Dalam keadaan pagi yang tenang, seorang siluman terbangun dari tidur nya, telinga nya menyapa suara ramah kicau burung, suhu yang sejak menerpa kulit nya. Sungguh pagi yang indah bukan?. Dibalik selimut yang menutupi seluruh tubuh nya, ia mengerang, merenggangkan tubuh nya, lalu tersenyum karena habis mempikan kekasih cantik nya
Namun pagi nya yang tenang itu terganggu disaat suara bel rumah nya berbunyi tanpa jeda, dalam hati ia menggerutu, geram dengan suara bel yang mengganggu indra pendengaran nya, ia bangkit dari ranjang nya, berjalan keluar kamar, menuju pintu rumah nya, penasaran dengan tamu yang mengganggu
"Eh, lo punya sopan santun gak si? lo tau gak sekarang masih jam berapa? seenggaknya neken bel tuh sekali aja, norak lo" ucap Jisung, selaku rubah yang geram
Jisung penasaran dengan tamu nya ini, rupa nya sangat misterius, namun bisa ia yakini yang bertamu adalah seorang wanita. Dengan posisi yang memunggungi jisung tak sopan, memakai baret hitam, pakaian nya serba hitam namun sangat elegan di mata Jisung, Jisung sangat penasaran dengan sosok tamu yang memunggungi nya ini
Wanita tersebut berbalik, dengan lipstik merah tebal pekat, bibir nya tersenyum, tatapan nya bahkan sangat anggun, wanita ini sangat cantik bak dewi, namun setelah Jisung telusuri wajah tersebut, ia kenal dengan sosok di hadapan nya itu, sosok yang informasi nya Jisung cari semalam
"Im.. NENEK IM?!?!!" ucap Jisung terkejut
Im nayeon menyungging senyum remeh pada Jisung. Tak jisung sangka wanita tua berumur sembilan puluh tahun bisa secantik wanita muda Korea zaman sekarang. Jisung sempat mengedipkan mata nya berkali kali, tidak mungkin seorang nenek dukun dari hutan berpenampilan seperti orang kota
"NENEK KOK BISA MUDA BANGET?!?!?! CANTIK PULA NEK" puji Jisung heboh
"Lantas bagaimana sama kamu? umur kamu lebih tua dari saya, bahkan umur kamu ribuan tahun lebih tua dari saya, tapi kamu kelihatan muda" ucap Nayeon
"Itumah anugrah nek, bilang aja iri" ucap Jisung
Sejujurnya Nayeon kesal disaat diri nya dipanggil dengan sebutan nenek, padahal ia sengaja menggunakan ilmu hitam untuk membuat wajah nya awet muda agar Jisung beserta saudara nya tak mengejek diri nya ini
"Btw nek, kok nenek bisa disini? trus saya mau nanya, nenek beneran jadi penulis? nenek tinggal dimana sekarang? pakaian nenek kok mewah banget? duit dari mana nek beli baju mahal? hasil pesugihan ya?" tanya Jisung dengan ribuan pertanyaan
"Saya kesini cuma ingin bilang, setiap ekormu menanggung satu kisah dari sembilan novel yang saya tulis, sembilan ekormu memiliki satu kisah hidup mu beserta saudara mu" tutur Nayeon
Tak mengerti, Jisung tak mengerti dengan apa yang di ucapkan Nayeon. Tutur Nayeon terdengar sangat menyeramkan, tatapan anggun tadi berubah menjadi kosong, hampa seperti tak ada isi nya, raut wajah nya pun dingin, hingga Jisung merasa bulu kuduk nya merinding
".......Hah? Nenek ngomong apa sih? makin tua kok makin gak jelas? apa jangan jangan karena lingkungan kota sifat nenek jadi makin berubah?" tanya Jisung tak sopan
"Saya hanya memperingati, apa yang kamu lakukan sekarang sama Hyunjin, tidak menjamin masa depan kalian berakhir baik, percuma kamu ingin melawan takdir jika akhir dari kisah kalian sama seperti dulu. Karena tak ada gumiho, yang dibiarkan jatuh cinta" tutur Nayeon
"Kalo gitu, nenek jago kan sama sihir? bisa ubah takdir kita jadi lebih baik dari sebelum nya?" tawar Jisung
"Itu di luar kendali saya, peran saya di hidup kamu, di kisah kamu, hanya sebagai penuntun apa yang boleh kamu lakukan dan apa yang tidak boleh kamu lakukan, tugas saya memperingati kamu, jika kamu membuat kesalahan di dunia" ucap Nayeon
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine tailed [hyunsung]
Fanfic[Pending] Meski lelah ia menunggu, meski rindu ia tahan, meski sulit ia hadapi, sebab akhir bahagia butuh usaha Han jisung si lelaki rubah yang di selimuti rindu teramat pada sang terkasih, sang terkasih yang sudah lama tiada. Halusinasi selalu iku...