✨Chapter 1✨

268 21 4
                                    



•••••••






Pada suatu hari, Terdapat suatu kerajaan dimana raja yang sedang berkuasa adalah Koo Jungmo. Jungmo bisa dibilang sebelum dinobatkan sebagai raja sifat nya sangat lah baik, Siapa pun yang berkontak mata dengannya pasti Jungmo akan mengeluarkan Senyuman manisnya.

Namun, Pada malam itu saat purnama datang. Entah apa itu saat Jungmo pertama kali duduk di singgasana kerajaan tersebut. Terdapat asap kalut Hitam yang menutupi wajah tampannya, dan setelah dia mendapatkan Asap itu sifat Jungmo mulai berubah.

Yang awalnya murah senyum menjadi pelit Senyum dan tak hanya itu, Jungmo mengurusi rakyatnya dengan kejam. Sangat kejam bahkan jika ada rakyat yang tak tunduk pada nya maka Jungmo tak segan segannya membunuh salah satu rakyat nya itu. Sangat kejam bukan?




Namun disisi lain, Adik Jungmo (lebih tepatnya adik tiri) bernama Ham Wonjin. Wonjin merupakan orang yang dingin, Cuek, dan tak peduli sekitar maka karena itu Jungmo yang dinobatkan sebagai raja.




Dan Wonjin hanya menjadi prajurit istana.





"Benarkah, si raja gila itu membunuh rakyat lagi?" Tanya Wonjin kepada salah satu penasihat kerajaan itu bernama Kang Minhee.

"Iya, Aku bahkan sudah menyuruhnya untuk tidak melakukan hal kejam namun dia sangat batu" Seru Minhee dihadapan Wonjin.

Mereka berdua sedang berada di suatu ruang dimana ruang itu hanya bisa dimasuki oleh anggota kerajaan.

"Argh!! Aku kasihan dengan rakyat ku" Keluh Wonjin lalu mengacak acak rambutnya dengan kasar.

"Tak cuma kau, Bahkan semua anggota kerajaan khawatir dengan keadaan rakyat kita. Namun Kita hanya berharap agar sang Raja bisa mengubah sifat kejamnya" Seru Minhee.

Wonjin pun memegang pedang khas kerajaan yang terpasang dipinggangnya.

"Kalau begini, bisa kah aku mengasihnya peringatan?" Tanya Wonjin yang masing memegang pedang yang belum terbuka itu.




"YAK! KAU GILA?!" Panik Minhee bahkan ular peliharaan Minhee sampai terkejut.

"Jangan keras keras, Kau tak kasian dengan Demon mu?" Ujar Wonjin lalu melirik Ular itu dengan sinis.

Minhee mempunyai Ular peliharaan ia namakan Demon, Warna nya berupa Hitam & Keemasan. Entah lah Minhee sangat sayang kepada ularnya itu.

Sementara Minhee hanya menyengir tak bersalah.


"Ya memang aku gila, Namun kalau dibiarkan pasti tak akan berhenti Minhee" Ujar Wonjin.

"Kau mau rakyat kita terus terusan menderita beberapa tahun kedepan huh?" Seru Wonjin menatap Minhee dengan kesal.

"Yak tapi" Akhirnya Minhee menghela nafas.

"Ah tak tau lah, Aku akan memberi pelajaran kepadanya, Aku duluan ya" Wonjin pun pergi meninggalkan Minhee dan beranjak keluar.



•••••

"Maafkan aku yang mulia" Seru seorang rakyat lelaki kecil.

Rakyat lelaki itu tadi tak sengaja menabrak Jungmo di suatu pasar. Walaupun rakyat itu sudah meminta maaf tapi sama saja Minta maaf saja tidak cukup untuk Jungmo. Dan berakhir Jungmo menyuruh Rakyat itu berlutut.

"Kau kira minta maaf saja cukup hah?" Seru Jungmo lalu berjongkok tepat dihadapan lelaki itu.




PLAK!!



Tamparan keras itu mendarat di pipi lelaki rakyat itu.

"Kau tak tau huh siapa yang kau tabrak?" Ujar Jungmo

"TAK TAU KAH?! DASAR TAK TAU DIRI!!" Bentak Jungmo lalu menonjok pipi lelaki itu.




"HEY KOO JUNGMO! BERHENTI LAH SEBELUM PEDANG KU SAMPAI DI LEHER MU!!" Ujar Wonjin yang sudah menodongkan pedangnya serta tatapan tajam khasnya.


Sontak Jungmo pun berdiri dan bersenyum kecil.

"Cih, Ham Wonjin kau siapa beraninya memberhentikan ku?" Seru Jungmo dan berjalan mendekat ke arah Wonjin.

Dan Wonjin pun menaruh kembali pedang itu.

"Wonjin sudah berani membentak kakak mu rupanya" Ujar Jungmo lalu mendorong bahu Wonjin pelan.

"Cih" Decih Wonjin

Iya, Wonjin sedang berdecih depan Jungmo. Tapi Jungmo tak peduli karena Wonjin sudah biasa melakukan kepada nya.

"Kalau berani, Mari bertarung nanti malam di aula istana" Bisik Wonjin kepada telinga Jungmo.

"Kita lihat, siapa kah yang menang! dia lah yang akan memimpin kerajaan ini" Smirk Wonjin setelah bisik kepada Jungmo.

Jungmo pun juga ikut mengeluarkan smirknya, dan berkata "Siapa takut? bisa saja pedang ku nanti bermandi darah mu"

setelah itu semua pergi meninggalkan keramaian ditengah pasar.

Wonjin yang belum pergi pun tertuju pada lelaki itu yang baru saja tadi dikasari oleh kakak tirinya.

"Hei, Anak muda siapa nama mu?" Tanya Wonjin lalu menghampiri lelaki itu.

"T-Taeyoung, Kim Taeyoung" Lelaki itu yang bernama Taeyoung masih berbicara dengan gugup karena masih trauma dengan kejadian barusan.

"Aih.. Kau tak perlu takut kepada ku? Lihat aku prajurit makanya pakaian ku serba hitam dan ada pedang, Namun tenanglah aku tak akan melukai mu" Seru Wonjin dengan senyum ramah.

Taeyoung pun juga membalas senyum Wonjin.

"Terima kasih prajurit" Seru Taeyoung menundukkan kepalanya.

"Aaa.. Tak perlu menduduk gitu" Ujar Wonjin tertawa kecil lebih ke malu sih karena ini baru pertama kalinya ia diperlakukan seperti ini.

Dan setelah Taeyoung bertunduk kepada Wonjin, Taeyoung pun pergi berlari dan Wonjin melihat punggung Taeyoung sangat sedih.

"berani beraninya dia melukai anak polos sepertinya" Gumam Wonjin lalu berjalan kembali kearah istana.





•••••



The Wise One

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Wise One






TBC.

Ini yang aku kasih cast fotonya(?) itu lah ngerti kan...

Yang berperan penting saja yaa.... kayak mini mogu wonjin gtgt
Allen juga... karena dia kan si pendongeng nya aowkwkwkwk:")

Oiya, asksksk aku belum nemu visualisasi ular nya minhee:")
Susah asksk, intinya ular ada keemasannya aja gatau di sini ada apa kagak....

Okei cukup basa basi nya... Makasii jangan lupa komen dan vote yaaa...

Byee🥰✨

𝒯𝒽𝑒 𝒮𝓌𝑜𝓇𝒹 𝑜𝒻 𝐻𝑜𝓃𝑜𝓇 | Tomatoz (Cravity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang