Setelah mengantar hyunjin kembali ke rumah nya, jisung pergi ke toko buku, untuk mencari semua karya karya milik si nenek dukun itu, Im nayeon. Malam nya jisung berniat untuk membaca karya karya milik nayeon, total buku yang ia beli ada sembilan, ada sembilan seri buku tentang rubah berekor sembilan
Dalam keadaan tenang, ia terduduk di sofa ruang tamu nya, membaca buku sambil menyesap segelas teh, seperti hal hal membosankan yang biasa nya chan lakukan. Baru dua buku yang jisung baca sampai habis dari sore, hingga kini sudah memasuki pukul dua belas malam
Sambil menahan ngantuk, ia menguap, dan tetap lanjut membaca isi buku yang di tulis oleh nayeon. Buku ketiga kini sedang ia baca, menurut jisung, hampir semua isi dari yang di tulis nayeon adalah kisah hidup nya, kisah hidup jisung yang di jadikan sebuah karya tulis, mulai dari bagaimana jisung terlepas dari segel nya
Ini gila, apa yang nenek dukun itu inginkan dari diri nya? Bukankah membuka kisah lama hanya akan memperburuk keadaan nya?
Pintu rumah jisung terbuka, menampilkan sosok kakak tertua nya dengan wajah yang lelah, pasti pikiran kakak nya itu sedang kalut dan tak baik baik saja, namun jisung mana ada kata peduli untuk kakak tertua nya itu?
"Dari mana aja lo?" Tanya jisung, mata nya masih tetap fokus pada isi buku yang ia baca
"Kantor" jawab chan singkat
"Gak usah bohong, wangi parfume lo beda, lo abis dari bar ya? Ketemu cewe?" Terka jisung
Sial, chan lupa jika penciuman adik nya ini sangat tajam. Namun, tentu chan tidak menemui seorang wanita di bar, bahkan diri nya pun juga tidak suka menghabiskan waktu di bar, ia hanya bertemu dengan.. mantan kekasih nya
"Lo tadi lagi sama minho ya?" Tanya jisung
"Ya" jawab chan singkat
"Tumben muka lo tenang gak kaya orang kesurupan, udah mulai terbiasa lo sama sosok minho?"
"Ya.. lumayan lah, kalo gua pikir pikir, rasa nya gak enak aja kalo ngehindar trus, apalagi sekarang dia gak kenal gua siapa, dan gua yakin dia gak ada hubungan nya sama minho yang dulu"
"Bagus, lebih baik lo fokus sama masa depan di banding sama masa lalu"
"Btw tumben lo lagi baca buku, baca apaan lo? Lo fokus banget, kaya nya seru"
Tanpa menoleh ke arah chan, jisung menutup buku nya dengan tenang. Chan yang semakin penasaran ikut duduk di sebelah adik nya itu, mata nya memperhatikan beberapa buku yang menumpuk di atas meja hadapan mereka
"Buset, lo baca sembilan buku ji? Nah gini dong, dari pada lo ke bar, mending lo cari aktifitas yang bermanfaat" ucap chan
"Ini bukan apa apa" jawab jisung
"Bukan apa apa gimana? Ini tuh kemajuan buat lo, biar otak lo bener dikit, siapa tau kalo lo banyak baca buku kaya gua, lo nanti bisa pinter ji, jadi penerus gua yang pinter"
Tak ada jawaban dari bibir jisung, baiklah hal ini membuat chan sedikit heran, apa ada yang salah disaat ia berkata bahwa membaca buku adalah suatu kemajuan untuk jisung?
"Apa ngebaca buku kaya lo itu.., ngejamin kecerdasan seseorang?" Tanya jisung tiba tiba
"Maksud nya?" Tanya chan
"Orang yang suka baca buku kaya lo, bahkan bisa di bodohin tanpa lo sadar"
"Ji? Lo kenapa dah?"
"Gua kira lo cerdas, tapi ternyata lo bodoh, padahal lo banyak baca buku, lo ketipu sama nayeon, gua pun juga ketipu"
"Ketipu apaan sih? Lo kalo ngomong jangan setengah setengah dong ji, gua gak paham"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine tailed [hyunsung]
Fanfic[Pending] Meski lelah ia menunggu, meski rindu ia tahan, meski sulit ia hadapi, sebab akhir bahagia butuh usaha Han jisung si lelaki rubah yang di selimuti rindu teramat pada sang terkasih, sang terkasih yang sudah lama tiada. Halusinasi selalu iku...