4.

7.5K 1.6K 132
                                    

Hari dimana festival wayang dan dansa akan dilaksanakan telah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari dimana festival wayang dan dansa akan dilaksanakan telah tiba. Hattala tengah menyantap nasi berlauk-kan ikan tongkol dan daun singkong masak lemak. santapan lezat dimasak oleh ibuk.


masakan ibuk memang tak pernah ada tandingan bukan,walaupun hanya sepiring ikan asin jikalau tangan ibuk yang memasak, makan pun akan tetap lahap.

"pelan-pelan le" tegur ibuk yang tengah sibuk membungkus nasi uduk.

Hattala menelan nasi kunyahan nya dengan susah payah lalu meneguk segelas air putih, "enak buk" ujarnya cepat.

"iyo, tapi pelan-pelan." ujar ibuk lagi.

pemuda pejuang itu mengangguk lalu berdehem, "hm buk, aku sepertinya pulang cepat hari ini. tapi, rasa hati hendak pergi ke festival  wayang dan dansa jadi ibuk mau ikut ndak?"

"tidak, kau aja yang pergi, siapa tahu ada gadis yang memikat hati mu yang kosong di sana" kata ibuk sembari tertawa.

Hattala hanya bisa tersenyum kecil seraya melanjutkan kegiatan sarapan djamdjmay hatinya berteriak bagaimana kalau ibuk tahu yang berhasil memikat hatinya adalah seorang pria manis bukan wanita cantik.

entahlah, untuk saat ini Hattala tak ingin berpikir tentang itu. bukan ia tak peduli dan menentang norma, hanya saja ia hanya ingin mengikuti kata hatinya yang berseru kencang menginginkan sang juwita malam untuk menjadi miliknya seorang.

perasaan asing ini baru bisa ia rasakaan saat hanya menatap manik serigala tersebut membuatnya selalu membayangkan bagaimana nantinya jika tangan miliknya berhasil mengusap kulit coklat bak gula jawa tersebut.

hanya memikirkannya saja mampu membuat Hattala menggila dengan jantung yang sama menggilanya, ah wajahnya mungkin sekarang tampak begitu aneh.

"memikirkan apa nak?" tanya ibuk tak kala melihat wajah sang anak yang berseri.

Hattala menggeleng, "ndak buk."

"yo wes, ibuk ke teras dulu." kata ibuk acuh sembari berjalan ke teras rumah.

"bawa baju untuk ke festival ndak?" tanya Warda saat dirinya dan Gentala tengah menyantap nasi kuning buatan sang ibuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bawa baju untuk ke festival ndak?" tanya Warda saat dirinya dan Gentala tengah menyantap nasi kuning buatan sang ibuk.

Gentala mengangguk, "kemeja coklat yang masih terlihat bagus, ndak masalah kan?"

"iyo, ndak masalah." balas Warda pelan.

Gentala mulai menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya, "kita pergi sama mas Djoko kan."

Warda mengangguk mengiyakan sembari terkeke,  "wanita idaman mu seperti siapa?" tanya-nya penasaran.

pemuda dengan kulit coklat itu sedikit terbatuk lalu merengut, "ndak ada" jawab Gentala acuh.

"loh kok ndak ada? kalau pria idaman wanita adalah Hattala, maka wanita idaman pria biasanya Denok" kata Warda ribut.

Gentala terkekeh. benar, Denok merupakan kembang desa yang cukup populer karena parasnya yang cantik rupawan. banyak sekali lelaki di penjuru desa yang jatuh hati pada sosok ayu tersebut.

dengan kulit putih bersih, rambut lurus tergerai, riasan yang seadanya,  di tambah tutur katanya yang sopan mampu memikat banyak lelaki. jelas Denok begitu digandrungi oleh banyak khalayak.

sejauh yang ia tahu, Denok ini memiliki kedai kopi yang akan selalu ramai akan pengunjung. baik pagi, siang, sore maupun malam hari dengan pengunjung lelaki dari berbagai kalangan.

"ndak suka" baals Gentala pelan.

wanita yang telah lama menjadi teman satu profesinya itu sedikit terkejut, "loh? kok ndak suka?"

Gentala menghela napas, tak mungkin rasanya jika ia berseru melantunkan fakta bahwa tipe idamannya adalah Hattala bukan Denok. bisa saja ia mati dihakimi.

terlalu banyak kemungkinan yang akan terjadi bila ia berusaha untuk jujur akan rasa aneh yang timbul di hati, dirinya saja bahkan masih begitu menentang rasa yang bersarang, apa lagi sang teman.

"ndak suka saja, terlalu ramai yang menyukainya. tak akan ada celah bagi ku untuk bisa memiliki Denok" jawab Gentala pelan.

Warda terkekeh, "diri mu ini berarti tipe yang ndak suka berdesakan ta?"

ada gurat geli yang terpampang pada wajah guru muda tersebut, "iyo" balas Genta sekenanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Juwita Malam Season 1 [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang