αησмαℓι 12: 𝖽𝗂𝗄𝖾𝖼𝖾𝗐𝖺𝗄𝖺𝗇

89 27 4
                                    

Hujan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan lagi....

Gue memandangi derasnya hujan yang mengguyur kota Bogor. Kota dengan julukan kota hujan ini memang kerjaannya yah hujan.  Kayaknya gak ada satu hari tanpa hujan di kota Bogor.  Walaupun hujannya cuman sepuluh menit, tapi namanya hujan.  Sudah itu mau sepuluh menit ataupun seharian, pasti kencang bak air ketumpahan. 

Sepekan ini hujan memang selalu terjadi di kota Bogor. Maksudnya tuh bisa seharian gitu loh hujannya.  Bukan cuman duapuluh menit atau sejam.  Tapi benar-benar seharian.  Jam tujuh pagi mendung dilanjutkan hujan pada pukul Sembilan.  Ketika jam dua belas siang baru agak terangan itupun biasanya jam dua siangnya kembali hujan.

Awal-awal hujan gue sempat panik karena festival makanan masih berjalan.  Tetapi bunda yang selalu melihat positif dalam segala hal, melihat hujan ini bisa membuat sotonya tambah laku.

"Soto itukan hangat, Ka.  Enak kalau dimakan pas keadaan dingin terutama pas hujan...."

Padahal kalau orang laper juga gak ngeliat panas atau hujan. Tapi biarin deh bunda mau ngomong apa aja terserah bunda.  Asalkan bunda senang ngejalaninnya, gue juga senang melihatnya.

Oh, yah...  Sepuluh hari berakhir sejak terakhir gue ketemu Shea.  Iya, ketemu dan berakhir dengan kekecewaan dalam diri gue. Berarti kira-kira dua bulan sepuluh hari sejak ia gak masuk sekolah. 

Banyak perubahan besar sejak Shea memutuskan untuk pergi. Guru-guru mengatakan jika mereka senang mengajar di kelas gue.  Teman-teman sekelas juga bilang kalau suasana kelas makin damai, secara biang onar dikelas sudah gak ada lagi.  Gue juga kembali berkativitas seperti biasa.  Apalagi sepuluh hari belakangan ini, gue memutuskan untuk berhenti mencari Shea.  Termasuk Eric, Kenzo, Elang, Felix, dan Bian juga ikut berhenti mencari Shea.

Sehari setelah gue bertemu dengan Shea gue langsung melapor ke Teh Nila.  Gue bilang kalau gue ketemu sama dia.  Gue bilang kalau sudah berusaha membujuk Shea tapi dia nolak.  Teh Nila jelas terlihat kecewa.  Gak...  Dia gak kecewa karena gue nyerah untuk membawa kembali Shea.  Tapi dia kecewa sama Shea-nya.  Teh Nila hanya mengucapkan terimakasih dan menghargai segala kerja keras gue.  Dia juga bilang kalau dia gak punya hak untuk ngelarang gue terus berusaha membawa Shea kembali.

Disitulah gue dan teman-teman gue berhenti mencari Shea. Nyatanya, orang yang kita cari sudah ditemukan tetapi dianya tidak menginginkan untuk kembali.

Tiga hari kemudian Teh Nila secara tiba-tiba datang ke sekolah. Mukanya lesu banget dan dia mau ngomong sama gue. Dia bilang ada yang mau ia omongin sekaligus mentraktir kita-kita yang sudah berusaha mencari Shea.  Tentu gue terkejut tapi Eric yang suka sama gratisan kesenangan benget.

Akhirnya di satu kafe daerah Bangbarung, gue, Eric, Kenzo, Elang, Bian, dan Felix –oh ya juga Teh Nila--, terduduk sore itu.  Awalnya biasa aja.  Sampai, tiba-tiba aja Teh Nila nangis.  Rupanya dia itu kecewa banget karena sudah berusaha bujuk Shea tapi Sheanya gak mau.

??????? ????????? ????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang