.
.
Part 4
.
.Kise direbahkan dengan hati-hati. Nash sebagai pria tertua di sana menyuruh Aomine menunggu di luar kamar. Setelah merawat Kise dan memastikan ia sudah baik-baik saja, ia pun menutup pintu.
"Ada apa dengannya, Nash?" Tanya Aomine.
"Dasar anak jaman sekarang, tidak sopan! Kise baik-baik saja. Ia hanya belum sembuh" Jelas Nash. Aomine menyipitkan matanya, pasti ada kenapa-kenapa. "Jangan berbohong padaku, pak tua" Katanya.
Nash mengeluarkan rokoknya dan mulai menghirupnya. Melihat Aomine dari kaki hingga kepala.
"Apa kau menyukainya?"
Pertanyaan tiba-tiba dari pria itu membuat Aomine tersentak, wajahnya agak memerah. "Sudah kuduga" Nash menaruh rokoknya di asbak yang sudah ia bawa sebelumnya.
"Dia heat. Kau alpha nya"
"Bohong! Dia omega!? Dan parahnya lagi aku alpha nya?!" Aomine kaget hingga berdiri. Wajahnya yang tadi memerah kini berubah, seperti marah dan kecewa.
Cklek
Pintu terbuka dan mendapati Kise sedang berdiri dengan tumpuan gagang pintu. "A-Aominecchi.. Ini tidak seperti-"
"Apa? Kau bahkan merahasiakan ini dariku? Apa Satsuki tahu?" Bentakan Aomine membuat Kise semakin menundukkan kepalanya dan ia menggeleng. Jelas ini membuat Aomine marah.
"Dari kecil kita sudah bersama bahkan kita juga sudah berjanji untuk tidak ada rahasia apa pun termasuk rahasia terbesar kita. Tapi sekarang apa? Kau pengkhianat, Kise" Aomine bergegas untuk pergi, sebelum menutup pintu ia berhenti sebentar untuk berkata sesuatu.
"Aku membencimu"
BRAKK
Aomine menutup pintu apartemen dengan keras. Kise seketika ambruk, Nash buru-buru mendekatinya.
"Hei.."
Ia mulai merasa tidak enak. "Pergilah. Aku ingin sendiri" Kata Kise, ia masih menunduk. Nash menghela nafas dan kemudian bangkit. "Ketahulah, bocah. Aku terpaksa berkata seperti itu karena aku tidak ingin kau kesakitan lagi. Dia menyukai dirimu, tapi setelah tahu kalau kau seorang omega ekspresinya langsung berubah. Tapi ingat, aku akan selalu di sisimu, Ryouta" Setelah mengatakan seperti itu, Nash pun pulang.
Kise menatap lirih pintu apartemennya. Jujur saja sekarang jantungnya sangat sakit.
'Seperti ingin mati ssu' Batinnya lirih. Ia mengeluarkan HP nya dan menelepon seseorang.
"Halo, Kagamcchi"
.
.
AoKise
.
.Kagami menghela nafas. Jam sebelas malam, ia yang harusnya sudah tidur malah harus ke apartemen Kise. Tentu dengan Akashi, Kuroko dan Midorima. Kini mereka duduk di sofa yang ada di ruang tengah dengan Kise di hadapan mereka.
"Jadi ada apa kau malam-malam meneleponku, Ryouta?" Tanya Akashi. Ia bisa melihat wajah Kise yang pucat. "Maaf ssu. Aominecchi sudah tahu aku omega. Dan dia membenciku" Lirih Kise. Akashi, Kuroko dan juga Midorima tentu saja terkejut. Midorima dengan sigap menghampiri Kise dan memeriksa nadinya.
"Terus?"
"Ha?" Akashi menaikkan sebelah alisnya melihat respons Kagami yang begitu polos, benar-benar tidak tahu apapun. Kuroko yang berada di sampingnya segera meninju perut pemuda beralis cabang itu. "Kagami kun tidak peka" Katanya.
"Apa salahku?!"
"Aomine sangat membenci omega nodayo" Jelas Midorima. Beruntung lucky item nya hari ini adalah stetoskop. Setelah memeriksa nadi Kise, ia memeriksa detak jantungnya. "Saat SMP dulu, ada seorang omega yang ingin menyerang Daiki. Memaksanya untuk menjadi alpha hingga akhirnya di tolak bahkan ia hampir menggunakan kekerasan. Kau tahu sendiri sifat Daiki seperti apa" Jelas Akashi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change (AoKise)
FanfictionAomine Daiki dan Kise Ryouta sudah bersama sejak kecil. Mereka selalu bermain berdua, bahkan Aomine sering sekali menjahili dan membuat Kise menangis. Namun kisah ini dimulai ketika mereka sudah beranjak dewasa dan mulai menyadari perasaan masing-ma...