2. Pernyataan dadakan

490 61 19
                                    

.
.
Part 2
.
.

Sekarang hari Minggu dan Kise benar-benar malas untuk melakukan sesuatu. Sakit kepalanya belum sembuh semenjak hari pertama latihan dengan senpai-senpainya tiga hari yang lalu, bahkan sekarang masih terasa sakit. 

Woi anjir ada telepon!!
Angkat!!!
Angkat teleponnya, bodoh!!

Nada dering dengan suara teriakan Aomine menghentikan lamunannya, ia mengambil HP nya dan melihat nama Akashi Seijuro tertera di sana. "Halo, Akashicchi?"

"Suaramu kecil sekali. Sakit?" Tanya Akashi di seberang sana

"Maaf Akashicchi, aku hanya pusing saja. Ada apa meneleponku ssu?"

"Kau tidak membaca pesanku dari dua hari yang lalu. Sekarang kami sedang berkumpul di Maji Burger. Kau mau kesini atau tidak?"

Kise terbelalak. Ia kemudian melihat jam dinding, sudah pukul 2 siang. "Ba-Baiklah. Aku kesana ssu" Kise melempar HP nya ke kasur dan beranjak membersihkan diri.

DUKK

Tak sengaja ia kejedot pintu kamar mandi. Kepalanya semakin tambah pusing. "Astaga ada apa denganku sih ssu" Gerutunya. Setelah membersihkan diri, ia pun langsung pergi tanpa menyadari sesuatu yang selalu ia bawa tertinggal di kasur.

.
.
AoKise
.
.

Kise sampai dengan nafas terputus-putus. Ia melihat semua anggota Kiseki no Sedai beserta Momoi dan pemuda berambut merah tua dengan alis bercabang. "Maaf aku terlambat ssu" Kata Kise, ia masih mengatur nafasnya, wajahnya hingga memerah.

"Ki chan duduk dulu sini. Dai chan pesankan minuman untuk Ki chan" Kata Momoi. Aomine mengangguk, ia membiarkan Kise duduk di antara kursi nya dan Momoi. "Astaga Ki chan, kau panas sekali! Harusnya tidak usah datang" Kata Momoi. Kise menggeleng pelan. "Lagipula aku sudah lama tidak bertemu dengan kalian" Katanya.

"Merepotkan sekali nodayo" Midorima Shintaro menaikkan kacamatanya. Begitu-begitu sebenarnya ia sangat khawatir dengan keadaan Kise. "Kan sudah kubilang tidak perlu datang kalau sakit" Kata Akashi. "Akashicchi tidak bilang seperti itu ssu" Protes Kise. "Tebakanku kau melempar HP mu lalu pergi mandi" Kata Akashi membuat Kise terdiam.

Aomine datang dan Kise langsung meminumnya hingga terbatuk. "Kau berkeringat banyak sekali, Kise kun" Sahut Kuroko Tetsuya, pemuda dengan hawa keberadaan yang sangat tipis. "Aku berlari ssu. Ngomong-ngomong siapa dia, Kurokocchi?" Tanya Kise.

"Kagami Taiga. Cahaya barunya Tetsuya" Kata Akashi. "Mine chin masih berkulit hitam jadi tak cocok jadi cahaya" Sahut Murasakibara Atsushi, satu-satunya pemuda yang paling tinggi di sana.

"Apa katamu, titan?!"

"Kulitmu gelap, Mine chin"

"Sekali lagi!!"

"Arang!!"

"Akkhh!!!"

Semua menoleh dan mendapati Kise tengah memegangi kepalanya. Momoi yang berada di sampingnya sangat panik karena pemuda itu semakin pucat.

"O-Oi apa dia baik-baik saja?" Tanya Kagami sedikit panik. "Lebih baik ke rumah sakit saja nodayo" Sahut Midorima tapi Kise menggeleng, ia tidak mau ke rumah sakit. "Rumah sakit di sini terlalu jauh, bagaimana kalau ke apartemenku saja?" Usul Kagami.

Benar juga, apartemen Kagami bahkan tidak sampai 15 menit jalan kaki. "Baiklah. Kali ini aku tidak menerima bantahan, Ryouta" Kise hanya pasrah, kepalanya semakin berat, pandangannya sedikit demi sedikit menggelap hingga ia benar-benar tidak sadakan diri.

"Ki chan!!" Jerit Momoi. Untungnya, maji burger tidak begitu ramai jadi mereka bisa tenang dan meminta yang ada di sana untuk menutup mulut. Akhirnya mereka memutuskan untuk membawa Kise ke apartemen Kagami. Akashi dan Midorima meminta maaf pada staff di sana. 

Change (AoKise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang