3. Peringatan Pertama

3.6K 246 4
                                    

"Pagi Alena."

Nama wanita itu langsung menjadi buah bibir di kantor. Kecantikan juga penampilan yang cukup glamour membuat banyak laki-laki tergoda. Apalagi dengan status janda kembang yang melekat pada dirinya.

"Pagi," jawabnya ramah.

Bisik-bisik akan kembali terdengar. Sebagian wanita penghuni gedung ini ada yang merasa iri kepada Alena. Namun, ada juga yang mendekati karena ingin berteman.

Alena hanya menanggapi seperlunya. Dia masih beradaptasi dan memantau, siapa yang benar-benar pantas dijadikan teman atau hanya sekadar sapa.

"Hai, Len."

Alena menoleh dan mendapati Adam sedang berdiri di belakangnya. Mereka sama-sama mengantre di depan mesin absen.

"Pagi, Pak," sapa wanita itu singkat. Entah mengapa perasaannya tak enak setiap kali bertemu dengan Adam.

"Beruntung banget aku hari ini. Bisa menyaksikan pemandangan indah dari belakang."

Kata-kata Adam tadi membuat hati Alena menjadi panas. Hari ini dia memakai rok selutut tapi pas di badan. Sehingga bagian belakang tubuhnya yang seksi tercetak jelas.

Alena mengabaikan ucapan Adam, hingga bunyi siulan terdengar nyaring. Ketika dia menoleh, lelaki itu kedapatan sedang berkeliaran menatapnya.

"Apa sih mau kamu?" Alena bertanya sambil menahan emosi.

"Sensi banget, Non. Lagi PMS?" tanya Adam iseng.

"Jangan bicara sembarangan!" katanya sedikit mengancam.

"Loh!"

Adam tergelak mendengar itu. Tak hanya tubuhnya yang semakin berisi, ternyata Alena juga semakin galak.

Beberapa pasang mata menatap mereka dengan heran. Baru kali ini ada karyawan baru yang berani membentak seorang manager personalia.

"Kamu mau saya kasih surat peringatan karena attitude yang kurang baik?" ancam Adam balik.

Ucapan itu membuat Alena semakin geram. Rasanya dia ingin melayangkan tamparan ke wajah Adam.

"Bapak mau saya laporkan ke komnas perempuan karena pelecehan?"

Alena tak mau kalah. Lalu dia meletakkan telunjuk di finger print dengan cepat. Rasanya wanita itu tak perlu berbasa-basi lagi.

"Silakan," tantang Adam. Entah mengapa, menggoda Alena kini menjadi hobi baru bagi lelaki itu.

Bruk!

Alena sengaja menyenggol bahu Adam dengan keras saat hendak pergi. Rasanya dia ingin menjambak rambut laki-laki itu atau meremas mulutnya yang kurang sopan santun.

"Wow. Singa betina."

Adam benar-benar kaget, lalu mengusap bahunya yang terasa sedikit ngilu.

Ada beberapa orang yang tertawa melihat kejadian itu. Ketika Adam menatap satu per satu pelakunya, mereka berpura-pura menoleh ke arah lain.

"Yang ngetawain saya nanti dapat surat peringatan," katanya geram.

Adam berjalan menuju lift dengan wajah garang. Lelaki itu benar-benar kesal setelah disemprot oleh Alena dan ditertawai sebagian karyawan. Dia bahkan tak menjawab sapaan saat berpapasan dengan yang lain.

"Kamu digombalin Pak Adam ya, Len?" tanya salah satu karyawan saat dia meletakkan tas.

"Iya. Kok tau?" tanya Alena kaget.

"Ada yang cerita tadi."

"Oh." Hanya itu jawabnya.

"Pak Adam memang begitu. Suka iseng kalau ada karyawan cantik. Kali ini kamu yang kena."

Me & My Ex [Tamat/Cetak Buku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang