✨Chapter 8✨

123 7 6
                                    

••••

"Ham Wonjin.... Anak yang baik, Perkeja keras, & Disiplin.... ya walaupun dia adalah pribadi yang dingin" Ujar Serim, Didepan Foto Bingkai Wonjin.

Wonjin tewas setelah mengusir Asap Hitam itu, Dia telah kehabisan darah dan juga tenaga untuk melawan Asap itu butuh tenaga yang kuat.

Bisa bayangkan? Melawan dengan luka dibeberapa tubuh....



Minhee pun datang, Mukanya sama kusutnya dengan sang Penyihir tersebut.

Tapi, Sang Penasihat tau.... Si Raja sudah melakukan hal terbaiknya, dan berhasil mengalahkan kejahatan itu. Dan juga Wonjin sempat berpesan sebelum tewas.






"Apapun yang terjadi, janganlah terkubur dalam kesedihan...... Jika kau terpukul maka menangislah.... tapi aku tak mau kau menangis dengan waktu yang lama, aku tak akan biarkan air mata mu yang berharga terkeluar begitu saja dengan sia sia.... pegang kata ku" Ujar Wonjin kepada Minhee saat itu.

Setelah Minhee memutarkan kembali kata kata tersebut di otaknya, Entah hatinya terasa amat sangat perih.

"Hey Kang Minhee, sini" Seru Serim.

Minhee pun menghampiri Serim, lalu tersenyum.













•••••

Dan disinilah mereka berada, didekat jejeran nama nama pahlawan di kerajaan tersebut. Memang sudah tradisi, Orang yang tewas demi kebaikkan maka nama nya akan tertulis disini.

Dan, nama Ham Wonjin sudah tertulis disana...
sekaligus satu satunya Raja dalam Usia muda disitu.


"Minhee, Begitu hebat bukan raja kita?" Seru Serim, dia memegang Pedang Kehormatan itu.

"Tentu, aku tau itu...." Balas Minhee lalu tersenyum malu.

"Semenjak Sang Raja tewas, rakyat kita belum memiliki raja" Keluh Serim dengan sedih,

"Iya aku tau itu, apalagi Wonjin adalah keturunan termuda di kerajaan ini" Balas Minhee kembali.

"Apa mungkin bisa... kalau orang yang tidak terkait dengan darah kerajaan ini untuk jadi raja?" Tanya Minhee kembali

"Song Hyeongjun?" Balas Serim kembali.

"Huh?! jangan dia!!!... kalau Hyeongjun jadi raja, aku mengkhawatirkan masa depan Kerajaan ini" Canda Minhee, lalu Serim tertawa kecil begitu juga Minhee.

"Kau?" Tanya Minhee kembali

Serim pun terkejut, Mengapa harus dirinya?? bahkan dia selalu diremehkan...

Huh?! seorang penyihir menjadi raja.... sangat mustahil..

"Hey!! Aku penyihir... tak mungkin memimpin kerajaan ini" Protes Serim.

"Huh... Aku tau, Ayah mu kan juga ada keturunan kerajaan ini" Seru Minhee lalu memegang bahu Serim.

"Tapi.... Ayah ku hanya penyihir saja,,, lalu digantikan dengan ku setelah beliau meninggal"

"Park Serim, Kau tak memercayai kata kata sang penasihat??" Tanya Minhee memastikan...

"Baiklah... tapi janji!!! Kau harus membantu ku... Jika ada apa apa maka kita berdua harus mengurusnya dengan baik" Perintah Serim,

"BAIK YANG MULIA!!



Dan, Serim pun lah yang memimpin Kerajaan tersebut.






















Setelah penobatan, Serim dan Minhee kembali ke tempat Pahlawan itu.

Serim memang belum menaruh pedang tersebut kepada nama Wonjin, Mengapa?

Ia menunggu waktu yang pas.... menaruh pedang disitu saja butuh banyak keberanian, dan juga hanya Raja/Ratu saja yang bisa menaruh alat alat bekas Pahlawan tersebut.

Toh sekarang Serim sudah menjadi Raja.

Serim pun tersenyum, dan menatap Minhee, lalu Penasihat itu mengangguk kepada nya.













"Terima Kasih, Ham Wonjin.... Jasa mu akan selalu kami kenang"






Lalu Pedang Kehormatan itu tersimpan sempurna didepan nama Ham Wonjin.









"Tidak semua Orang Jahat terlahir untuk melakukan kejahatan, Sebagian ada yang menjadi Jahat karena lingkungan sekitar... Maka dari itu perhatikan sekeliling Lingkunganmu"





The Sword of Honor
-End


















•••••

21:00 PM

"Yah kak, gaada lanjutannya lagi?" Keluh Seongmin.....

"Udah abis atuh ini, kalo mau ada tambahan pake imajinasi kamu aja" Seru Allen lalu memainkan Hidung Seongmin,

Sementara, Yujin sudah tertidur pulas saat adegan sebelum bertarung. Sayang sekali, padahal Gadis kecil itu menyukai pergelutan.





Allen pun menengok ke arah jendela luar, Owh ternyata Ayah Ibu anak ini sudah datang.

"Seongmin, tidur yaa.... Mama sama Papa udah dateng kok" Seru Allen, lalu mengendong Yujin yang sudah pulas ke tempat tidurnya.

Seongmin pun mengangguk, lalu memejamkan matanya.

Allen pun kembali menatap buku dongeng itu, Hemm... mungkin Allen harus menelpon temannya, Siapa lagi kalau bukan
Seo Woobin.









Dia lah yang memberikan Buku Dongeng itu kepada adik adik sepupunya.











Dia lah yang memberikan Buku Dongeng itu kepada adik adik sepupunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Owner

-Not end yet

•••••

AZEQ BERARTI ADA PART LAGI (semacem epilog) SELANJUTNYA AOWKWK

See ya~~

𝒯𝒽𝑒 𝒮𝓌𝑜𝓇𝒹 𝑜𝒻 𝐻𝑜𝓃𝑜𝓇 | Tomatoz (Cravity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang