga dan Adam. Sementara Alena berusaha menyampaikan dengan tenang agar laki-laki itu tak salah paham.
Awalnya Aldo terlihat bisa menerima. Namun, ketika tak satupun pesannya dibalas, Alena sudah mengerti bahwa lelaki itu mundur teratur.
"Jangan ngelamun, Len."
Seorang teman menyenggol Alena saat mereka sedang duduk di lobi dan mengantre kunci kamar. Bergelas-gelas welcome drink tersaji di meja. Dia mengambil satu dan meneguknya pelan.
"Kamu sakit?" tanya temannya lagi saat tak mendapat respons.
"Pusing," jawab Alena lemas. Bukan karena dia benaran sakit. Namun karena salah satu tambang emas yang cukup potensial hilang begitu saja.
"Pak Adam kemana, ya? Kok gak kelihatan."
"Tau dah," jawab Alena asal.
Kenapa juga di saat seperti ini, temannya malah menyinggung Adam. Apa sengaja memancing informasi mengenai kedekatan mereka? Jangan harap kalau begitu. Alena akan menutup mulut rapat-rapat.
"Eh udah sepi. Ayo kita ambil kunci kamar."
Alena berdiri dengan malas dan menunggu di depan resepsionis. Dia melirik angka yang tertulis. 301, itu berarti kamarnya berada di lantai tiga.
Alena mendorong koper dan berjalan menuju lift. Entah siapa teman sekamarnya, dia tidak tahu.
Ketika pintu terbuka, Alena speechless saat melihat ada Adam di lift yang sama. Sepertinya laki-laki itu hendak turun. Benar saja, ketika dia masuk, mantan suaminya itu keluar. Mereka tak bertegur sapa dan saling membuang pandamgan.
Alena menarik napas lega begitu lift tertutup. Saat tiba di depan pintu kamar, dia menempel kunci dan pintu otomatis terbuka.
Hembusan AC langsung terasa menerpa kulit, begitu pula lampu kamar. Tidak ada siapa pun di dalam sini sehingga Alena bertanya dalam hati apa memang dia sendirian.
Setelah meletakkan koper dan membuka sepatu, Alena memeriksa kamar mandi. Lalu kaget saat melihat ada bath-up lengkap dengan peralatan mandi. Apa perusahaan tidak salah. Dia hanya karyawan biasa dan justru mendapat fasilitas seperti ini.
Alena mulai membersihkan diri untuk melepas penat. Jarak tempat acara gathering ini dari kota tempat tinggal mereka memakan waktu 3 jam. Sehingga dia merasa cukup lelah.
Tadi mereka diminta berkumpul di kantor dan naik bus pariwisata saat menuju ke tempat ini. Sebenarnya Alena malas ikut. Apalagi bercampur dengan yang karyawan lain dalam satu kendaraan.
Sayangnya peraturan mengharuskan seperti itu. Sehingga Alena terpaksa memakai masker agar tak mencium bau-bau aneh selama perjalanan.
Setelah selesai mandi, Alena mengeringkan rambut dengan hair dryer yang terdapat di laci nakas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & My Ex [Tamat/Cetak Buku]
RomanceAlena bertemu kembali dengan Adam, mantan suaminya pada suatu interview kerja dimana laki-laki itu adalah manager personalia di perusahaan tempatnya melamar. Mereka pernah jatuh cinta dan menikah di usia muda. Namun bercerai karena emosi dan ketidak...