αησмαℓι 10: 𝗌𝖾𝖽𝗂𝗄𝗂𝗍𝗇𝗒𝖺 𝗉𝖾𝗍𝗎𝗇𝗃𝗎𝗄

124 26 3
                                    

"Bro, lu gak ada petunjuk lain apa?"  Bian menghela nafasnya dengan kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bro, lu gak ada petunjuk lain apa?"  Bian menghela nafasnya dengan kesal.  "Gue memang anak suka nongkrong, tapi gue gak pernah nemu si Shea itu. Daripada nongkrong, sepekan ini gue benar-benar nyari orang.  Datang satu tempat langsung tanya-tanya.  Bukan duduk sambil makan...."

"Lagian lu yakin si Shea ada di kota Bogor?  Bisa jadi dia anak hits Cibinong.  Atau tuh orang ke Depok.  Atau kabur ke puncak—"

"Ngapain dia kabur ke puncak?"  Potong gue terhadap Eric.

"Yah bisa aja kan.... Tinggal di villa puncak sambil mikir mau ngapain.  Tenangin pikiran disana sambil mikir masa depan.  Cocok tuh suasana puncak untuk begituan..."

"Begituan apa?"  Tanya Elang sambil cekikan gak jelas.  Yang buat Eric ikut tertawa.

"Gak akan selama itu juga kali...."  Ujar gue membantah.  "Yah, ini tuh udah hampir pekan ketiga.  Selama itu dia mikir dengan uang yang pastinya gak sedikit habisnya kalau ia tinggal di puncak, gak masuk akal."

"Okay, kalau uang si Shea gak banyak berarti dia tinggal di Jakarta.  You know lah, Jakarta banyak banget tempat tinggal yang murah.  Kakak sepupu gue aja, gaji satu juta bisa dapat tempat tinggal yang lumayan di apartment.  Yah, walaupun bayar listrik sama air bikin menjerit.  Tapi lumayan lah..."  Itu Kenzo yang menyampaikan pendapat dengan panjang lebar.

Gue hanya menghela nafas. Tak butuh waktu lama hingga gue menidurkan diri ke karpet rumah Felix.  "Sia-sia banget dua pekan ini nyari...."

"Lagian clue-nya dikit banget sih..."  Itu Felix, sang pemilik rumah, datang membawakan ssirup.

"Di upgrade sirupnya jadi es buah!"  Teriak Eric senang.

Eh, iya, gue baru sadar kalau ada potongan buah di sirup tersebut.  Bukan berarti bisa disebut es buah sih mengingat banyakan air daripada buahnya. 

Karena sering banget main ke rumah Felix, kita (Gue, Kenzo, Bian, Eric, dan Elang) memang gak segan-segan lagi untuk ngabisin makanan dan minuman yang dihidangkan.  Contohnya aja kayak gini, baru aja naruh nampan di meja, kita langsung meminum sirupnya.

"Ibu gue buat ini untuk Keisha.  Kelasnya ada acara gitu deh...  Masih banyak sisa."  Kata Felix sebelum ikut minum.

"Seger banget!  Bawa sisanya!"  Teriak Kenzo gak tahu malu.

"Iya, Lix.  Gue mau lagi!"  Sambet si Elang ikut-ikutan.

Melihat minuman yang lain telah habis, Felix menghembuskan nafasnya perlahan.  "Iya, deh.  Gue bawa aja semuanya.  Ibu gue salah ngitung pas buat sampe sisanya ada tiga liter..."  Gumamnya sambil keluar dari ruangan.  Mengambil minuman lagi.

"Okay, kembali lagi..." Itu Elang yang bicara.  "Lu gak bisa lapor polisi aja?"

Gue menghela nafas, "Kan udah di bilang, kalau bisa lapor polisi kalian pada gak usah ikutan nyari shea."

??????? ????????? ????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang