005|| TIDUR

29 7 4
                                    


Seperti yang di katakan Sherly, ternyata benar ada KKN di sekolah mereka. Jika di hitung ada 20 KKN yang terdiri dari 6 perempuan dan 14 laki-laki.

Dan saat ini kelas Defana dan kawan-kawan diisi oleh delapan KKN yang bertugas.

"Anak-anak, berhubung sekarang ada kakak-kakak ini yang sedang memenuhi tugas kuliahnya, jadi pelajaran ibu akan di handle mereka." Terang Bu Alfia. Setelah itu pamit untuk pergi.

"Hai adik-adik yang cantik, dan ganteng. Tapi masih gantengan gue. Kenalin gue Laskar."

"HAII KALAS, AKU SHERLY." Teriak gadis dengan rambut bewarna itu.

"Dek, nama gue Laskar bukan kalas."

"Panggilan sayang kak.".

"Kenalin gue Rachel, dan dia." Rachel menunjuk ke arah laki-laki berwajah datar itu. "Dia pacar gue, mikael. Jadi jangan coba-coba ambil."

"Gue Vlareno, ini Kenzi dan Kenzo, itu yang pojok namanya Raralita dan ini Zeein."

"Anjir gue bisa kenalam sendiri."

"Udah terlanjur."

"Oke. Jadi adik-adik kita sekarang sesi kenalan. Mulai dari pojok ya."

Berhubung bangku pojok di tempati Dyana. Dengan sigap Dyana berdiri.

"Halo kak, nama gue Dyana Arosaline. Biasa di panggil Dyana." Setelah berkenalan berlanjut ke belakang Dyana. Tepat yaitu Nazura.

"San ssth. Habis ini elo. Bangun."

"Ah, diem, gue ngantuk."

"Ayo lanjut."

"Em, hai. Aku Nazura, biasa di panggil Zura."

"Lanjut."

"..."

"Next?"

"Kenapa tidak ada sahutan?" Tanya lelaki berwajah datar, dia Mikael.
"Sandy ngebo bang. Tuh liat." Aduh Andra. Mendengar itu, lelaki yang di ketahui bernama Zeein itu mendekat.

"Bangun." Ujarnya dengan nada dingin. Tak ada sahutan, terpaksa Zeein menggebrak meja.

"ANJING," Spontan gadis itu.

Hening.

Mata tajamnya menatap permusuhan ke arah Nazura.

"Lo kenapa gebrak meja?" Tanya Sandy marah, sedangkan Nazura langsung mengkode ke arah belakang...

Dengan reflek Sandy menoleh ke belakang dan terkejut

"Maaf, kakaknya siapa ya? Kok natep saya macam mau makan cilok gitu?"

"Ya Allah Sandy, Bapakmu liat ituloh sand" lirih Aldira saat melihat kejadian Sandy.

"Keluar, cuci muka. Berdiri di depan pintu sambil mengangkat kaki kiri mu." Titah Zeein.

"WHAT? GILA LO? SIAPA SIH DIA."

"Dia kkn San, baru tadi di kenalin sama bu Alfia." Ujar Shopie, yang berada di belakangnya

"Ha?" Dengan ragu melirik mahasiswa tersebut.
"Eh hai kak, apa kabar. Kenalin aku Sandy, hehehe pamit cuci muka dulu ya. Permisi." Dengan cepat Sandy keluar kelas.

"Idih baru kelas 10 udah kayak gitu. Besarnya jadi apa coba." Julid Rachel.

"Yang penting besarnya ga jadi beban lo kak." Jahut siswi yang berkacamata tak lain adalah Defana. Dengan santai dia melepas kaca matanya dan menatap Rachel.

....

"Sumpah mau nangis dan tertawa liat si sandy ke geep tidur." Ungkap Nazuwa

"Zuwaa udah diem, gue maluuu."

"Lagian elo, di kelas tidur. Cukup Aldira aja yang hobi tidur, jangan elo juga." Sahut Dyana yang duduk di samping Aldira.

"Woi sobat, ngapa gue di bawa-bawa. Gue ga ikutan kali."

"Loh dir, emang kita lagi di bawah kah?." Tanya Defana, dengan tangan merapikan poni barunya.

"Ga salah kok, serius."

"Btw, poni lo bagus juga, sabi kalo di warnain kayak rambut gue." Usul Sherly.

"Ogah, gue anti yang namanya warna mewarna rambut."

Jadi, setelah kejadian samdy tidur. Para senior pamit, karena saat hari pertama hanya di adakan perkenalan saja.

"Tapi lo keren Dir, gila gue gedek banget sama kak cecel. Sok kuasa banget, najis." Jika di ulik tadi, setelah Aldira menjawab pertanyaan Rachel, Rachel langsung terdiam dan pergi begitu saja.

"KAK RACHEL SINI KAK." Teriak Nazuwa. Dia hanya berbohong, tidak ada Rachel. Dan dapat di lihat, Sherly kelimpungan hingga reflek menoleh kebelakang tepat arah pintu.

"Asu, lo boong ya."

"Iya," sahut sok polosnya.

"Yaudah mending ke kantin." Ajak Shopia langsung pergi.

"Dia ngajak, apa pamit ya?" Tanya Dyana di balas gelengan kepala.

Dengan santai mereka pergi ke kantin menyusul Shopia. Dapat di lihat kantin sangat ramai, tidak bukan karena ramai pembeli, namun ramai karena para siswi mengkrubungi para kakak senior laki - laki.

Dengan semangat, Dyana, Aldira, Sherly, dan Nazuwa ikut mengkrubungi para Senior.

"Ga ada faedahnya gitu anjir,"

"Iya berasa ngartis."

"Cuma senior aja, ga pernah liat orang ganteng apa sih mereka."

Cibir Nazura, Devana, dan Sandy. Setelahpun mereka memilih tempat kosong yang terdapat shopia dengan semangkuk mue ayam di depannya, dan mereka mendudukkan bokongnya ke kursi itu.

"Wih, enak tuh. Minta dong," Tanpa permisi Nazura mengambil alih mangkok di hadapan Shopi.

"Weh, beli sendiri lah, aelah gue laper anjir."

"Siapa yang mau pesen?" Tanya Defa, tanpa memperdulikan perdebatan Zura dan Shopia.

Sandy menolehkan kepala ke arah stan makanan dan mengusulkan agar dirinya yang memesan. Sekalian caper ke kakak kelas:v

.....

Maapken kalo ada typo

StarlesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang