6

19.1K 2.1K 54
                                    

CHAPTER 6

"Aaaa!" Teriakan nyaring itu terdengar sampai ke lantai dasar penginapan saat matahari mulai bersinar.

Yuqing yang masih setengah sadar dari tidur lelap nya mendapati jika dirinya bangun dengan kondisi tubuh terikat oleh tali merah. Pakaian nya sendiri sudah diganti dengan jubah aneh berwarna merah yang jika diperhatikan ada bordiran burung phoenix dengan benang emas pada bagian tepian nya.

"Badan nya saja yang kecil, tapi suara nya mirip dengan kasim kepala." Keluh seseorang yang duduk tak jauh dari ranjang yang ternyata adalah Raja Yongle yang mengenakan jubah dengan warna yang sama dengan nya. Senyuman malas pada wajah nya membuat darah Yuqing surut hingga ia menjadi pucat pasi.

Yuqing tak percaya ini bagaimana bisa Raja sudah menemukannya? Seharusnya mereka semua tengah mempersiapkan perkabungan untuk kematian nya yang terjadi secara tragis.

Seolah dapat mengerti apa yang ada di kepala Yuqing, Raja Yongle hanya mendengus. Pria itu melangkah mendekat tangan nya terangkat untuk menyentil dahi Yuqing. "Rencanamu sudah cukup bagus tapi tidak akan bisa menipuku."

Yuqing mendelik ketika Raja berusaha mengangkat tubuh nya, ia berguling untuk menghindar. "Jangan menyentuhku beruang!" Katanya dengan tatapan galak.

"Beruang?"

"Ya kau bertubuh besar dan memiliki aura menakutkan seperti beruang!"

"..." Hening. Sesuatu seperti benda terjatuh terdengar diluar pintu. Diluar sana Ryuji tengah menginjak anak buah nya yang hampir kelepasan tertawa.

Calon Permaisuri kali ini terlalu ekspresif dalam menunjukan emosi nya. Yuqing akan berkata dengan terang-terangan keinginan serta penolakan nya dalam cara yang lucu. Cukup lucu dalam pandangan para tentara bayangan yang melihat nya seperti kelinci galak.

Raja Yongle menatap Yuqing dengan datar. Ia tak berkata apa-apa lagi dan langsung saja menggangkat tubuh Yuqing, mirip dengan karung beras.

Nyek.

Perut nya terasa sesak karena menjadi tumpuan, sementara kedua tangan dan kaki yang diikat. Posisi kepala terbalik itu membuat Yuqing tak bisa membrontak dan merasa pusing.

"Di kediaman selir apa kau tidak diberi makan oleh mereka? Kenapa badanmu kurus sekali?"

Ia sudah cukup tegar menerima penghinaan ini. "Yang mulia ... Jika anda membenci saya tolong jangan keterlaluan." Keluh Yuqing mulai sadar diri jika baru saja berdebat dengan pemimpin negeri ini.

Mereka melalui lorong-lorong penginapan, Yuqing menatap lantai kayu itu dengan pusing sedangkan otak nya tengah berusaha merancang pelarian baru. Ia tidak bisa hidup bersama putra surga yang dalam jangka waktu 3 bulan akan benar-benar membawa jiwa nya ke surga.

Kematian dini tidak pernah terpikirkan oleh nya sebelumnya. Ia masih ingin menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan sambil membaca buku, dan masih ada banyak mimpi lainnya yang belum Yuqing capai dalam kehidupan ini.

Yuqing menghela napas panjang yang didengar oleh Raja. "Apa begitu berat untukmu menjadi seorang Permaisuri?"

"Jika itu membuatku kehilangan kebebasanku, maka dengan berat aku berkata ya." Sahut Yuqing lirih.

Hening.

"Memang nya kebebasan seperti apa yang kau harapkan?"

"Tidak harus mematuhi aturan-aturan istana. Aku tidak harus berpakaian sesuai keinginan orang-orang. Makan apapun yang kumau. Dan tidak harus menjaga tata krama demi citra baik suamiku." Ujar Yuqing, "lalu kehidupan tanpa dibayangi kematian adalah yang kuinginkan. Setidaknya aku ingin mati dengan damai."

I Became A Tyrant's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang