Cerebral Aneurysm atau Aneurisma otak adalah kondisi di mana pembuluh darah di otak menggelembung akibat melemahnya dinding pembuluh darah di suatu titik. Aneurisma otak merupakan aneurisma yang paling sering terjadi selain aneurisma pada aorta abdominal. Jika aneurisma pada otak pecah, hal tersebut bisa menyebabkan hal yang lebih buruk, seperti kerusakan otak, stroke hemoragik (diakibatkan perdarahan di otak), koma, bahkan kematian.
Beberapa baris kalimat itu sukses terputar terus di kepala Raflan. Padahal itu sudah ia baca dari dua jam yang lalu, namun tetap saja terngiang di kepalanya. Kalau saja dulu ia tidak ceroboh saat menjaga Rafa, kalau saja ia tidak kambuh saat itu, dan kalau saja--ah banyak sekali kata kalau saja yang terus muncul di hidupnya. Dan itu hanya akan selalu berakhir 'kalau saja'.
Ia pandang tubuhnya di depan pantulan kaca, ia bisa lihat bagaimana kondisi tubuhnya saat ini, semakin hari berat badannya menyusut, tidak ada lagi tubuh six packnya, dan hanya bersisa tubuh ringkih dengan bekas luka operasi yang nantinya akan kembali bertambah.
Raflan bergegas begitu mendengar suara khas dari si mungil, ia hampir saja lupa bahwa tujuannya disini untuk membersihkan diri dan bersiap menjenguk si sulung.
Ia coba ulas senyumnya begitu selesai dengan persiapan seadanya, mencoba meyakinkan diri bahwa dirinya masih kuat untuk memikul semua hal ini.
"Iya sayang, Papa sebentar lagi selesai." Raflan tentu harus menjawab Abyra agar tak membuat malaikat kecilnya itu khawatir.
"Apa yang bisa Papa lakuin untuk kamu, Bang?" Pertanyaan itu seketika terbersit dipikiran Raflan. Apa yang bisa ia lakukan untuk jagoan kesayangannya.
"Untuk sekarang ini gak ada yang bisa kita lakukan untuk menyembuhkan Rafa. Yang bisa kita lakukan hanya mencegah agar kondisi Rafa tidak memburuk. Karena meskipun dilakukan operasi, itu sangat beresiko. Terlebih Rafa menolak melakukannya." Kalimat lain yang terngiang kini adalah penjelasan Pamannya mengenai kondisi Rafa.
"Hhhh.." pikirannya tentang Rafa sukses membuat dadanya begitu sesak, bahkan terasa lebih menyakitkan dibanding saat ia mengalami heart attack.
"God, if i die can you give a chance to my son for life happily?" tubuh Raflan merosot bersamaan dengan tangannya yang sibuk mencengkram kuat dada kirinya, sampai tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang menopangnya.
"No, Raf. Don't give up! You should stay by him side in any situation. You already promised to me." seketika ia berdiri tegak dan menatap lekat bayangan lain di hadapannya.
"Jane, i really miss you! Should i tell him the truth? But i don't want--"
"Papa, masih lama?" Raflan refleks mengarahkan pandangannya ke arah pintu dan kembali menjawab panggilan Abyra.
"Wait, Dek!"
Raflan terpaksa menyudahi apa yang ia lakukan dan pergi keluar.
💜💜💜
Raflan sesekali meringis menahan rasa nyeri di dadanya, langkahnya yang memelan dan mimik wajah yang terlihat kesakitan membuat Rara terpaksa menoleh ke arah sang suami.
"Are you okay, Mas?" Rara tentu saja khawatir, Raflan yang seharusnya tetap berada di ranjangnya hingga jadwal operasi, justru memaksakan diri untuk melihat kondisi Rafa.
Raflan sebenarnya tak ingin menjawab, karena ia tidak mungkin bisa berbohong di depan Rara, namun ia terpaksa menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abyrafa
Teen FictionJadikan reading list kalian ya 💕 Rafa tidak menyangka bahwa dirinya akan terjebak dalam hubungan cinta dengan adiknya sendiri, Abyra. Ya meskipun mereka berdua bukan saudara kandung, tapi tetap saja hubungan mereka pasti tidak akan disetujui oleh k...