Lumba-lumba

9 1 0
                                    

Aku terbangun dipagi hari yang indah,matahari telah terbit di timur.

  Setelah bangun,aku merapikan tempat tidur,kemudian pergi ke kamar mandi.Aku bersiap-siap untuk hari yang luar biasa.

  Oh ya!,sebelumnya perkenalan  diri dulu.Namaku Kiera,umurku tujuh tahun,kelas dua sekolah dasar.Aku tinggal di salah satu kota terbesar di negaraku.

  Hampir lupa!.Tadi aku bilang hari yang luar biasa kan?.Maksudnya,hari ini adalah hari kami sekeluarga jalan-jalan ke salah satu taman hiburan terbaik di kotaku.Rasanya senaaang sekaliii!.Eh!,terlalu banyak huruf  ‘a’ dan ‘I’ –nya ya?.He he he maaf…

  Setelah memakai baju yang cantik,aku pergi ke ruang makan dan sarapan.Mama menyuapi adikku yang umurnya delapan bulan dan ayah terlihat memanaskan mobil di halaman rumah.Karena aku sudah besar,aku langsung memakan sendiri nasi gorengku tanpa disuapi.Aku kan,bukan lagi bayi delapan bulan,hihihi…

  Mama terlihat sabar menyuapi adik meski berlepotan dan ribut,karena itu aku sayang Mama.Mama jarang marah dan sering berbagi kue ke tetangga.Kalau sudah besar,aku ingin jadi seperti Mama.

  “Kamu sudah siap Kiera?.Kalau terlambat,hadiah juaramu bakal di batalkan loh!”Ucap Papa sambil menggodaku.

  Aku cemberut,Papa suka sekali membuatku takut dan cemas.Tapi,aku tetap sayang Papa.Papa selalu memberikanku hadiah setiap kali aku menang lomba.Lombanya  bermacam-macam,ada lomba menyanyi,menggambar,ataupun lomba menari.

  Sekarang,keluargaku akan jalan-jalan ke taman bermain karena aku menang lomba menggambar.Kata Papa,suatu saat nanti aku bisa menjadi pelukis terkenal.

  Rasa-rasanya,aku ingin cepat-cepat sebesar Mama dan Papa.
……………………………………………………….
  Setelah perjalanan satu setengah jam,akhirnya keluargaku sampai di taman bermain.Wah,aku jadi tambah semangat!.  

  Aku berlari-lari mengejar tiap wahana permainan.Pertama-tama,aku mencoba bianglala,pemandangannya sangat indah dari atas.Tapi karena tinggi,Papa jadi sedikit cemas,aku tertawa melihat Papa yang berseru-seru.

  Setelah mencoba beberapa permainan,kami menonton pertunjukan lumba-lumba.Aku merasa gemas tiap kali melihat lumba-lumba yang lucu berenang ke arah penonton  dan menunjukkan berbagai kemampuannya.

  Nah,saat yang aku tunggu-tunggu akhirnya tiba!.Aku mengikuti beberapa anak-anak lain untuk berfoto bersama lumba-lumba .Aku begitu bersemangat sampai lupa Mama tertinggal jauh di belakang.Tapi untungnya,Papa mengutiku,jadi aku tidak perlu takut.

  “Anak-anak berbaris yang rapi ya!.Sekarang sesi foto anak dengan lumba-lumba dulu,setelah itu  baru anak dengan orang tua ya!”.Seorang petugas member pengarahan dengan toa yang dipegangnya.Tentu saja aku langsung mengambil barisan dengan cepat.Aku kan,tidak mau dapat antrian paling belakang.Papa dan orang tua anak-anak lainnya terlihat menunggu jauh di belakang.

  “Hei nak!,coba kamu foto dengan boneka lumba-lumba ini!”.Tawar seorang petugas sambil menepuk bahuku.Aku menoleh.Petugas itu seorang bapak-bapak yang menggunakan topi dan seragam dengan logo taman bermain,di tangannya ada boneka luba-lumba kecil berwarna abu-abu.

  Aku tertawa riang,dengan segera kusambar boneka imut itu dan mengambil posisi di samping lumba-lumba untuk berfoto.

  “Boneka itu bisa jadi punya kamu loh nak!”.Petugas yang tadi memberiku boneka kembali menemuiku setelah selesai berfoto.

  “Eh,beneran pak?”.Tanyaku girang.Ini pertama kalinya aku dapat hadiah tanpa memenangkan suatu lomba atau selain hari ulang tahunku.

Wah,bapak ini sangat baik!.

  “Nah,sekarang ayo bapak antar ke tempat Papa dan Mama!,pasti mereka sudah menunggu lama”.Ajak bapak itu sembari mengenggam tanganku.Aku mengangguk mengiyakan.Lagi pula anak –anak lainnya juga diantar oleh petugas ke orang tua masing-masing,jadi tak ada yang perlu aku khawatirkan.
……………………………………………………….
“Pak,boleh Kiera nanya?”,tanyaku.Tanganku bergetar menunjuk seseorang.

   Petugas di sampingku hanya bergumam sedikit keras,mengiyakan pertanyaanku.Pegangan di tangannya semakin erat.

  “Kenapa kepala dan mulut orang itu berdarah?”

  Petugas itu menunduk ,menatapku yang lebih kecil dan rendah darinya.”Karena dia mencoba melawan”,jawabnya.

  “Melawan karena apa pak?”Tanyaku lagi.

  “Karena dia melawan ketika bapak meminta seragamnya,jadi bapak hantamkan kepalanya ke dinding semen dengan pot keramik.Tapi ternyata dia masih sadar dan berteriak,jadi bapak hancurkan juga rahang mulutnya dengan palu”.

  Mama,Mama bilang kalau ada beberapa bagian tubuhku yang tidak boleh dipegang-pegang oleh orang lain,Buk Guru juga menjelaskan itu di sekolah.Katanya orang yang memegang bagian-bagian itu adalah orang jahat.

  Tapi bapak itu terus memegang-megang bagian itu,bapak itu juga meraba-rabanya.

Mama,aku takut!.
Mama tolong aku!.
Mama,aku mau pulang!.
……………………………………………………….
  Mama,setiap malam,kalau aku takut dengan monster yang ada di bawah tempat tidur,atau takut gelap.Mama bilang,aku harus membuat lagu dan menyanyikannya.Kata Mama,dengan menyanyi, bisa membuatku merasa tenang.

  Jadi,bolehkah aku membuat lagu dan menyanyikanya sekarang Ma?.

Hewan kesukaanku lumba-lumba.
Mereka lincah dan cepat.
Secepat bapak itu menyuntik dan mengikatku masuk mobil.

  Hewan kesukaanku lumba-lumba.
  Mereka pintar dan cerdik.
  Secerdik sopir mobil menghindari
  pemeriksaan polisi.

Hewan kesukaanku lumba-lumb
Mereka penurut dan patuh.
Sepatuh aku dan anak-anak lainnya diancam dan dilempar ke dalam lubang.
 
  Hewan kesukaanku lumba-lumba.
  Mereka tahu banyak tentang
  manusia.
  Seperti dokter-dokter itu,yang tahu 
  cara membedah lalu mengambil
  jantung dan ginjal kami.

Hewan kesukaanku lumba-lumba.
Mereka dekat dengan manusia.
Sedekat orang-orang itu dengan pasar gelap.
 
   Lumba-lumba baik dan ramah.
  Keramahannya yang membuat
  tubuhku dipotong dan dibuka.

Lumba-lumba imut dan lucu.
Keimutannya membunuhku.
……………………………………………………….
Aku rindu ruang makan.
Disana ada hamparan makanan di atas meja.
Tapi disini,hanya ada hamparan lumpur dan rumput panjang.

  Kangennya boneka beruangku.
  Bulunya halus dan jahitannya rapi.
  Sekarang,yang ada hanyalah anak-
  anak telanjang yang kulitnya dari
  dada ke bawah dijahit asal-asalan.

Ingin sekali melihat Mama dan Papa.
Mereka pasti berharap aku tumbuh besar dan menggapai cita-cita.
Bukan seperti boneka lumba-lumba yang menatapku kosong.

Aku takkan bisa pulang.
Mayatku telah dibuang ke rawa-rawa.

TAMAT.


TALUKOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang