10. Masa Depan

506 35 13
                                    

.
.
AoKise
.
.

Dua pria dewasa serta seorang gadis kecil berdiri di depan batu nisan. "Halo, mama" Sapa gadis itu, ia berjongkok dan meletakkan bunga tepat di depan makam.

"Mina sudah lulus dari TK dan akan masuk SD. Mina tahu mama pasti sangat bangga pada Mina karena Mina sudah bisa baca dengan lancar dan juga tidak cadel lagi hihihi"

Kedua pria itu saling menatap, salah satunya mengusap punggung temannya. "Kenapa kau menangis, ossan?!" Tanyanya. "Kau juga menangis, burik. Dan kau juga sudah jadi ossan btw" Balas pria yang lebih tua darinya.

"Mama akan sedih melihat kalian terus bertengkar, papa, Nash jisan"

"Kau benar. Maafkan aku, Ryouta" Kata Aomine. Tujuh tahun yang lalu, Kise Ryouta meninggalkan dunia bertepatan dengan lahirnya sang buah hati.

Flashback

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun karena virus nya sudah mencapai otak ditambah pendarahan karena pasca melahirkan membuatnya tidak bisa bertahan lama. Maafkan aku" Dr. Midorima membungkukkan badannya, diikuti dengan perawat yang lain.

Momoi menangis di pelukan Kuroko. Murasakibara menjatuhkan HP nya yang masih tersambung dengan nomer Akashi. Sedangkan Akashi dan Midorima yang baru sampai dengan nafas terengah pun langsung terdiam.

Mereka hanya mendengar teriakan Aomine yang masih memanggil Kise di dalam ruangan. Serta tangisan bayi yang saat ini sudah dibersihkan.

"Anoo... sensei, ia masih menangis" Kata salah satu perawat di sana. Momoi maju dan memberanikan diri untuk mengambil alih bayi itu. Tangisannya kembali menjadi ketika melihat manik dan rambutnya serupa dengan Kise.

"Hiks"

"Kami akan selalu menyayangimu" Pikir mereka.

Tak lama kemudian Nash datang, ia mengamuk dan hampir menghajar Dr. Midorima kalau saja Silver tidak menahannya. Pria itu akhirnya menangis histeris di pelukan mate nya.

End Flashback

Masih Aomine ingat perkataan terakhir sebelum Kise menghembuskan nafas. Sejak Aomine masuk ke ruangan tersebut, Kise masih sadarkan diri. Mereka masih sempat membiacarakan masa depan.

"Ne, Daikicchi.. Kau bisa menjaga bayi kita dengan baik kan ssu?"

"Apa maskudmu, bodoh? Kita akan merawatnya bersama"

Kise menggeleng pelan, ia dapat merasakan jantungnya sedikit lagi akan berhenti. "Jika sensei berkata untuk memilih salah satunya, kuharap kau memilih bayi kita, Daikicchi"

"Kenapa?"

"Hanya itu satu-satunya hadiah terindah yang kudapat. Kumohon, yaaa ssu?"

"Baiklah. Aku akan merawatnya"

"Jangan membencinya ya ssu. Aku mencintaimu, Daikicchi"

Tepat setelahnya, Aomine melihat Kise yang mengerutkan dahinya dan segera berteriak memanggil Dr. Midorima.

"...pa"

"...pa!"

"Papa!!"

"PAPA!!!"

Aomine tersentak. Lamunannya buyar saat anaknya menendang tulang keringnya. Ia meringis sambil memegangi kakinya. "Apa sih?!" Gerutunya. "Papa melamun sampai ngeces. Lihat!" Mina menunjuk ke arah mulut Aomine.

"Ahh pasti kau berpikiran mesum lagi dengan Ryouta. Lihatlah, Ryouta, alpha mu masih mesum seperti biasa" Ledek Nash.

"Ada anak kecil, ossan!"

"Tidak apa, lagipula aku sudah tahu. Karena tiap malam Nash jiisan dan Silver jiisan selalu berisik jadi-umnnn!!" Mulut mungil Mina langsung ditutup oleh Nash yang saat itu panik. 

"A-Ahh.. hehehe"

Seketika Aomine langsung menatapnya datar. "Kau sama saja, ossan. Lain kali aku tidak akan menitipkan Mina padamu lagi" Katanya.

"Jangan gitu dong"

"Oi, kalian!!!"

