"Kapan dia bangun?" Tanya Raja Yongle saat melihat kondisi Yuqing yang menyedihkan. Hampir seluruh tubuh nya dibebat dengan kain. Sementara wanita itu belum juga terbangun setelah hari kedua."Dia masih hidup sampai saat ini merupakan keajaiban. Dia bisa melewati semua kengerian itu, bahkan melakukan perlawanan sengit." Kata Jendral Ryuji. "Telapak tangan robek. Luka tusukan kecil dibagian perut. Luka dikepalanya. Serta bekas memar parah dileher serta beberapa tubuh lainnya. Percobaan pembunuhan kali ini sangat..."
Raja Yongle menyela perkataan Ryuji tidak perlu dijelaskan lagi dia sudah tahu seberapa parah luka-luka yang dideritanya. "Karena dia berani melawan, karena itu dia disiksa seperti ini. Berbeda dengan para wanita yang langsung pasrah pada takdir mereka." Ujar Raja Yongle.
Wajah Yuqing terlihat pucat dengan nafas yang terdengar lambat, sesekali terdengar erangan lirih seperti kesakitan.
Keluarga besar Yu telah menuntut Raja untuk mengembalikan Yuqing pada mereka, terlepas dari ikatan yang terjalin selama ini mereka benar-benar ingin mengambil Yuqing kembali.
'Yang mulia saya tidak memberikan putri kesayangan saya sebagai tumbal untuk kerajaan ini. Jika anda tidak bisa menjaga nya maka kembalikan saja dia pada kami.' ujar kepala keluarga Yu yang kini memegang gelar sebagai perdana mentri istana.
Pria tua berwatak keras yang akan melembut hati nya jika bersangkutan dengan putri nya. Tidak ada yang bisa menggertak keluarga Yu di politik maupun lingkungan sosial. Sejak dari leluhur keluarga Yu adalah singa emas yang selalu berhasil menjejakkan langkah mereka.
Sudah empat tahun lamanya kepala keluarga Yu, Yu Haocun berusaha untuk memalingkan wajah setiap kali melihat siluet putrinya. Berpura-pura tidak peduli setiap kali mereka berpapasan untuk menahan rindu serta rasa sedih.
Diam-diam ia mengirimkan banyak makanan manis ke kediaman putri nya, mengirimkan tunjangan hidup agar putri nya dapat berfoya-foya setiap kali melarikan diri dari kesesakan di istana. Ya tentu saja menteri Yu mengetahui semua kenakalan Yuqing, dan hanya tutup mata untuk membayar semua kesalahan nya.
Pada awalnya ia mengira jika putri nya akan baik-baik saja selama ia hanya menjadi selir dan tidak terlihat. Tetapi pengumuman pengangkatan Permaisuri itu dan kabar mengejutkan lainnya, menghancurkan hati seorang ayah dalam dirinya ketika menyadari bahwa putrinya berada di dalam bahaya. Kematian mendadak para permaisuri sebelumnya bukanlah sebuah rumor belaka, kematian misterius yang selalu terjadi tanpa dapat dicegah seperti sebuah kutukan.
......
Di dalam ruangan itu seorang gadis masih berbaring tak sadarkan diri. Hembusan angin menggoyangkan kelambu yang menutupi ranjang nya, secara ajaib kelopak mata yang selama 4 hari tak terbuka itu bergerak. Netra coklat keemasan itu menyorot sekitar nya lemas.
Pandangan mata nya terasa berputar dan seluruh tubuh nya lemas luar biasa. Otak nya langsung bergerak cepat, ingatan tentang hal terakhir itu kembali.
'Aku belum mati?'
Seseorang membuka kelambu dan tertegun saat melihat nya bangun. Raja Yongle yang sebelumnya hanya ingin mengecek keadaan Yuqing jadi terdiam.
"Apa yang kau inginkan?" Tanya nya menarik tubuh yuqing perlahan untuk bersandar pada dipan.
"A.. air.." sahut Yuqing meraba leher nya yang terasa sangat kering serta sakit.
Raja Yongle mengambilkan gelas di nakas pada Yuqing, mendekatkan nya pada bibir pecah-pecah gadis itu. Pelan ia menyuapkan nya.
"Terimakasih."
Yuqing menghela nafas lega saat leher nya terasa lebih baik dari sebelumnya. Sampai akhirnya ia menoleh kearah Raja dan memberikan tatapan dendam. "Anda berencana membunuh saya? Kenapa tidak biarkan saya pergi saja? Atau jika tidak ceraikan saja dan pulangkan saya pada keluarga besar saya."
"Aku akan mengembalikanmu nanti..." kata Raja Yongle datar, pria itu sibuk mengaduk-aduk bubur yang baru saja dibawakan oleh dayang untuk Yuqing.
Sebelah alis Yuqing terangkat naik. Jelas ia bingung dengan sikap Raja saat ini. "Kenapa harus nanti kenapa tidak sekarang saja?" Tanya nya lagi, selanjutnya jawaban raja benar-benar membuat nya ingin memberikan sumpah serapah.
"Nanti setelah kau menjadi mayat."
Walaupun shok Yuqing tetap menerima suapan Raja dengan patuh walaupun wajah nya sangat tidak terkondisikan. Rasa lapar membuat harga diri nya yang tinggi itu mengikis.
"Kenapha?" Yuqing bertanya lagi dengan mulut penuh.
"Kau hanya dapat meninggalkan tempat ini setelah kau menjadi mayat, aku tidak akan pernah menceraikan istriku. Tentu saja." Raja menjelaskan dengan masih menyuapkan nasi, disela-sela obrolan sengit itu Yuqing masih menunjuk ayam suir agar disendokkan agak banyak. "Makan pelan-pelan kau bukan anak kecil."
Yuqing menelan makanan nya lalu tersenyum senang setelah perut nya terasa kenyang. "Kalau begitu anda tidak akan menceraikan selir-selir yang mulia? Wah begitu banyak istri untuk satu lelaki." Yuqing bergumam sambil berpikir keras. Tingkah nya tersebut memunculkan urat kesal di kening Raja.
"Mereka berbeda, yang menikahinya mereka adalah selembar kertas yang dibuat oleh menteri dan ditandatangani olehku. Aku tidak pernah meminta mereka menjadi milikku, istana yang mengatur semuanya. kecuali Ratu aku sendiri yang memilihnya langsung."
Mendengar itu Yuqing cemberut, penjelasan panjang itu membuatnya kesal luar biasa. Jadi selama ini mereka hanyalah boneka di mata beruang liar ini?
"Begitu? Bagus karena kalau begitu saya akan membuat harem saya sendiri."
"Apa?"
"Saya tidak pernah menyetujui untuk menjadi istri yang mulia. Bagi saya yang mulia adalah suami diatas kertas, anda bukan kekasih saya."
Yuqing menatap Raja Yongle dengan berani dia mengatkan dengan lantang tanpa rasa takut, dia benar-benar bertekad untuk melepaskan diri dari pernikahan ini. Lagi pula yang mulia rasaja sendiri yang mengatakan menikahi para selir hanyalah diatas kertas, apa diari ia pikir semua gadis akan menangis terharu hanya kerena dipilih menjadi istri olehnya?
Abaikan saja tentang tingkah laku nya dimasalalu yang mungkin menyinggung ego pria ini. Yuqing bersumpah didalam hati bahwa dia akan keluar dari istana ini melalui perceraian atau apapun itu.
Hening.
Kedua nya tak ada lagi yang berbicara, dan hanya menatap satu sama lain dengan sengit. Diluar sana Jendral Ryuji memasang wajah datar dengan helaan nafas panjang, ia sudah berupaya untuk berpura-pura tidak mendengar tapi perkataan yang diucapkan dengan lantang oleh Yuqing mau tak mau membuat nya terkekeh.
"Gadis ini berbeda teman, bukan kau yang akan mengacaukan hidupnya. Tapi dialah yang akan memporak-porandakan hidupmu."
Raja Yongle tersenyum miring menanggapi perkataan Yuqing. Wajah nya mendekat membuat Yuqing terjebak, hangat nafas nya menyapu telinga Yuqing membuat nya bergidik. "Lakukan apapun yang kau mau. Tetapi siapapun yang kau temui, lelaki manapun yang bersentuhan denganmu akan mati. Setiap jalan yang kau lalui basah oleh darah."
Mata mereka bertatapan dalam jarak yang dekat, sedikit lagi hidung mereka akan bersentuhan. "Kau akan menjadi seorang tiran jika melakukan nya." Balas Yuqing.
"Benar dan aku telah dikenal seperti itu sayang." Raja Yongle mengecup sudut bibir Yuqing sebelum akhirnya meninggal gadis itu sendirian di kamar.
"Ha?" Yuqing yang baru sadar langsungmelempar bantal nya kearah pintu dimana Raja Yongle telah menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became A Tyrant's Wife
RomanceYuqing lari dari suaminya yang merupakan seorang Raja setelah mengalami serangkaian percobaan pembunuhan misterius. Mendapati jika dirinya tengah hamil Yuqing memilih untuk melarikan diri dengan memalsukan kematian nya. Tapi ada pepatah yang mengata...