Hujan semalam membuat udara menjadi lembab pada pagi harinya. Suasana yang dingin membuat Yuqing malas untuk keluar dari kamar nya, ia hanya menyelimuti seluruh tubuh nya seperti kepompong lalu menatap keluar jendela memperhatikan para kasim yang berseliweran.
Ada selir yang diseret dengan pakaian minim bersama dengan selingkuhan nya, ada sebuah grobak berisi mayat yang sudah kaku dengan kain putih yang menyelubungi. Bahkan ada suara teriakan saling memaki dari para wanita.
Ini adalah pagi yang cerah untuk memulai hari.
"Nyonya apa anda ingin keluar hari ini?" Tanya Dayang Ma, yang selama ini telah menjadi dayang pribadi Yuqing.
Yuqing menggeleng ia mengeratkan selimut nya di pundak nya erat. "Terlalu dingin, aku tidak mau." Dia tidak bisa mambayangkan bahwa ia harus bersentuhan dengan udara dingin serta keriuhan diluar sana, lebih baik menjadi penonton yang menyaksikan dibelakang layar dari pada menjadi tokoh utama.
"Apa anda sudah dengar jika mayat selir Shizu ditemukan gantung diri. Ah selir Rong berselingkuh dengan seorang penjabat, kasim menemukan nya saat dia tengah bermesraan di hutan bambu. Kemudian perayaan imlek kali ini permaisuri tidak akan hadir karena sakit."
Begitu banyak Informasi yang didapatkan nya walau berada di kediaman. Kebanyakan adalah berita tidak penting, seperti nya kali ini Ratu kerajaan yangtze akan segara berganti lagi. Permaisuri sebelumnya mati karena alasan yang tidak diketahui, banyak yang mengatakan kalau Raja sendiri yang membunuh nya setelah malam pertama, sehari berjarak dari kejadian itu seorang gadis diangkat menjadi permaisuri mengisi tahta yang kosong.
"Ini akan menjadi kematian ke-enam... Belas." Gumam Yuqing mengkhasihani kematian gadis-gadis tersebut. Bagaimana pun raja adalah seorang tiran yang tidak segan untuk melenyapkan sebuah nyawa walaupun itu adalah istrinya sendiri. "Artinya setiap tiga bulan akan ada seorang Ratu baru."
"Ya sayang sekali Raja belum mendapatkan penerus dari satupun istrinya." Kata Dayang Ma menghela nafas. Berbeda dengan dayang Ma, Yuqing sendiri tak bisa membayangkan bagaimana nasib setiap wanita yang hidup bersama tiran itu. Heh, 4 tahun sudah cukup membuat nya menderita.
"Kalau Raja menginginkan penerus mengapa ia harus membunuh istrinya setiap-." Perkataan Yuqing dibungkam oleh dayang nya yang panik, Dayang Ma melihat ke segala arah memastikan tidak ada yang berusaha menguping disekitar mereka. "Nyonya anda tidak boleh berkata seperti itu, tembok istana selalu memiliki mata dan telinga."
Seorang dayang muda muncul dengan gugup menghadap Yuqing. Tahu jika dai menyampaikan hal ini maka suasana hati junjungan nya akan berubah jelek. "Nyonya, yang mulia Raja memanggil anda." Katanya dengan suara kecil.
Ada yang aneh tidak biasanya Raja akan memanggil selir nya saat pagi hari seperti ini, walaupun begitu Yuqing tidak penasaran dengan alasan dibaliknya. "Katakan jika aku sedang kotor sekarang." Sahut Yuqing santai, ia akan selalu menolak perintah Raja seperti ini.
Dayang muda itu agak heran melihatnya yang selalu memberikan reaksi penolakan, padahal diluar sana banyak selir yang menyogok kasim agar Raja memilih mereka untuk menghangatkan ranjang.
"Sampai kapan anda akan menolak Raja nyonya?" Dayang Ma yang hampir sepuh bahkan sudah tidak peduli lagi, ia sudah lelah memaksa tuan nya untuk bertemu dengan Raja setiap kali dipanggil.
Yuqing terlihat berpikir keras meski ia sedang malas untuk memikirkan sesuatu, apalagi jika itu menyangkut Raja. "Hm, mungkin selamanya." Katanya santai.
Dayang Ma menghela nafas, melambaikan tangan nya pada Dayang muda itu agar menyelesaikan tugas nya. Diluar sana kasim kepala menggerenyit ketika mendapatkan pesan dari Dayang muda dari selir Yuqing.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became A Tyrant's Wife
RomanceYuqing lari dari suaminya yang merupakan seorang Raja setelah mengalami serangkaian percobaan pembunuhan misterius. Mendapati jika dirinya tengah hamil Yuqing memilih untuk melarikan diri dengan memalsukan kematian nya. Tapi ada pepatah yang mengata...