Mereka menengok dan melihat seorang pria berambut merah melambaikan kedua tangannya. Aomine memiringkan kepalanya, mengingat-ngingat siapa pria itu. Rambut merahnya lebih tua dari Akashi dan postur nya juga tinggi... Bukan Akashi berarti.

Pria itu menghampiri mereka, ia berjongkok sebentar untuk berdoa yang terbaik kepada Kise. "Maaf aku baru mengunjungimu sekarang. Aku sibuk mengurus perusahaan daddy dan karena anakku ingin ke Jepang akhirnya kami pergi ke sini. Persetan dengan semua pekerjaanku. Aku sangat syok saat mengetahui kau sudah tidak ada, Kise" Lirihnya. Ia menghela nafas sebentar lalu berdiri dan menghadap Aomine.

"Lama tak bertemu, Aomine"

"Kau siapa?"

"Kau bahkan lupa dengan seorang alpha yang ingin merebut omegamu" Ledek pria itu. Di samping Aomine, Nash tertawa kencang. "Lucu sekali. Bagaimana kabarmu, Kagami?" Tanya Nash.

"Aku baik-baik saja. Ngomong-ngomong, apa ini anak mereka, Nash san?" Tanya Kagami sambil menunjuk ke arah gadis kecil berambut pirang. "Benar ssu! Ah! Ma-Maafkan aku. Ehm! Perkenalkan namaku Aomine Mina. Ojisan...?"

"Ah, namaku Kagami. Dan yang di sana itu istriku, Alex, dan putraku, Gil"

Mereka menoleh, dari kejauhan seorang wanita dan anak laki-laki menundukkan tubuhnya. "Ah begitu. Kau sudah punya anak juga ternyata" Kata Aomine. "Tepat saat baru sampai, aku langsung dinikahkan dengannya dan tentu langsung ngueuew" Jelas Kagami.

"Ngueuew? Apa itu yang sering Silver jisan dan Nash jisan lakukan?"

"Ah.. Benar!!!" Sahut Kagami dan langsung di pukul kepalanya oleh Nash. "Ngomong-ngomong, kemana Silver... san?"

"Dia sekarang tinggal bersamaku dan menjadi asistenku. Tebak saja ia sedang apa"

"Oh ya kalau tak salah kau ada rapat bukan?" Tanya Aomine. Ia baru mengingat jika kemarin Nash berkata akan rapat dengan petinggi tiap negara.

"Hehehe"

"Jadi itu fungsi Silver sekarang?! Err.. san" Pekik Kagami kaget.

Mereka mengobrol di depan makam Kise hingga sore. Alex dan Gil juga menyusul dan berbincang dengan Mina. Dan sepertinya Gil tertarik dengan Mina. Umur mereka hanya berjarak 1 tahun dengan Gil yang lebih muda.

.
.
AoKise
.
.

Sudah seminggu sejak Kagami berkunjung. Mina pun juga sering bermain dengan Gil dan Alex menjaga mereka. Jadi Aomine kini bisa tenang karena akhir-akhir ini Nash juga semakin sibuk.

Aomine bersandar di bangkunya. Ia bertugas di pos polisi samping Maji Burger dan kebetulan kebagian jadwal piket. Jadi ia hanya memerhatikan orang-orang yang berlalu lalang dengan bosan.

Benar

Ia menjadi polisi. Dengan merawat Mina sedari kecil bersama dengan Nash, ia masih tetap melanjutkan studinya hingga menjadi yang sekarang.

"Ano.."

Ia menengok dan mendapati seorang pria dengan rambut kuningnya yang tertutup oleh topi menghampirinya. "Bi-Bisa kau menyembunyikanku? Para wartawan sedang mengejarku dan juga aku sedang mencari seseorang ssu" Kata pria itu.

Terdengar sangat tidak asing dengan logat bicara pria itu. Aomine pun terjatuh dari kursinya.

"Ah! Kau baik-baik saja ssu?!"

"Ka-Ka-Kau..."

Pria itu tersenyum dengan mata yang tertutup oleh topinya.

"Tadaima, Daikicchi"

~End~

Kembali lagi dengan AoKise bersama Usagi chan!!

Gimana?? Gak jelas kan? Pasti gak jelas sama ceritanya wkwkwkwk

Sebenernya aku mau belajar tentang dunia per omegaserve an. Ntah ini sedih atau enggak, aku buatnya versi aku sendiri dan pas banget masuk kuliah soalnya baru ada ide wkwkwkwk

Jangan lupa follow, like dan sharelink cerita ini yaaa!!!

Change (AoKise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang