Di malam hari yang dingin seperti ini, seorang lelaki rubah berjalan jalan sendiri di tengah perkotaan. Padahal sudah larut malam, tapi Jisung merasa ia ingin berjalan jalan keluar, entah dorongan dari mana namun dunia seperti menyuruh nya untuk berjalan jalan keluar
Karena ia tidak tahu harus kemana, jadi lebih baik ia ke minimarket dekat rumah nya untuk menyantap sebuah mie atau makanan ringan lain nya. Untuk sampai ke minimarket, ia tinggal perlu menyebrang saja
Jisung hampir sampai di lampu merah, namun mata nya menangkap seorang lelaki yang tidak fokus dengan jalan nya dan malah asik melakukan panggilan dengan seseorang
"Masih ada aja orang yang gak merhatiin jalan, gimana coba kalo dia kecelakaan karena asik telponan?" Monolog Jisung
Mata Jisung masih terus menatap lelaki yang sedang asik telponan itu dari kejauhan. Jisung berdecak disaat lelaki tersebut bukan nya menutup telpon nya dan malah ingin menyebrangi zebra cross, padahal lampu lalu lintas belum menunjukan warna hijau untuk pejalan kaki yang ingin menyebrang
Melihat ada sebuah truk yang melaju dengan kecepatan penuh membuat Jisung reflek berjalan cepat ke arah orang tersebut, lalu menarik tubuh orang tersebut ke belakang. Jisung terlalu keras menarik tubuh orang tersebut hingga ia malah mendekap orang itu
Disaat orang asing itu berada di dekapan Jisung, disaat itulah Jisung merasakan jantung nya berdebar dengan hebat, dan tidak lama Jisung bisa merasakan orang tersebut pingsan di dekapan nya
Jisung merasa tidak asing dengan tubuh yang ia dekap, ia melihat siapa wajah yang ia selamatkan malam ini, setelah mengetahui siapa yang ia selamatkan, sontak Jisung melebarkan mata nya
"Hyun.. jin? Hwang hyunjin?"
Kini jisung mengerti, mengapa dunia mendorong nya untuk keluar larut malam seperti ini, dan mengapa dunia seperti menyuruh kaki nya untuk berjalan di rute ini, karena malam ini ia harus menjadi malaikat pelindung Hyunjin
---
Hyunjin merasa sedikit pusing di kepala nya, bisa ia rasakan tubuh nya berbaring di sebuah ranjang yang empuk, Hyunjin mencium wangi ruangan ini, dan ternyata sangat asing di indrs penciuman nya. Menyadari diri nya sedang tidak di kamar nya, membuat Hyunjin membuka mata nya
Dan benar saja, bisa Hyunjin lihat, ranjang yang ia tiduri bukanlah ranjang milik nya, bahkan ia tidak tahu kamar siapa yang ia tempati sekarang. Namun Hyunjin harus akui, kamar ini sangat besar, desain nya pun juga elegan, Hyunjin menyukai kamar ini, apa pemilik kamar ini adalah orang kaya?
Seketika Hyunjin terpikir, bagaimana ia bisa ada disini? Apa yang terjadi tadi? Hyunjin tidak ingat sama sekali. Hyunjin mengecek jam tangan yang ia pakai
"Masih jam 2 pagi anjir?" Monolog Hyunjin
Tertiba seseorang membuka pintu kamar yang Hyunjin tempati, sosok yang tidak di kenali Hyunjin
"Udah bangun?" Tanya orang tersebut
"Gue dimana?" Tanya Hyunjin
"Di kamar gua lah"
"Kok bisa di kamar lo?!"
"Baru bangun udah marah marah, awas pingsan lagi"
Hyunjin bergedik ngeri disaat orang tersebut duduk di tepi ranjang
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine tailed [hyunsung]
Fanfiction[Pending] Meski lelah ia menunggu, meski rindu ia tahan, meski sulit ia hadapi, sebab akhir bahagia butuh usaha Han jisung si lelaki rubah yang di selimuti rindu teramat pada sang terkasih, sang terkasih yang sudah lama tiada. Halusinasi selalu iku...