Sungguh Cinta (bagian 2)

1 1 0
                                    

Aku: seorang gadis polos

  Apapun yang sudah kulakukan,kenapa tak sedikitpun mengurangi penderitaannya.

  Apakah luka yang membekas di badan?,meredam segala perasaan bahagia?

  Ataukah aku yang terus berikan mimpi-mimpi palsu padanya?.Namun,dia tetap tak bisa tenggelam dalam telaga kebohongan.

  Atau... Karena dia sendirian?.

  Cahaya tajam yang masuk dari lubang ventilasi dapurku begitu menusuk, membuat nyali siapapun ciut karena Melihat sinar di ruangan yang kini gelap gulita.

  Ruangan yang biasanya hidup akan bau masakan dan senyum dari pemasaknya kini hilang ditelan sunyinya ruangan.Jika semua orang pergi membiarkan dapur itu kosong.Maka,yang ada hanyalah hawa terancam dan kengerian tak terbatas merasuk di ruangan itu.

   Tapi aku disini, sendirian.

   Tanganku terangkat,jariku menjepit benda tipis itu, membiarkannya tertimpa cahaya agung nan lembut.

  Sebuah silet.

  Kurasakan dingin di permukaannya.Ah,benda ini penuh pesona.

  Terimakasih sudah menyadarkan diriku.

  Dengan segenap hati,silet itu mengiris telingaku,membuat daging di dalamnya terlihat,dan darah segar mengucur,membasahi pundak bahkan mengalir hinga punggung kaki.

  Ah, jari-jari.Jangan berhenti menari untuk memutus telingaku.Dan teruntuk diriku,sabarlah,jangan takut melihat ceceran daging dan kulit telinga menodai dirimu.

  Bukankah ini masih belum cukup?.

  Lihatlah,dia telah menunggumu sejak tadi.

  Garpu makan itu.

  Dengar?. Getaran di ujungnya membentur udara dengan lembutnya.Seakan sebuah nyanyian perjuangan bukan?.

  Kemarilah wahai tombakku.Kemari dan hantamkan ujung runcing pada penglihatan ku.

  Kelopak mataku sobek,bola mata di dalamnya bocor tertusuk garpu,dan ceceran kenyal daging keluar bersamaan dengan darah.

  Selama itu, tenggorokanku tak henti-hentinya bergetar akan raungan kesakitan yang kupaksa keluar.Seluruh saraf sakitku bereaksi dengan ganas,membuat tubuhku kejang-kejang akan rasa perih yang tak tertahankan.

  Dan akhirnya,sebuah senyum puas terulas di bibirku.

  Ya,ini semua adalah pengorbanan tulus.

  Agar dirimu tak sendirian lagi sayangku.
......................................................................
 

 

TALUKOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang