3. Mungkinkah?

407 49 17
                                    

Kita kan selalu bersama

walau terbentang jarak antara kita~

/Stap!!

Okeh lanjut!!

.
.
Part 3
.
.

Kise membuka matanya dan melihat ia masih di apartemen Kagami. Karena dirasa suhu tubuhnya sudah normal, ia beranjak dari kasur.

"Are? Kau sudah sadar? Ini makanlah" Kagami melihat Kise keluar dari kamar. "Siapa yang menggantikan bajuku ssu?" Tanya Kise saat baru menyadari dirinya memakai kemeja kebesaran entah milik siapa.

"Ah itu aku. Maaf bajuku yang lain sedang di laundry, jadi hanya itu yang ada" Jawab Kagami. Ia melihat Kise yang sedikit kikuk. "Mereka sudah pulang. Terpaksa aku mengusir mereka karena si bodoh itu memecahkan guci kesayanganku" Katanya. Kise masih was-was dengan Kagami, pemuda itu menyadari gelagat Kise pun tertawa.

"Tenang saja. Aku tidak akan memakanmu"

Kagami dan Kise duduk di ruang tengah yang tentu saja masih terhubung dengan dapur. Pemuda itu melihat Kise yang mencoba memakan masakannya.

"Umeee!!! Ini apa ssu? Kenapa rasanya bisa seenak ini ssu ka?!" Tanya Kise. "Syukurlah kalau kau menyukainya. Ini pertama kali aku membuatnya dari resep mendiang ibuku" Kata Kagami.

"Maaf"

"Tidak apa. Oh ya, kau ini model yang ada di majalah ini kan?" Tanya Kagami seraya menunjukkan majalah yang bersampul foto Kise. "Benar ssu. Kau tau, Kagamicchi? Mereka menyuruhku untuk berpose seperti itu selama kurang lebih satu setengah jam ssu! Bayangkan encokku kambuh, pasti merepotkan ssu" Jelas Kise.

"Pasti sangat sakit hahaha"

Kagami yang tertawa entah mengapa membuat hati Kise menghangat. "Oh ya, kau mau pulang kapan? Aku akan mengantarmu" Kata Kagami. Benar juga, ia hampir lupa kalau ia mempunyai apartemen sendiri.

"Ah tidak usah ssu. Aku sendiri saja"

"Akashi melarangku untuk membiarkanmu sendiri. Kau seorang omega, benar?"

Deg

Jantung Kise berdetak dua kali lipat mendengar Kagami mengucapkan kata itu. Kosakata yang selama ini ia benci dan tidak mendengarnya lagi.

Omega

"Memang hanya ada beberapa orang yang mengalaminya. Mungkin kita sama namun kebanyakan dari mereka adalah manusia biasa. Ah tenang saja. Hanya aku, Akashi, Kuroko dan si hijau itu yang mengetahuinya" Lanjut Kagami. "A-Ahahaha terima kasih ssu" Balas Kise. "Bagaimana dengan sekolahmu? Kalau sudah siang seperti ini, kau harus izin dulu sehari"

"Baiklah. Mungkin kau bisa mengantarku sehabis sarapan ssu. Kau sekolah juga bukan?"

"Sebenarnya aku ingin bolos sehari. Ada ulangan hari ini dan aku tidak mau mengerjakannya" Kata Kagami. Sangat jujur sekali pemuda satu ini, sedangkan Kise hanya mengangguk.

"Ngomong-ngomong aku seorang alpha"

Tuhan, bunuh Kise sekarang juga

.
.
AoKise
.
.

Aomine menghempaskan bola dengan kasar. Ia kembali teringat perkataan Kagami sebelum mengusirnya dari apartemennya.

"Kalian pulanglah. Biar aku yang merawat Kise disini. Tidak mungkin untuk membawanya pulang kalau kondisinya masih belum sembuh benar, bukan?"

"Kau harus menjaganya dengan baik, Taiga" Balas Akashi.

Entah kenapa saat Kagami berkata seperti itu, auranya seperti berat dan tertekan. Tentu Aomine dan Akashi merasakannya karena mereka berada di golongan yang sama.

Change (AoKise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang