αησмαℓι 16: 𝖻𝗎𝖺𝗁 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗄𝖾𝖼𝖾𝗋𝗈𝖻𝗈𝗁𝖺𝗇

25 8 0
                                    

Previously

Banyak hal yang ingin gue lontarkan ke Arka. Termasuk kemarahan karena telah membuat gue terjungkal sendiri dan berakibat kaki gue terkilir. Sayangnya itu terkalahkan akan suatu hal. Perlahan kepalan tangan gue mengendur.

Arka tersadar telah menahan tangan gue dengan kuat, perlahan melonggarkan pegangan tangannya.

Pelan, gue mengenggam tangan Arka. Tenggorokan gue tercekat dengan tangisan. Gue harap genggaman tangan gue bisa menyampaikan suara hati gue.

Terimakasih Arka telah mengejar gue. Bukan hanya karena mengejar guedijalan sepi ini. Tetapi telah mengejar guesetelah menolak pulang pertama kali.

Lu adalah orang asing pertama yang melakukan hal itu.
.
.
.
.
.

Raut wajah gue tetap sama sepuluh menit terakhir ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raut wajah gue tetap sama sepuluh menit terakhir ini. Wajah gue mengerut mendengarkan Arka yang menggerutu.

Boro-boro dia menenangkan guesaat nangis sesenggukan. Gue memang nangis. Sayangnya Arka malah bilang kalau nangis ditengah jalan sangat berbahaya sehingga menyuruh gue untuk menyingkir dari jalanan. Tentunya dia membantu gue untuk berjalan. Benar-benar deh.... Perkataan dia dengan bahasa baku, muka tenang, dan nada kelewat datar berhasil menghilangkan kesedihan gue. Bukan digantikan dengan kebahagiaan, gue kesal karena jalan pikiran Arka yang benar-benar tidak tertebak. Yah, walau harus gue akui, perkataan Arka cukup masuk akal.

Arka tidak menggerutu ke gue. Dia sedang teleponan dengan Eric untuk menjemput kita. Sepuluh menit ini teman sekelas gue yang sangat menyebalkan itu belum sampai juga. Padahal gue yakin, kita gak sejauh itu.

"Lu kemana sih?" Itu Arka yang bertanya dengan nada tinggi.

Baru kali ini gue mendengar Arka berbicara tidak formal. Bunda memang mengatakan bahwa Arka berbica menggunakan gue-lu ke Eric. Tetap saja, gue masih terkejut mendengar Arka benar-benar berbicara menggunakan kata-kata tersebut.

"Salah-salah. Kan gue bilang belok kanan. Kalau lu ketemu Apple Pie berarti salah. Ini berlawanan arah dari Apple Pie." Lagi-lagi Arka mencoba menjelaskan arahnya kepada Eric.

Gue menghela nafas, "Boleh gue bicara sama Eric?"

Arka terdiam sebentar, "Mau bicara?" Tanyanya ke gue.

"Biar gue bicara. Kayaknya dia perlu dimarahin sedikit." Lanjut gue lagi. "Sumpah Ka, gue berharap Eric cepat datang. Nyamuknya gak kuat. Bisa-bisa gue mati kehabisan darah karena digigit nyamuk."

Arka mengangguk dan memberikan hp-nya ke gue.

"Lu dimana sih anjing?!" Sembur gue ke Eric.

??????? ????????? ????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang