Chap 3

4.7K 583 45
                                    

Hal yang tidak pernah aku duga adalah...

Sawamura sedang membaca sebuah majalah sambil menyeruput kopi hangatnya di ruang tengah rumah. Lembar demi lembar ia buka tanpa ada satupun yang terlewati.

Selama ia membaca, pria itu merasa rumahnya terasa sepi. Tidak ada suara bising atau apapun di dalam rumahnya dan bahkan ia merasa ada sesuatu yang hilang saat ini.

Sawamura mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah sembari mencari tau apa yang hilang itu.

Beberapa menit berselang...

"(name)?"

Pria itu akhirnya sadar bahwa keberadaan istrinyalah yang tidak ada. Ia mencari ke dalam kamar namun hasilnya nihil, tidak ada sang empu disana.

"(name) kau dimana?" panggilnya sambil membuka satu-persatu ruangan yang ada di rumahnya.

"(name)-"

Ucapan Sawamura terpotong ketika dirinya menemukan sang istri di halaman belakang rumahnya. Terlihat wanita yang sedari tadi ia cari itu tengah menatap langit sambil memejamkan kedua matanya.

Sawamura berjalan mendekati (name) lalu menepuk bahunya pelan. Sontak hal itu membuat sang empu tersentak.

"Oh?! Daichi apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanyanya sambil menoleh.

Sawamura mengerutkan keningnya. "Justru aku yang seharusnya bertanya... Sedang apa kau di sini?" tanyanya balik.

(name) tersenyum lalu kembali menatap langit. "Aku hanya ingin menghirup udara segar. Menikmati angin sore sejuk seperti ini membuatku merasa nyaman," balasnya.

Sawamura ber-oh ria. Ia lalu kembali menatap sang empu. "Apa kau ingin menghirup udara yang lebih segar dengan latar pemandangan yang indah?" ujarnya

Wanita itu menoleh seketika. "Pemandangan indah? Maksudmu?" tanya (name) sambil menatap heran sang suami.

Sawamura menarik pergelangan (name) lalu membawanya keluar rumah.

"Kau mau membawaku kemana?" tanya (name) kebingungan. Sawamura hanya tersenyum kecil.

"Sudah ikut saja dulu."

(name) menuruti ucapan Sawamura meskipun ia masih tidak tau kemana suaminya itu akan membawanya pergi.

***

Kini mereka berdua melewati jalan setapak untuk sampai menuju puncak bukit. (name) yang masih kebingungan kembali berujar.

"Sebenarnya kemana kau mau membawaku pergi?" tanyanya. Sawamura hanya kembali tersenyum.

"Anggap saja ini sebagai sarana liburan sekaligus hiburan untukmu," balasnya, membuat sang istri semakin bingung.

Jalan setapak kian mereka lewati hingga mereka sampai di atas sebuah bukit yang ada di Miyagi. Ketika (name) melihat ke sekitar, pemandangan yang tersuguh di depannya membuat dirinya terkesima seketika.

Warna jingga yang menghiasi langit dengan matahari sebagai tokoh utama, hamparan hijau dari rerumputan yang tumbuh di atas dan di sekitaran bukit, serta rumah para warga yang tersusun rapi menciptakan mahakarya yang seolah dilukis oleh tuhan.

"Daichi... Apa ini?" tanya (name) masih terkesima dengan mata yang berbinar.

Sawamura tersenyum. "Ini adalah pemandangan yang selalu aku lihat ketika aku merasa lelah. Aku selalu memanfaatkan pemandangan ini sebagai obat untuk mendapatkan ketenangan," balasnya.

(name) mengangguk antusias mendengar jawaban suaminya. Ia merentangkan kedua tangannya sambil menutup matanya, merasakan angin senja yang berhembus dengan tenang.

Sawamura yang melihat tingkah istrinya itu tertawa kecil. Ia lalu berdiri di belakang (name) dan memeluknya hangat.

"Pemandangan ini sangat cantik bukan? Sama sepertimu yang selalu terlihat cantik di mataku," ucap Sawamura membuat (name) sedikit merona.

"Kuharap pemandangan ini bisa membuatmu merasakan ketenangan yang selalu aku rasakan," ujar Sawamura tepat di telinga (name).

Wanita itu melirik sang suami yang sedang menaruh dagunya pada salah satu bahunya. Ia mempererat pelukan lengan Sawamura pada dirinya.

"Tanpa kau bicarapun aku sudah merasakannya," balasnya, membuat Sawamura tersenyum.

Sore itu, dua sejoli itu menghabiskan waktu bersamanya dengan menatap langit senja dengan matahari sebagai saksi bisu di antara mereka. Seolah alampun merestui mereka, hembusan angin menerpa mereka berdua dengan lembut.

"Aku mencintaimu," bisik Sawamura.

(name) lantas tersenyum. "Aku lebih mencintaimu."

***

"Arigatou sudah membawaku ke sini, Daichi. Aku baru tau kalau ada tempat seindah ini di Miyagi."

"Kau menyukainya?"

"Aku sangat menyukainya."

"Kalau begitu aku akan membawamu ke suatu tempat yang lebih indah dari ini suatu saat nanti."

"Kemana? Dimana tempat itu? Dan kapan kau akan membawaku kesana?"

"Aku akan memberitaumu nanti."

"Kenapa tidak sekarang saja?"

"Karena belum saatnya kau tau."

"Yahh... Tidak seru main rahasia-rahasiaan."

"Hehee... Sudah, waktunya kita pulang. Hari sudah semakin gelap."

"Ishhh mengalihkan perhatian!"

...aku bisa pergi ke suatu tempat yang sangat indah bersama orang yang aku cintai.

TBC

My Husband {Sawamura Daichi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang