6. Akhir

371 46 16
                                    

.
.
Part 6
.
.

Pertandingan semakin menegangkan ketika Kise sudah memasuki zone. Ia menghentikan semua pergerakan Aomine. Jarak antara skor pun kembali menipis, kini Kaijo lebih unggul 2 poin.

"Bagus!!! Pertahankan, Kaijo!!" Teriak Nash dari kursi penonton.

"Aku bahkan tidak tahu akan berpihak ke siapa nodayo"

"Sebentar lagi kita akan mengetahui semuanya, Shintarou"

Kise kembali memasukkan bola ke ring lawan. Kini skor 112-109 dengan Kaijo yang memimpin. 1 menit lagi pertandingan berakhir. Kini bola ada di tangan Moriyama.

DEG

Kise terbelalak. Jantungnya terasa sangat sakit. Tepat saat Moriyama mengoper padanya, pandangannya kabur. Ia bahkan tidak tahu sekarang bolanya ada dimana.

Aomine yang mengetahui Kise sudah tidak fokus kembali merebut bola. Ia kembali memasukkan bola nya tepat saat peluit tanda berakhirnya pertandingan ini pun berbunyi.

PRIIIIIIT(?)

BRUGH

Tidak ada sorak gembira, bahkan wasit pun tidak berkata apapun. Di pinggir lapangan, terdapat skor 112-111, tanda Kaijo menang. Namun semua berfokus pada satu objek, mereka terdiam ketika tubuh itu terjatuh. Nash, Kagami, Midorima dan Akashi segera turun ke lapangan. Mereka semua dengan serentak meneriakkan satu nama.

"KISE!!!"

"RYOUTA!!"

"Ki...chan"

Kasamatsu menahan kepala Kise dan menepuk pipi pemuda itu. "Kise, kau mendengarku? Hei"

"Haahhh haahh hahh ahh haahh"

Sesak

Ia tidak bisa nafas. Tidak hanya kaki, kini seluruh tubuhnya sangat lemas. Bahkan karena terlalu sesak, ia tidak bisa menjawab pertanyaan dari sang kapten. 

Bukan hanya Kaijo saja yang terkejut, bahkan Touou Gakuen pun juga.

"Di-Dia kenapa?" Tanya Sakurai takut-takut.

"Jangan tutup matamu, Ryouta. Ambulance sudah di depan. Bernafaslah pelan-pelan"

Kise tetap tidak bisa menjawab, bernafas saja sudah sesakit ini. "Ambulance nya mana nodayo!?" Bahkan seorang Midorima pun membentak salah satu petugas kesehatan di sana. "E-E-Etto... sepuluh menit lagi sampai" Katanya. "Lama!!" Nash langsung mengambil alih Kise dari Kasamatsu. Karena tubuhnya yang lebih besar, ia dengan mudah menggendong pemuda itu ala-ala tuan putri.

"Akashi, bawa mobilku ke depan"

Nash menyuruh Akashi untuk mengambil mobil di parkiran, dan langsung dilakukan oleh pemuda itu. Kenapa Akashi tidak menolak?

Karena ia lebih memilih teman daripada egonya.

"Bertahanlah, Ryouta"

Itulah suara Nash yang Kise dengar sebelum kegelapan menghampirinya.

.
.
AoKise
.
.

Nash bolak balik di ruang UGD sejak tadi. "Ossan, bisakah kau duduk saja?! Kau mengganggu kami" Kata Kagami. "Anak jaman sekarang tak ada sopan santun nya" Gumam Nash, namun ia tetap menuruti perkataan Kagami.

Midorima membantu papanya mengurus Kise, Akashi langsung menelepon Kuroko dan mengurus biaya administrasi, Kagami dan Nash duduk di ruang tunggu. Nash meminta Genta untuk tidak mengkhawatirkan Kise dan menyuruh mereka pulang.

"Are? Bukankah kau yang waktu itu?"

Sebuah suara mengalihkan perhatian mereka. Di hadapan mereka ada seorang pemuda dengan pakaian rumah sakit sedang berdiri dengan tiang infus di sampingnya. "Ah, kalau tak salah namamu Takeo ya?" Tanya Nash. "Takao, ossan!!" Bentak pemuda itu.

Change (AoKise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang