9

17.6K 2K 27
                                    

Masa pemulihan adalah yang paling membosankan untuk Yuqing, bagaimana tidak? Ia dilarang keluar dari kamar, para Dayang secara bergantian menemani nya. Kasim-kasim berseliweran disekitarnya, membuat kedua mata Yuqing sakit.

Ia hampir mati beberapa waktu lalu, dan yang membuat nya bingung adalah jika Raja menginginkan nya mati dengan mengirimkan pembunuh, mengapa kediaman nya dijaga seketat ini?

Apakah agar kematian nya tidak diketahui oleh pihak luar? Tapi untuk apa, kematian nya hanyalah hal kecil yang tidak akan berpengaruh apa-apa.

Sekarang kediaman nya dipenuhi oleh banyak hadiah serta gulungan berharga, para selir itu berharap jika Yuqing akan bertahan hidup lebih lama. Karena jika belum genap seminggu Yuqing menaiki tahta Rattu dan berakhir mati, maka makin pesimis mereka untuk berada ditempat yang sama tanpa mempertaruhkan nyawa mereka.

Yuqing berani bertaruh jika para selir itu tengah sibuk diruang doa, mendoakan keselamatan nya agar suatu saat dapat merebut tempat nya. Dayang Ma sejak kemarin tak berhenti mengomeli nya lalu menangis saat melihat bekas-bekas luka  pada tubuh Yuqing.

"Astaga, luka-luka ini membuatku ingin menangis setiap kali melihat nya." Desah dayang Ma penuh ironi. "Lain kali anda harus berteriak Nyonya..!"

"Aku bisa saja melarikan diri tapi jika kau lupa Dayan Ma, saat itu aku dirantai." Sahut Yuqing sambil mengunyah manisan dari mangkuk. Yah ini lebih baik sejak Raja tidak menemui nya lagi beberapa waktu terakhir. Hidup nya sudah sejahtera tanpa kehadiran suami tiran yang menyeramkan itu.

"Tetap saja! Aduh bagaimana jika luka ini berbekas! Beruntung Dewa menyayangi anda nyonya."

Yuqing menulikan telinga nya dari kecerewetan Dayang Ma yang mengganggu pendengaran nya. Ia hanya menatap keluar jendela dimana pohon wisteria terlihat seperti lukisan dari dalam sini.

Sesuatu yang berbulu bergerak membuat Yuqing menggerenyitkan dahi. Lalu tiba-tiba saja benda itu melompat masuk dan menabrak nya, hampir membuat Yuqing jatuh dari kursi goyang.

Yuqing memekik saat benda itu menimpa paha nya. Sesuatu yang bulat, empuk dan berbulu tengah duduk sambil menatap Yuqing dengan kedua mata abu-abu nya.

"Kucing?" Kucing dengan bulu putih itu mendengkur pada Yuqing, terlihat senang melihat nya. Dileher kucing itu terdapat kalung dengan permata ruby sebagai pengganti lonceng. 

"Siapa pemilikmu?" Tanya Yuqing membelai kepala kucing itu hati-hati.
Seseorang datang dengan langkah setengah berlari, membuka pintu tanpa meminta izin. Terlihat pucat melihat kucing yang duduk dipangkuan Yuqing.
"Astaga! Maafkan saya nyonya! Anak singa itu milik yang mulia Raja."

Yuqing tersenyum masam lalu melirik hewan yang kini mengigit gemas jemari nya. "Anak singa?"

"T-tapi dia jinak nyonya."

Dayang Ma sudah pingsan dan tergeletak dilantai saat pertama kali mendengar perkataan kasim itu.

"Yah aku melihatnya." Yuqing menarik tangan nya lanjut membelai kepala singa itu. "Kenapa hewan ini bisa masuk ke pekarangan dalam?"

"I-itu keteledoran saya yang mulia."
Melihat Kasim itu berkali-kali membenturkan kepalanya ke lantai, Yuqing menggerenyit tidak senang. "Kepalamu bisa pecah jika kau benturkan dengan keras seperti itu, bangkitlah."

"Kau bilang ini anak singa ini peliharaan yang mulia kan? Aku menginginkan nya." Kata Yuqing sambil membelai leher anak singa albino itu. Dengkuran nya terdengar keras seperti anak kucing, jelas hewan itu menyukai Yuqing.

Kasim tersebut kebingungan, kalau ia menolak maka ini adalah permisi sang permaisuri tetapi jika ia mengiyakan maka anak singa itu adalah peliharaan yang mulia Raja.

"Berikan saja pada nya." Kata Raja Yongle yang baru datang, tengah kini bersandar di kusen melihat pemandangan lucu dimana Yuqing sangat gemas pada hewan ganas tersebut.

Wajah Yuqing yang tadi nya tersenyum manis berubah datar melihat Raja. Entah sampai kapan seperti nya mereka tidak akan pernah akur. Apalagi saat mengingat kalau ia hampir mati malam itu.

Kesan suami di mata nya memang tidak pernah bagus dan jika itu menyangkut hidup nya maka presentase perasaan nya pada Raja Yongle mendekati mustahil.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Raja Yongle melambaikan tangan pada kasim itu memerintahkan nya untuk menyingkirkan. Ia mendekati Yuqing yang duduk di kursi malas.

Yuqing memang dilarang untuk berjalan-jalan untuk meminimalisir jahitan di perut nya akan sobek. Jadi ia diperlakukan seperti boneka oleh semua orang.

Raja meneliti keadaan Yuqing, ia menunduk membuat jarak wajah mereka sangat dekat sampai Yuqing sendiri dapat merasakan aroma jeruk dalam nafas Raja.

Deg.. jantung Yuqing berdetak tak teratur saat mata mereka bertatapan. Sedikit lagi bibir mereka akan bersentuhan saat itulah ia terkejut karena tubuh nya langsung diangkat oleh Raja. "Apa yang mau kau lakukan?!" Jerit Yuqing memeluk singa nya.

"Ini waktunya kau tidur siang." Kata Raja Yongle santai. Dia meletakan Yuqing diatas ranjang, mendorong bahu agar berbaring lalu mengambil anak singa itu dan diletakkan dikursi empuk.

Anak singa itu hampir meronta dan terdiam saat melihat wajah Raja, dengan patuh singa itu tidur disana.

'wah bahkan binatang pun terpesona pada wajah nya.' Batin Yuqing merasakan diskriminasi.

"Cepat tidur."

"Aku bukan anak kecil! Jangan suruh aku tidur siang." Yuqing menolak tangan Raja yang mencoba menutup mata nya menggunakan telapak tangan milik nya yang lebar.

Melihat perlawanan Yuqing Raja sampai menghela nafas lalu mendorong tubuh Yuqing sedikit kesamping.

"Apa lagi?!"

"Diam cerewet." Tanpa disangka-sangka ternyata Raja Yongle malah merebahkan diri disebelahnya, menggulung tubuh yuqing dengan selimut lalu memeluk nya dari belakang. Menahan semua pemberontak itu dalam pelukan nya.

"Akh!! Lepaskan aku dasar beruang!" Tubuh besar Raja membuat Yuqing tenggelam dalam pelukan nya.

Pada akhirnya ia lelah sendiri karena sia-sia membrontak, dan tanpa sadar malah jatuh tertidur karena kehangatan yang berasal dari tubuh suami nya. Apalagi tepukan lembut di punggung Yuqing membuai nya untuk tidur semakin lelap.

Raja mengintip dibalik kedua mata nya terpejam, melihat wajah polos Yuqing yang terlelap di pelukan nya. Tanpa sadar ia tersenyum tipis. Dimatanya Yuqing mirip sekali dengan bocah hiperaktif yang sulit untuk dikendalikan.

Namun terkadang bocah itu juga memiliki sikap manis saat dirinya jinak. Suatu ketika ia pernah berpikir jika mereka bertemu secara wajar, diwaktu yang tepat tanpa paksaan, mungkinkah mereka akan saling jatuh cinta?

Tertampar kenyataan mereka dipertemukan pada waktu dan tempat yang salah. Menjadikan semuanya kesalahpahaman yang membuat bibit kebencian,akibat kebebasan yang dilucuti paksa serta digantikan oleh kekangan.

"Jika aku tidak menemukanmu, apakah kau akan mati kesepian kelinci kecil?" Gumam Raja Yongle disahuti gumaman tidak jelas dari Yuqing.

Entah apa yang dimimpikan gadis itu sampai mengomel dalam tidur nya. Waktu tidur nya terpangkas habis karena desakan mertua nya untuk menceraikan Yuqing, jadi saat melihat gadis ini tertidur ia juga ingin memejamkan mata nya sebentar.

___IBaTW___

I Became A Tyrant's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang